Langgam.id – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan sebaran hujan sangat lebat hingga ekstrem yang terjadi hampir merata di Sumatera Barat dalam periode 26 November hingga 27 November 2025 pukul 07.00 WIB. Berdasarkan pemantauan dari 91 pos hujan dan alat otomatis pemantau cuaca (aloptama), hujan intensitas tinggi tercatat mendominasi sejumlah daerah, terutama kawasan pesisir dan dataran tinggi.
Pranata Meteorologi dan Geofisika (PMG) Madya Stasiun Klimatologi Sumbar Rizky A. Saputra mengatakan hujan dengan intensitas sangat lebat terukur di sejumlah titik seperti Batipuh (Tanah Datar), Tandikat (Padang Pariaman), Maninjau dan Koto Tuo (Agam), Bonjol (Pasaman), Gunung Tuleh (Pasaman Barat), serta beberapa kawasan Kota Padang, termasuk kawasan tambang Semen Padang, Bandar Buat, Limau Manih–UNAND, Nanggalo, dan Lubuk Minturun.
“Sebaran hujan sangat lebat ini menunjukkan bahwa dalam 24 jam terakhir pembentukan awan hujan cukup masif dan merata, terutama di wilayah-wilayah yang berdekatan dengan topografi perbukitan dan pesisir barat Sumbar,” jelas Rizky, Kamis (27/11/2025).
Tidak hanya sangat lebat, beberapa wilayah bahkan mencatat hujan kategori ekstrem, yakni dengan intensitas yang jauh di atas ambang normal harian. Lokasi yang terdampak hujan ekstrem antara lain Malalo (Tanah Datar), Sei Geringging, Ulakan Tapakis, BPP Sintuk, Limau Purut (Padang Pariaman), Tiku dan Lubuk Basung (Agam), Kinali (Pasaman Barat), Pariaman Kota, Sungai Limau, hingga Stasiun Klimatologi Padang Pariaman.
Dari semua titik pengamatan, curah hujan tertinggi tercatat di Stasiun Klimatologi Sumatera Barat di Padang Pariaman, mencapai 218 mm dalam 24 jam, yang oleh BMKG dikategorikan sebagai hujan ekstrem.
“Angka 218 mm itu sudah termasuk kategori ekstrem dan berpotensi memicu banjir, banjir bandang, serta longsor di wilayah sekitar. Masyarakat perlu meningkatkan kewaspadaan, mengingat kondisi tanah sudah jenuh oleh air,” kata Rizky.
BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi, terutama di daerah rawan seperti bantaran sungai, lereng perbukitan, dan kawasan dengan drainase terbatas. Rizky juga meminta warga mengikuti pembaruan informasi cuaca melalui kanal resmi BMKG.
“Pantau terus peringatan cuaca dan informasi iklim melalui kanal resmi BMKG agar masyarakat dapat mengantisipasi potensi dampaknya,” ujarnya.
BMKG menutup laporan dengan mengajak masyarakat tetap berhati-hati dalam beraktivitas di luar ruangan, mengingat hujan intensitas tinggi masih berpotensi terjadi di hari-hari berikutnya. (*/Yh)






