Bertentangan Dengan Adat, Batik Minang Jangan Pakai Motif Mahkluk Hidup

Bertentangan Dengan Adat, Batik Minang Jangan Pakai Motif Mahkluk Hidup

Herwandi dalam orasi ilmiah ketika ia dikukuhkan menjadi Guru Besar Tetap dalam bidang Arkeologi di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas (Unand) dalam rapat majelis guru besar Unand di Gedung Convention Hall (Foto: Rahmadi)

Langgam.id - Kain batik khas Minangkabau seharusnya tidak bermotif makhluk hidup. Sebab, hal itu dianggap bertentangan dengan nilai-nilai adat Minangkabau. Namun seringkali tidak dipahami masyarakat Minang itu sendiri.

Hal ini dipaparkan Herwandi dalam orasi ilmiah ketika ia dikukuhkan menjadi Guru Besar Tetap dalam bidang Arkeologi di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas (Unand) dalam rapat majelis guru besar Unand di Gedung Convention Hall, Senin (7/10/2019). Orasi ilmiahnya berjudul “Arkeologi Seni: Pola Hias Minangkabau dari Artefak Seni ke Motif Batik Kreatif di Sumatra Barat”.

Ia mengatakan, banyak masyarakat yang tidak mengerti filosofi adat Minangkabau. Contohnya motif layang-layang dibuat burung nyata. Lalu, alang babega dibuat gambar elang nyata.

Ada juga yang menggambarkan kuda pedati dengan kuda nyata, kemudian kabau padati juga demikian. “Itu sebenarnya tidak boleh dalam adat. Sebab, tradisi Minang itu abstrak, seninya berlandaskan Islam yang tidak boleh menggambarkan makhluk hidup secara natural. Jadi Islam yang menentukan,” katanya.

Ia mengaku telah memberikan pemahaman kepada sejumlah pengrajin batik. Namun, banyak yang tidak mau mengubah motifnya dengan alasan permintaan pasar butuh menggambar makhluk hidup.

“Saya sudah katakan, tapi mereka bilang orang minta kayak gitu pak. Ya gimana lagi, yang jelas itu tidak sesuai dengan adat Minangkabau,” ujarnya.

Menurutnya, filosofi adat Minangkabau yang mengikuti Islam bahwa seni tidak boleh menggambarkan binatang. Hal ini mungkin saja berbeda dengan batik dari daerah lain yang memiliki motif binatang.

“Intinya kalau ada yang buat pakai gambar binatang berarti mereka tidak mengerti adat Minang, kalau selain Minang terserah mereka lah,” katanya.

Ia berharap agar masyarakat memahami hal ini, bahwa tidak ada pengambaran binatang secara nyata dalam motif pola hiasan dalam adat Minangkabau.

Menurutnya, pola hias di Minangkabau berdasarkan nama tumbuhan seperti Aka Cino Sagagang, Aka Badaun, Aka Bapilin dan lainya. Sedangkan pola hias berdasarkan nama binatang yaitu Ayam Mancotok, Gajah Badorong, Itiak Pulang Patang dan masih banyak lainnya. (Rahmadi/RC)

Baca Juga

Rektor UNAND Keluarkan Edaran Disiplin ASN Selama Libur Idul Fitri
Rektor UNAND Keluarkan Edaran Disiplin ASN Selama Libur Idul Fitri
Pengumuman Hasil SNBP 2025, UNAND Terima 2.350 Mahasiswa Baru
Pengumuman Hasil SNBP 2025, UNAND Terima 2.350 Mahasiswa Baru
Rektor Universitas Andalas (UNAND) Efa Yonnedi memastikan bahwa tidak ada kenaikan biaya Uang Kuliah Tunggal (UKT) pada tahun ajaran baru
Tindaklanjuti Edaran KPK, Rektor UNAND Tegaskan Komitmen Cegah Gratifikasi Hari Raya
Lantik Wadek Faperta dan FK, Rektor UNAND Tekankan Inovasi di Tengah Efisiensi Anggaran
Lantik Wadek Faperta dan FK, Rektor UNAND Tekankan Inovasi di Tengah Efisiensi Anggaran
Webometrics mengeluarkan daftar universitas terbaik di Indonesia untuk edisi Juli 2023. Webometrics Ranking of World Universities diinisiasi
Resmi jadi Lembaga Nazhir Wakaf Uang, UNAND Perkuat Filantropi Islam di Lingkungan Akademik
UNAND Perkuat Kerjasama Pendidikan dengan Saudi, Tawarkan Bangun Arab Saudi Corner
UNAND Perkuat Kerjasama Pendidikan dengan Saudi, Tawarkan Bangun Arab Saudi Corner