Langgam.id - Festival Pamalayu bakal ditabuh Pemerintah Kabupaten Dharmasraya pada Kamis (22/8/2019). Peluncuran festival perdana ini akan berlangsung di Ruang Sanken, Museum Nasional, Jakarta atau tempat disimpannya Arca Amogaphasa dan Bhairawa dari Dharmasraya.
Saat peluncuran, juga akan digelar Seminar Nasional bertajuk ‘Menyingkap Tirai Dharmasraya’. Seminar yang akan dibuka Bupati Dharmasraya, Sutan Riska Tuanku Kerajaan itu, akan dibedah oleh Dirjen Kebudayaan Hilmar Farid, Arkeolog Bambang Budi Utomo, dan Sejarawan Wenri Wanhar.
Bupati Dharmasraya Sutan Riska Tuanku Kerajaan mengatakan, selepas peluncuran, Festival Pamalayu akan menampilkan beragam diorama sejarah dan budaya, serta atraksi menarik. Menurutnya, kegiatan yang hadir dalam festival tersebut merupakan siar Dharmasraya yang dihuni oleh penduduk beragam, aneka budaya, rupa pesona, wujud kesatuan nusantara.
Festival Pamalayu ini diharapkan menggenjot kunjungan wisatawan dan tentunya akan berdampak bagi kesejahteraan masyarakat.
“Ini cara kita, (mengajak semua) merayakan Dharmasraya. Harapan kita, investasi semakin mengalir, perekonomian berkembang dan muaranya adalah kesejahteraan masyarakat,” kata Sutan Riska Tuanku Kerajaan saat menggelar konfrensi pers di salah hotel Kota Padang, Senin (19/8/2019).
Sementara itu, Direktur Langgam Institute Pandong Spenra menjelaskan, Festival Melayu adalah rangkaian agenda yang direntang selama lima bulan.
“Di Jakarta hanya pembukaan sekaligus seminar nasional. Kegiatan selebihnya digelar dipelbagai tempat di Dharmasraya hingga 7 Januari 2020,” katanya.
Menurut Pandong, kegiatan ini merupakan kolaborasi Pemkab Dharmasraya dengan Langgam Institute dan Langgam Production. Ada yang dihandel Langgam Institute dan Production, ada pula yang ditangani langsung Pemkab Dharmasraya yang juga bekerja sama dengan berbagai pihak.
Sedikitnya, lanjut Pandong, ada 10 jenis acara dalam Festival Pamalayu. Mulai dari peluncuran Festival Pamalayu dan seminar di Museum Nasional, Jakarta, pada 22 Agustus 2019. Lalu, Workshop Heritage dan Trip Jurnalis pada tanggal 26-28 Oktober 2019.
Materi workshop heritage dan trip jurnalis ini nantinya berisi tentang pentingnya memelihara heritage (warisan peninggalan kuno). Sehingga generasi hari ini bisa belajar dari peradaban masa lalu dan sejarah. Sekaligus sebagai potensi penting yang bisa bermanfaat bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Untuk mekanisme peserta, nanti akan disebar secara luas dan akan ada panitia khusus menggarapnya. “Para jurnalis akan dikenalkan dengan berbagai heritage yang ada di Dharmasraya, sekaligus memberi konteks sejarahnya dalam peradaban masa lalu,” jelasnya.
Serangkaian Festival Pamalayu, dalam rentang Agustus-Desember 2019, masyarakat umum bisa ikut merayakan Dharmasraya dengan mengikuti loma vlo g dan foto. Untuk lomba vlog maupun foto, para peserta diminta mengabadikan berbagai peninggalan kuno dan heritage yang ada di Dharmasraya.
“Vlog berdurasi pendek, sekitar 1-3 menit, terbuka untuk umum. Peserta diminta memberi laporan melalui video tentang berbagai atau salah satu peninggalan masa lalu di Dharmasraya, sebagai upaya mempromosikan Dharmasraya,” katanya.
Lomba vlog dan foto akan dimulai pada Agustus hingga pertengahan Desember 2019. Lomba ini dibuka untuk umum dan tidak dibolehkan bagi panitia yang terlibat dalam gelaran festival.
“Setiap vlog harus diposting di media sosial Instagram dan Facebook dengan terlebih dahulu mengikuti akun resmi festival dan menulis tagar tertentu,” beber Pandong.
Selain itu, juga ada lomba untuk para wartawan dengan tema berbagai peninggalan kuno dan heritage yang ada di Dharmasraya. “Tulisan harus dimuat di media cetak dan/atau online dalam rentang Agustus hingga pertengahan Desember 2019. Lomba dibuka untuk wartawan, kecuali panitia yang terlibat dalam festival,” katanya.
Lomba vlog, foto, maupun loma untuk wartawan, berhadiah masing-masing dengan nilai total puluhan juta rupiah. Rincian ketentuan lomba dan hadiah akan segera diumumkan setelah Festival Pamalayu dilaunching.
Setelah rangkaian lomba, puncak Festival Pamalayu adalah bentuk perayaan hari jadi Dharmasraya 7 Januari 2020, selama tujuh hari berturut-turut, 1-7 Januari 2020. Pada puncak perayaan, digelar pelbagai acara yakni Karnaval Arung Pamalayu, Jalan Sehat, Pawai Hari Jadi Dharmasraya, Pameran Artefak Kuno dan Pesta Rakyat. (OSH/RC)