Berita Padang - berita Sumbar terbaru dan terkini hari ini: Batang Arau sungai paling terkontaminasi mikroplastik di Pesisir Barat Sumatra.
Langgam.id - Tim Ekspedisi Sungai Nusantara mengungkapkan bahwa Batang Arau merupakan sungai yang paling terkontaminasi mikroplastik di pesisir barat Sumatra. Hal itu diketahui setelah tim menelusuri sejumlah sungai dari selatan di Provinsi Lampung, Bengkulu hingga Sumbar.
"Sejauh ini di sini (Batang Arau-red) yang paling tinggi kandungan mikroplastiknya di pesisir barat Sumatra. 420 partikel mikroplastik ditemukan dalam 100 liter air," ujar Peneliti Ecoton, Prigi Arisandi di Padang, Rabu (11/5/2022).
Menanggapi temuan itu, Kepala Divisi Advokasi dan Kampanye Walhi Sumbar Tommy Adam meminta adanya upaya pemulihan di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) Batang Arau. "Karena di sini banyak masyarakat yang menggantungkan hidup dari sungai," ujar Tommy kepada langgam.id, Rabu (11/5/2022).
Tommy menilai, persoalan sampah di DAS Batang Arau bukan masalah baru dan sudah terjadi sejak lama. Namun, sampai saat ini, kata Tommy, pemerintah dan sejumlah dinas terkait belum mengeluarkan kebijakan untuk menyelamatkan Batang Arau.
"Harapan kita sejak lama yaitu pemerintah memprioritaskan penanganan timbulan sampah karena tidak hanya merusak keindahan sungai, tetapi juga berdampak pada kesehatan manusia," ungkapnya.
Dikatakan Tommy, Walhi Sumbar juga akan terus mendorong dan mengadvokasi agar Pemko Padang untuk segera mengeluarkan Perda soal larangan menggunakan plastik sekali pakai di tengah masyarakat.
"Walhi sudah mendorong Perda agar bisa mengakomodir sampah. Untuk DAS Batang Arau, sudah dilakukan koordinasi dengan DLH dan Dinas PU supaya jadi prioritas untuk dibersihkan," ucapnya.
Namun, lanjut Tommy, kegiatan pembersihan sungai secara insidentil tidak akan menyelesaikan persoalan sampah di sungai itu. Katanya, harus ada kebijakan yang tegas dari sektor hilir hingga hulu, mulai dari pengurangan sampah, edukasi masyarakat dan penanganan oleh pemerintah.
"Batang Arau merupakan yang paling tercemar, mulai dari hulu hingga ke hilir, semua limbah rumah tangga berakhir di sungai itu. Kami melihat harus ada upaya serius pemulihan Batang Arau oleh pemerintah," tegasnya.
Pemko Padang Dinilai Gagal Kelola Sampah
Sementara, Peneliti Senior Ecoton Prigi Arisandi menelusuri penyebab banyaknya masyarakat yang membuang sampah ke Batang Arau lantaran minimnya fasilitas yang disediakan pemerintah. "Pemkot Padang telah gagal dalam mengelola sampah yang dihasilkan warganya," ujar Prigi.
Hal itu, kata dia, terlihat dari minimnya kontainer sampah di pemukiman yang berada di sepanjang Batang Arau.
"Bak-bak sampah tidak memadai sehingga overlap dan banyak sampah yang tertinggal lalu meluber ke badan sungai," jelasnya.
Sementara itu, Asril (78) warga setempat mengatakan, sampah di muara sungai itu berasal dari hulu. Menurut Asril, kemunculan sampah plastik di sungai itu sudah terlihat sejak 1980-an.
Dikatakan Asril, dulu air Batang Arau masih jernih dan tidak bau. Di sisi kiri dan kanan sungai juga masih ditumbuhi pohon bakau dan nipah.
Sementara saat ini, kata Asril, masyarakat tidak peduli terhadap Batang Arau. Ia pun memaklumi banyaknya sampah yang berakhir di sungai itu, karena minimnya kontainer sampah di sana. "Masyarakat juga semakin banyak di sini," paparnya.
Lebih lanjut dikatakan Asril, untuk kelurahan Batang Arau saja, hanya terdapat satu kontainer sampah. "Di sini ada satu, lalu di kelurahan Palinggam satu, jadi warga yang tinggal di atas bukit itu membuang sampah ke selokan dan berakhir di sungai ini, sebagian warga dari Bukit Gado-Gado juga ke sini," ucapnya.
"Tidak hanya sampah dan air comberan, di bagian hulu itu juga ada air dari limbah karet dibuang ke sungai Batang Arau," imbuh Asril.
Diketahui, secara geografis, DAS Batang Arau mengalir di tengah-tengah pemukiman yang melintasi tiga kecamatan di Kota Padang. Dimulai dari Kecamatan Lubuk Kilangan, lalu melewati kawasan industri karet di Kecamatan Lubuk Begalung dan berakhir di pemukiman padat di Kecamatan Padang Selatan.
Bau menyengat dari sungai akan tercium dari bahu jalan di sisi kiri-kanannya. Namun, hal itu tak menyurutkan kegirangan sejumlah anak-anak bermain di muara Batang Arau, Rabu (11/5/2022).
Baca juga: Jadi Bahan Baku PDAM, Air Batang Kuranji Padang Juga Tercemar Mikroplastik
Saat tim Ekspedisi Sungai Nusantara melakukan aksi penyelamatan Batang Arau dari mikroplastik, terlihat tiga orang bocah sedang asyik berenang di air yang dipenuhi sampah plastik itu.
"Jangan buang sampah ke sungai. Sungai bukan tempat sampah," kata anak-anak itu mengulangi perkataan peneliti Ecoton, Prigi Arisandi.
—