Langgam.id - Ryan Kaji merupakan anak berusia 9 tahun asal Texas, Amerika Serikat disebut-sebut sebagai bocah dengan dengan penghasilan fantastis.
Bagaimana tidak, di usia yang masih sangat muda itu, Ryan bisa mendapat penghasilan hingga 30 juta dollar AS atau sekitar Rp 434,2 miliar.
Uang tersebut didapat Ryan dari kanal YouTube yang dikelola diri. Di kanal itu sendiri Ryan Kaji aktif membagikan video unboxing, bermain game, hingga review makanan.
Dilansir dari The Guardian, Ryan mendapat gelar youtuber dengan penghasilan tertinggi sejak tahun 2017 hingga 2020. Pemilik kanal Youtube Ryan’s World itu tidak hanya mendapat penghasilan dari YouTube.
Diketahui Ryan juga menjual produk pakaian dengan merek Ryan’s World. Omzet penjualan pakaian tersebut bahkan bisa mencapai 200 juta dollar AS atau sekitar Rp 2,89 triliun.
Baca juga: Demi Bergaya Hidup Mewah, Pria di Inggris Ini Tega Curi Uang Orang Tuanya Rp615 Juta
Selain itu, Ryan Kaji juga memiliki kesepakatan kerja sama dengan Nickelodeon. Namun begitu, nilai kontrak kerja sama tersebut tidak dipublikasikan.
Saking populernya Ryan, bahkan pihak keluarga bocah itu memutuskan untuk merubah nama belakang mereka. Sebelumnya mereka menggunakan nama belakang Guan, namun sekarang telah diganti menjadi Kaji untuk mengikuti kepopuleran bocah 9 tahun itu.
Ryan sendiri pertama kali terjun ke dunia YouTube sejak Maret 2015 lalu. Layaknya, anak-anak pada umumnya Ryan tertarik pada YouTube setelah menonton video review mainan.
Ryan yang melihat anak-anak seusianya sudah tampil di YouTube akhirnya meminta sang ibu membuatkan video yang sama untuk dirinya.
Sejauh ini, keluarga Ryan sudah memiliki sembilan kanal YouTube yang mereka kelola sendiri. Dari kesembilan kanal tersebut, akun miliki Ryan yakni Ryan’s World menjadi yang paling populer. Sejauh ini saja kanal tersebut telah memiliki 30 juta subscribers dengan total 47,7 miliar viewers.
Baca juga: 2 Turis Terjatuh di Ketinggian 6.300 Kaki Saat Naiki Extreme Swing di Dagestan Rusia
Namun begitu, kesuksesan Ryan Kaji justru mengundang kecurigaan beberapa pihak. Menurut laporan, keluarga Ryan terancam diselidiki pihak berwajib.
Pasalnya, Komisi Perdagangan Federal AS menduga pihak Ryan tidak melaporkan dengan benar nilai iklan video di akun yang mereka kelola.
Salah satu pengawas konsumen, Truth In Advertising menjelaskan bahwa terdapat sembilan persen dari video Ryan menyertakan satu rekomendasi produk berbayar untuk anak pra sekolah. Rekomendasi dianggap sebagai iklan bukan ulasan.