Langgam.id - Kinerja perbankan syariah di Sumatra Barat terus menunjukkan kinerja positif dengan pertumbuhan dua digit. Per Maret 2022, aset perbankan syariah Sumbar sudah mencapai Rp7,95 triliun.
Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang dikutip langgam, Kamis (26/5/2022) mencatatkan sepanjang kuartal pertama tahun ini, aset perbankan syariah Sumbar tumbuh 16,44 persen dari Rp6,83 triliun tahun lalu menjadi Rp7.95 triliun.
Kinerja aset itu didorong optimalnya pertumbuhan penghimpunan dana dan penyaluran pembiayaan yang tetap moncer di tengah upaya pemulihan ekonomi akibat pandemi covid-19.
Penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) perbankan syariah Sumbar tumbuh 15,51 persen menjadi Rp7,5 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp6,5 triliun. Pembiayaan juga tumbuh signifikan mencapai 18,59 persen dari Rp5,13 triliun menjadi Rp6,09 triliun.
Optimalnya kinerja pembiayaan juga dibarengi dengan membaiknya rasio pembiayaan bermasalah atau non performing financing (NPF) di angka 1,86 persen, jauh di bawah angka nasional yang mencapai 2,71 persen. Rasio intermediasi bank atau rasio likuiditas (loan to deposit ratio/LDR) berada di angka 81,12 persen, di mana masih terbuka ruang yang cukup untuk memaksimalkan pembiayaan. Angka itu juga lebih baik dari rasio LDR perbankan syariah nasional yang berada di angka 79,96 persen.
Kepala Perwakilan OJK Sumbar Yusri mengatakan perkembangkan perbankan syariah Sumbar menunjukkan kinerja positif dan diprediksi akan terus membaik mengingat besarnya peluang pengembangan ekonomi syariah di daerah itu.
"Peluang perbankan syariah masih akan bagus, karena potensi pengembangan ekonomi syariah yang besar di Sumbar," katanya.
Apalagi, komitmen pemerintah daerah terhadap pengembangan ekonomi syariah cukup tinggi dengan membentuk Komite Daerah Ekonomi dan Keuangan Syariah (KDEKS) di Sumbar, serta upaya konversi BPD ke syariah.
--