Berkendaraan yang Sehat dan Selamat

Berkendaraan yang Sehat dan Selamat

Donny Syofyan, S.S., Dippl. PA., M.HRM., M.A. (Foto: Dok. Pribadi)

Setidaknya sudah dua kali kecelakaan serius dalam dua minggu terakhir di Sumatera Barat, yakni kecelakaan beruntun di Panyalaian yang melibatkan 9 kendaraan dengan 3 orang meninggal (26/1/2023) dan kecelakaan beruntun yang terjadi di simpang Padang Baru, atau simpang Bappeda Sumatra Barat, depan Masjid Raya Sumatra Barat (27/01/2023). Pelbagai penyebab kecelakaan bisa terjadi, seperti rem yang blong atau rem mendadak, kebut-kebutan, dan lain-lain.

Kecelakaan lalu lintas jalan adalah salah satu penyebab utama kematian akibat cedera. Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) dari 2019 menunjukkan peningkatan tren prevalensi cedera menjadi 8,2 persen dari 7,5 persen pada 2018.

Lebih lanjut data ini mengungkapkan 40,6 persen dari total kasus cedera di Indonesia akibat kecelakaan sepeda motor, sementara 40,9 persen kasus adalah cedera dari jatuh atau kena tabrak di jalan raya. Proporsi cedera yang disebabkan oleh transportasi darat (sepeda motor, mobil dan lainnya) berdiri di 47,7 persen pada 2019, naik dari 25,9 persen pada tahun 2020.

Lewat tulisan ini, saya ingin berbagi pengalaman saya berkendaraan di Australia. Menurut saya pengalaman berkendaraan di negeri kangguru ini sedari awal mencoba memenuhi dua persyaratan penting, yakni sehat dan selamat.

Sehat bermakna bahwa mobil layak jalan, sementara selamat adalah konsekuensi dari unsur mobil yang sehat, bahwa pengemudi motor/mobil menjalankan kendaraan yang memenuhi persyaratan atau mengikuti aturan yang menjauhkan atau mencegah terjadinya kecelakaan.

Saya tinggal di Clayton, sebuah kawasan yang berada di tenggara kota Melbourne, negara bagian Victoria. Ketika membeli mobil, saya harus melakukan dua hal sebelum boleh menyetirnya. Tanpa dua hal ini, menggunakan kendaraan adalah ilegal.

Pertama, bila mobil yang dibeli adalah mobil bekas, maka Anda harus mendapatkan apa yang disebut dengan Certificate of Roadworthiness (RWC). Ini adalah sertifikat kelayakan dari kendaraan. Dengan sertifikat ini, kendaraan sudah memenuhi syarat-syarat untuk layak jalan.

RWC ini bisa didapatkan di bengkel-bengkel yang memang menyediakan layanan RWC, karena tidak semua bengkel mendapat izin atau menyediakan layanan RWC. Di kita, ini kurang lebih sama dengan lulus uji KIR.

Kedua, saya harus mendaftarkan mobil saya ke VicRoads, lengkapnya VicRoads and Public Transport Victoria. Ini adalah sebuah lembaga yang merupakan bagian Dinas Perhubungan. Mendaftarkan mobil sama dengan membayar pajak mobil. Dengan melakukan pendaftaran kendaraan, saya mendapatkan plat baru untuk mobil yang saya beli.

Saya tidak boleh menggunakan plat lama dari mobil bekas yang saya beli. Salah satu persyaratan untuk melakukan registrasi kendaraan adalah Certificate of Roadworthiness (RWC) tadi. Tanpa RWC, saya tidak bisa melakukan registrasi atas kendaraan yang saya beli.

Untuk melakukan registrasi ini, saya harus mengontak kantor VicRoad yang tersebar di seluruh kawasan negara bagian Victoria. Kita harus memesan jadwal pendaftaran kendaraan terlebih dahulu, tidak langsung langsung datang dan dilayani. Seringkali kantor VicRoad terdekat sudah penuh hingga beberapa minggu ke depan.

Untuk itu, lewat bantuak call center, kita akan diberitahukan kantor dan jadwal VicRoad yang kosong. Pengalaman saya membeli mobil pertama kali, saya harus menyetir ke kantor VicRoad di Broadmeadow, berjarak lebih kurang 50 km dari tempat saya tinggal di Clayton.

Mengingat mobil yang saya beli belum terdaftar sementara saya harus menyetir mobil ke kantor VicRoad untuk mendaftarkan kendaraan saya, maka saya harus menelpon pihak VicRoad agar saya diizinkan untuk bisa mengendarai kendaraan pada hari H pendaftaran. Untuk itu, saya harus membayar setidaknya untuk satu hari waktu pendaftaran via online lewat kartu debet/kredit.

Jangan coba-coba berkendaraan yang belum terdaftar sebab mobil polisi saat berpapasan memilik sensor yang bisa mendeteksi plat kendaraan yang belum terdaftar. Denda yang harus dibayar karena mengemudikan kendaraan yang belum terdaftar atau pajaknya mati sama dengan jumlah pajak mobil setahun. Untuk pajak mobil saya, pajaknya setahun sekitar $800 per tahun (IDR 8.6 juta).

Mencermati dua hal tersebut—kewajiban untuk mendapatkan sertifikat layak jalan bagi kendaraan dan kewajiban memiliki plat kendaraan baru (dan ini hanya bisa diperoleh dangan adanya sertifikat layak jalan)—sebetulnya adalah upaya awal agar berkendaraan yang sehat dan selamat sudah dimulai sebelum menjalankan kendaraan.

Di Indonesia, kasus-kasus rem bolong atau tidak pakem, ban pecah (bukan karena kena benda tajam tapi karena memang sudah ‘botak’), steer yang bermasalah, pembuangan yang jelek yang ditandai oleh asap kendaraan yan hitam, dan sebagainya jangan-jangan terbuhul dengan kendaraan yang memang tidak layak jalan, tidak pernah diuji KIR atau bahkan secara adminsitratif tidak bayar pajak.

Saya ingin menambahkan dua hal lain yang secara diametral sangat disepelekan di Tanah Air saat berkendaraan, mobil atau motor, yakni sabuk keselamatan dan batas kecepatan. Di Australia sabuk keselamatan (safety belt) wajib digunakan, tidak cuma untuk sopir tapi seluruh penumpang mobil.

Banyak kejadian bahwa penumpang selamat ketika terjadi kecelakaan berkat penggunaan sabuk keselamatan. Bagi yang tidak menggunakannya, siap-siapa saja kena tilang yang terekam oleh CCTV yang tersebar di banyak titik di jalan-jalan di Australia. Tidak jarang polisi mengejar pengemudi yang mengabaikan sabuk keselamatan begitu sudah terekam oleh kamera CCTV.

Demikian pula dengan batas kecepatan (speed limit). Biasanya, batas kecepatan ini diketahui lewat rambu-rambu yang ada di pinggir jalan atau lewat angka digital yang tampak saja berada di atas mobil pada beberaoa titik di jalan bebas hambatan.

Lagi-lagi denda untuk yang melewati batas kecepatan ini tidak main-main. Saya pernah kena tilang karena melewati batas kecepatan 65 km/jam di sebuah jalan dengan batas 60 km/jam. Karena saya menyetir mobil perusahaan, surat tilang yang berdasarkan rekaman CCTV datang ke kantor.

Di situ tertulis kantor harus membayar denda sekitar $3000 (IDR 30 juta lebih). Akhirnya kantor menjelaskan kepada pihak VicRoad yang mengeluarkan tilang bahwa sayalah yang menyetir pada jam tersebut sehingga surat tilang diarahkan kepada saya.

Karena yang membayar tilang adalah saya pribadi, bukan kantor, maka jumlah denda berkurang sepersepuluh, yakni $300 (lebih IDR 3 juta), tapi tetap saja mahal. Semakin tinggi tingkat kecepetan yang melebihi batas kecepatan maksimal, maka semakin tinggi tarif denda yang harus dibayar.

Seusai kejadian itu saya benar-benar kapok dan selalu waspada memperhatikan rambu-rambu atau angka digital batas kecepatan di jalan.

Banyak hal lain yang bisa saya kisahkan bagaimana persyaratan dan aturan berkendaraan di Australia sangat ketat, tapi semuanya demi keselamatan pengguna jalan raya.

Tapi secuil cerita di atas setidaknya bisa menjadi pelajaran bagi kita di Tanah Air bahwa berkendaraan bukanlah aktivitas bermain-main yang mengabaikan aturan kepemilikan kendaraan dan aturan keselamatan di jalan raya.

*Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas

Tag:

Baca Juga

Angka Kecelakaan di Padang Turun 29,8% Selama Operasi Ketupat Singgalang 2024
Angka Kecelakaan di Padang Turun 29,8% Selama Operasi Ketupat Singgalang 2024
Kecelakaan Beruntun di Silaing, 1 Luka Berat 12 Luka Ringan
Kecelakaan Beruntun di Silaing, 1 Luka Berat 12 Luka Ringan
Kecelakaan maut terjadi di Jalan Sumbar-Riau tepatnya Lubuk Bangku, Jorong Air Putih, Nagari Sarilamak, Kecamatan Harau, Limapuluh Kota
3 Orang Meninggal, Begini Kronologi Kecelakaan Maut di Limapuluh Kota
Kecelakaan maut terjadi di Jorong Batang Gadih, Nagari Batipuh Baruah, Kecamatan Batipuh, Kabupaten Tanah Datar pada Senin (9/10/2023)
Kecelakaan Maut di Batipuh Tanah Datar, 1 Pengendara Motor Meninggal
Rem Truk dari Solok ke Padang Blong di Indarung, Satu Orang Meninggal
Rem Truk dari Solok ke Padang Blong di Indarung, Satu Orang Meninggal
Ditlantas Polda Sumbar menyebutkan bahwa terjadi penurunan angka kecelakaan (laka) pada Operasi Patuh Singgalang 2023 dibandingkan
Turun Dibanding 2022, 91 Laka Terjadi Selama Operasi Patuh Singgalang 2023