Aroma Nasi Kapau Autentik Menguar di Jakarta Selatan

Langgam.id - Wakil Menteri Agama Indonesia Kabinet Indonesia Maju Zainut Tauhid Sa'adi tak sungkan menyingkirkan sendok garpu dari tangannya, dan kemudian membiarkan jemarinya berlumuran gulai tunjang (kikil). Menyuap dengan tangan, Zainut merasakan sensasi gulai tunjang lebih paripurna.

Jumat (24/2/2023) siang itu, Zainut menjadi salah seorang tamu yang diundang untuk mencicipi jabaran lauk pauk rumah makan Padang yang spesifik menjual masakan Kapau yakni Kapau Rayo. Selain gulai tunjang, Zainut juga melahap sejumlah menu lainnya seperti randang (rendang), gulai gajeboh, dan tentu saja sayur khas kapau.

“Sayurnya enak. Rasanya beda dengan yang pernah saya makan. Ada yang lain tersangkut lama di lidah yakni rempah, bumbu yang dalam banget sangat beda. Tunjang, rendang, gajebih, sayur kapau. Semua enak. Saya jarang makan tunjang, tapi sekarang makan tunjang,” ungkap Zainut.

Zainal Tauhid menyambut baik kehadiran Kapau Rayo dalam perkulineran di Jakarta. Menurutnya, Kapau Rayo memberi khazanah tambahan bagi para penikmat masakan padang terutama Kapau. “Kami sangat bahagia, karena masakan Kapau, semoga bisa menambah referensi bagi masyarakat untuk menikmati dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Karena menyerap tenaga kerja dan karena ini ekonomi kreatif,” ungkapnya.

Pendiri Kapau Rayo, Reza Eka Pahlevi yang duduk semeja dengan Zainut, senyum merekah tak terkira. Jabaran dan pengakuan Zainut sekiranya menjadi penguat baginya dan pengelolaan Kapau Rayo lainnya, bahwa olahan masakan Kapau yang hendak dijual sudah berada di jalan yang benar; autentik nasi Kapau di tanah rantau.

“Saya memimpikan untuk memiliki rumah makan Kapau dengan cita rasa autentik sebagaimana di Ranah Minang. Dengan mimpi itu lah dibangun rumah makan Kapau Rayo ini,” ujar Reza saat peresmian rumah makannya yang berada di Darmawangsa Square, Jalan Dharmawangsa VI, Komplek Ruko Unit-34, Jakarta Selatan, Jumat (24/2/2023).

“Inpirasi buka Kapau Rayo, sudah lama. Tapi bikin yang autentik tak mudah. Pertama ada koki atau tukang masak. Kebetulan ada Mama Ret. Langsung dari Bukittinggi. Setiap makan masakannya, saya suka, tak bisa sahur kalau tak ada makan masakannya. Proses sampai seperti ini lama,” Reza menambahkan.

Kompleks restoran ini sudah menawarkan hawa kenyamanan sejak dari luar hingga di dalam. Pada dinding eksterior dan interior, nuansa Minangkabau amatlah kental. Ada ukiran-ukiran kayu tua bekas ornament rumah gadang dibingkai menghiasi dinding. Nuansa ini semakin menabalkan ketulenan Kapau Rayo sebagai restoran nasi Kapau.

Lampiran Gambar
Wakil Menteri Agama Indonesia Kabinet Indonesia Maju Zainut Tauhid Sa'adi ditemani pendiri atau owner Restoran Kapau Rayo mencicipi lauk pauk Kapau Rayo sesusai peresmian, Jumat (1/3). Foto: Yose Hendra

Selama ini nasi Kapau terkenal di tanah asalnya, Nagari Kapau, Kecamatan Tilatang Kamang, Kabupaten Agam. Nasi Kapau dengan mudah, bahkan sudah menjadi ikon boga di Los Lambuang Bukittinggi. Sementara di tanah rantau seperti Jakarta, nasi Kapau dengan mudah ditemui di bawah fly over Senen.

Lalu apa yang membedakan nasi padang dengan nasi kapau? Secara implisit ada pada kekayaan menu lauknya dan gaya penyajiannya.

Lauk pauk seperti gulai tambunsu, gulai ayam kemumu, serta sayuran dengan perpaduan nangka yang diiris besar-besar, kacang panjang, lobak, adalah ciri khas masakan Kapau, hal yang jarang dijumpai di (rumah makan) masakan Padang biasa.

Nasi ramas Kapau akan didapati lauk yang diinginkan seperti randang ayam dengan potongan besar, atau dendeng ukuran besar juga, ditambah sayuran yang lengkap.

Cara penyajian nasi Kapau juga unik, sangat berbeda dengan rumah makan Padang kebanyakan. Ragam lauk masakan Kapau berjajar di atas paluang; papan berderet secara vertikal), dengan pramusaji berada di atas paluang. Pramusaji langsung berhadapan dengan pembeli.

Maka itu, sanduak (sendok panjang berbahan baku tempurung dan tangkai bambu) menjadi senjata yang identik bagi pramusaji nasi Kapau. Mereka cukup berdiri di belakang, dan dengan sanduak mereka menjangkau beragam gulai yang terletak di panci.

Sementara rumah makan Padang biasanya, ciri khasnya adalah menu lauk di atas piring, saling menghimpit di dalam etalase. Posisi pramusaji menghadap langsung ragam menu, dan sangat mudah dijangkau. Sehingga tidak perlu pakai sanduak.

Dalam khazanah masakan khas Kapau yang ditulis Irnal Sugama, setidaknya ada 35 jenis masakan khas Kapau. Ragam masakan itu sebagian juga ada di masakan Padang secara umum. Yang pasti rasanya pasti berbeda, karena racikan dan bumbunya.

Kapau Rayo yang turut di gelanggang masakan Padang dengan segmen Kapau di Jakarta, harus diakui bukanlah perintis. Namun, Kapau Rayo menggaransi keaslian nasi Kapau di tanah rantau; Jakarta.

“Rendang Kapau Rayo adalah Rendang Hitam (bukan Kalio yang berwarna masih coklat) yang sangat khas aromanya seperti dimasak di kampung halamannya. Gulai Cancang yang terasa bumbunya. Tambunsu (usus sapi yang diisi telur),” ujar Nofrins Napilus.

Lampiran Gambar
Tambunsu salah satu menu andalan Restoran Nasi Kapau Rayo. Foto: Yose Hendra

Ketulenan ini dipastikan dari tukang masak yang berasal dari kampung sekitar Nagari Kapau, Kecamatan Tilatang Kamang, Kabupaten Agam. Lalu bahan utama seperti beras, bumbu-bumbu, bahkan kelapa yang dikirim langsung dari tanah Minang.

Sehingga nasi Kapau Rayo, bak dapur nasi racikan dari balik dapur-dapur di Nagari Kapau nun jauh di sana yang dikirim ke tanah rantau.

Tukang Masak adalah Kunci

Bukan lidah Zainut saja yang merasa dimanjakan kala mencicipi masakan Kapau Rayo. Sejumlah tamu lain seperti Gregorius Antar Awal alias Yori Antar yang dikenal arsitek yang fokus mempromosikan khazanah arsitektur nusantara, juga merasakan sensasi seperti makan langsung di ranah Minang.

“Rempahnya sangat terasa. Enak,” ujar Yori yang mencicipi dendeng, gulai tunjang, dan ayam bumbu sekaligus.

Richard Ricardo yang berprofesi sebagai Master Ceremony (MC) sering bolak-balik ke Padang. Seiring itu pula, ia terbiasa menguyah masakan Padang di ranah Minang. Dengan begitu, ia cukup objektif memberi penilaian tatkala mencicipi (test food) nasi Kapau Rayo.

“Perbedaannya 1 banding 2. Pikiran owner di sini (Kapau Rayo), menurut saya menyamaratakan orang Jakarta yang tak pernah ke Kapau. Karena di Minang, masakan Padang itu banyak jenis rasanya. Kalau Kapau strong. Bisanya makan nasi Kapau, satu menu, saya tak mau mencampuri. Sebab, dengan kuahnya yang kental,  saya  ingin meresapi betul  keauntentikan Kapau itu,” jelasnya.

Lampiran Gambar
Pendiri Restoran Kapau Rayo Reza Eka Pahlevi. Foto: Yose Hendra

Richard mengaku di antara beragam menu nasi Kapau, ia menyukai rendang kering, dendeng kering.

Apa yang terhampar di etalase (paluang) Kapau Rayo, dan dinikmati para pengunjung semuanya adalah racikan Mama Ret, 65. Ia adalah tukang masak; idiom menyebut chef dalam budaya masakan Padang.

Mama Ret punya hubungan kekerabatan dengan Reza. Adiknya Reyno Anggoro, beristrikan Ardina Atles, anak satu-satunya Mama Ret. Kelindan keluarga ini menjadi kekuatan usaha kuliner Kapau Rayo. Mama Ret berasal dari kampung yang berdekatan dengan Nagari Kapau, yakni Kandikiah, masih di wilayah Tilatang Kamang.

Urusan dapur Kapau Rayo, Mama Ret, dibantu oleh  suaminya, Syahrial, asal dari Balingka, Kabupaten Agam.

Kepiawaian Mama Ret memasak, menjadi alasan utama Reza terjun di bisnis kuliner dengan spesifik nasi Kapau. Ihwalnya, Reza sering dibikinin rendang terutama rendang paru oleh Mama Ret pada bulan puasa Ramadan. Jumlahnya banyak, dan oleh Reza, rendang bikinan Mama Ret, selalu menjadi menu disaat berbuka.

Berawal dari jamuan keluarga yang disajikan oleh Mama Ret, mertua dari adik kandungnya, yang selalu mengutamakan orisinalitas mulai dari pengolahan, proses sampai penyajian serta citra rasa yang luar biasa, muncul keinginan kuat untuk membuat rumah makan khas Minang tersebut.

Mama Ret, akhirnya setuju untuk mendukung niat baik Reza ini. “Tak mudah juga meyakinkan Mama Ret agar bersedia membagi hasil masakannya untuk bisa dinikmati oleh para pecinta kuliner lainnya,” ujar Nofrins, kolega Reza, yang juga menjadi bagian dari usaha nasi Kapau Rayo.

Pasalnya, Mama Ret yang sudah lama merantau Bersama suaminya, ingin balik kampung. Keduanya ingin menghabiskan masa tua di kampung halaman.

Kepiawaian Mama Ret memasak tak didapatkan dari sekolah boga formal. Ia sebagaimana gadis Minang lainnya, secara adat memang dituntut untuk bisa memasak. Setidaknya memasak makanan harian untuk keluarga inti. Dalam hal ini, Mama Ret dengan nama asli Ratna Ningsih, mulanya diajarkan orang tuanya. Lalu, di kampung dulunya, ia juga sering bantu memasak di tempat orang baralek.

Kecakapannya memasak terutama masakan Kapau terasah secara alamiah demikian. Hal ini yang menjadi modal Mama Ret mereduksinya menjadi lini bisnis kuliner di bawah bendera Kapau Rayo.

Maka tak mengherankan, bila ada orang yang pernah datang langsung ke Kapau atau Bukittinggi, dan mencicipi nasi Kapau di sana, kemungkinan akan memberi penilaian; nasi Kapau Rayo mengobati kerinduan mereka untuk mengulang melahap masakan Kapau itu.  

“Kami pernah dagang (nasi) online 2 tahun lewat. Lauknya antara lain, tambunsu, dendeng,” ujar Mama Ret.

Untuk memastikan bisnis nasi Kapau ini benar-benar berasa nasi Kapau yang asli, tukang masak yang pandai masak saja tentu tak cukup. Ia harus berpadu dengan keaslian bahan baku dan proses meraciknya.

Racikannya harus berdasar pada bumbu-bumbu serta bahan utama lainnya seperti beras dan kelapa yang menjadi bahan baku orang memasak nasi Kapau di ranah Minang.

Agar bisa memunculkan rasa yang autentik tersebut, berbagai bahan mentah dan bumbu diimpor langsung dari Sumbar, seperti kelapa, cabai, bawang, jahe, kunyit, daun salam. Dan terkhusus, Kapau Rayo menggunakan beras asli dari Petani Kapau, Petani Ampek Angkek dan sekitarnya. Beras Randah ini adalah beras organik. Sehingga aromanya terasa lebih wangi dan lebih sehat sekaligus meningkatkan selera makan.

“Seluruh bumbu termasuk kerupuk jangek (kulit), dan beras, didatangkan dari Bukittinggi. Si sana diurus oleh adik ipar saya.  Dikirim dengan Indah Kargo, untuk saat ini sekali 15 hari,” jelas Mama Ret.

“Di Jakarta banyak Kapau, tapi gak autentik secara bumbu.”

Untuk variasi menu, Kapau Rayo fokus untuk beberapa menu tertentu saja yang benar-benar khas dan otentik. Mengutamakan kualitas dan rasa. “Ada sekitar 20 menu (lauk) di Kapau Rayo,” kata Mama Ret.

Rendang Kapau Rayo adalah Rendang Hitam (bukan Kalio yang berwarna masih coklat) yang sangat khas aromanya seperti dimasak di kampung halamannya. Gulai cancang yang terasa bumbunya. Dan tambunsu (usus sapi yang diisi telur).

Gulai Kapau yang menjadi salah satu ciri masakan Kapau sangat membangkitkan selera makan. Gulai Kikil, randang paru, Bebek Cabe Ijo, Ikan Bilih Cabe Ijo, Gulai Ayam, Ayam Goreng Bumbu, Ayam Pop dan lain-lain yang disiapkan secara bervariasi dan berbeda setiap hari.

Yang akan jadi salah satu favorit dan menarik minat juga adalah Asam Padeh Gajeboh. Goreng Telor Barendo panas, bisa dipesan dan dibuatkan segera sebelum makan. Itu beberapa di antara menu yang disediakan Kapau Rayo.

Dari sisi harga, juga sangat terjangkau untuk konteks ranah Jakarta. Misalnya saja, rendang daging maupun rendang paru Rp.34 ribu. Gulai tambunsu, gulai ati limpo, gulai tunjang, gulai otak, sama berharga Rp.34 ribu. Ragam ayam rata-rata Rp.30 ribu. Dendeng balado Rp.34 ribu. Dan rendang itiak Rp.58 ribu.

Untuk menguji rasa sebelum benar-benar dibuka untuk umum, terhitung per 25 Februari 2023, selama sebulan terakhir Reza dan juga pengelola Kapau Rayo lainnya, mengundang para kolega dan teman-teman untuk mencicipi ragam lauk yang menjadi andalan.

“Kita pernah undang kawan SMP semasa d Bukittinggi dengan jumlah 25 orang, sebelum ini dibuka,” ujar Mama Ret.

Lalu bagaimana mendapatkan cira rasa orisilitas di tengah ruang dan keadaan memasak yang berbeda?

Lampiran Gambar
Sepiring nasi di Kapau Rayo dengan lauk gulai tunjang, randang paru, kentang, dan sayur Kapau. Foto: Yose Hendra

Bagi mereka yang paham masakan Padang dan khususnya nasi Kapau yang kian menjamur, sejatinya dimasak di dapur yang terpisah dari rumah. Sebab, di dapur itu kayu-kayu bakar bekerja untuk perapian. Api kayu bekerja memproses masakan seperti randang yang menggunakan media kancah. Dari proses itu, makan akan dihasilkan cita randang dan lauknya lainnya bercita rasa kuat, aroma khas yang begitu semerbak.

Tapi proses demikian lazimnya bisa dilakukan di kampung. Di mana, dapur besar tersedia dan tungku-tungku perapian dari kayu yang membumbungkan asap, tak dipersoalkan.

Lalu bagaimana membuka bisnis masakan Padang khususnya nasi Kapau, cita rasa demikian didapatkan? Nah, nasi Kapau Rayo memastikan cita rasa kuat nasi Kapau tetap dapat, dengan berinovasi tentunya.

Memastikan Ketulenan Nasi Kapau Lewat Inovasi

Restoran Kapau Rayo berdiri di ruko berlantai 3. Lantai 3 difungsikan sebagai dapur. Sementara lantai 1 dan 2, menjadi ruangan makanan.

Untuk mendukung masakan yang sehat, bersih dan berkualitas, Dapur dibangun dengan sistem yang modern dan higienis. Perkakas di dapur dirancang sacara khusus untuk memastikan cita rara nasi Kapau yang kuat.

Nofrins mengatakan, semua perkakas memasak, dirancang sesuai kebutuhan ke salah satu workshop perdapuran di Depok.

“Dapur kita desain sesuai kebutuhan kita dan ruangan yang tersedia. Ada 3 kompor dan 3 kuali besi. Kuali dari besi cor itu juga kita pesan sesuai keinginan kita,” ungkap Nofrins.

Inovasi dan proses racikan semua menu Kapau Rayo berjalan dengan benar dan menghasilkan rasa yang orisinil, dijaga betul oleh Marchellinus Hanjaya. Ia bukan saja Co Founder Kapau Rayo, tapi sekaligus Perancang Menu Kapau.

“Pemilik resep asli Mama Ret. Fungsi saya memastikan masakan khas rumahan bisa dibawa ke ranah komersial. Kita melakukan modifikasi,” tukas Marchellinus.

Meski berasal dari Surabaya, Jawa Timur ini, Marchellinus pembelajar keras soal masakan Padang. Ia adalah murid dan ‘anak ideologis’ Bondan Winarno, salah seorang pakar kuliner Indonesia. Bahkan, Marchelllinus adalah sosok di balik kehadiran nasi Kapau melapak pada Kongres Makanan Kaki Lima Seluruh Dunia (World Street Food The Congress) di Singapura pada  31 Mei hingga 9 Juni nanti.

Marchellinus Hanjaya yang menjabat panitia World Street Food The Congress di Indonesia dan Nofrins Napilus, pegiat wisata Sumatra Barat kala itu menemani KF Seetoh (pencetus ide The World Street Food Congress dan pemilik jejaringan Makan Sutra di Singapura), untuk langsung datang ke Nagari Kapau melihat proses nasi Kapau dan merasainya.

Marchellinus membocorkan sedikit rahasia Kapau Rayo menghasilkan cita rasa nasi Kapau seperti halnya yang ada di Kapau dan Bukittinggi sana. Misalnya randang. Katanya, untuk mengakali ketiadaan kayu untuk perapian, maka dibuat desain kompor yang memberi ruang pengapian dengan bahan baku sabut. Sabut dibakar menghasilkan asap yang bertahan lama, hal yang turut mengasapi randang di atas kancah selama lebih kurang 8 jam.

Dan yang terjadi, rasa dan aroma randang Kapau Rayo, serasa randang tradisional di Kapau dan Bukittinggi sana.

Di samping itu, juga ada inovasi bernama bain marie.  Istilah yang berasal dari Prancis dengan nama asli Au Bain Marie, yang artinya secara harfiah mandi air mendiidh atau boiling-water. Bain Marie merupakan teknik memasak yang mirip dengan cara pengukusan. Ia memanfaatkan energi panas yang timbul dari uap air, tapi tidak bersentuhan langsung dengan uap air tersebut. Seperti cara memasak dengan proses pengetiman.

Pada teknik pengukusan, makanan akan bersentuhan langsung dengan uap panas. Namun pada Bain Marie, makanan tidak akan bersentuhan dengan uap panas maupun api secara langsung.

Di Kapau Rayo, paluangnya dirancang berbasis bain marie. Semua lauk berkuah (gulai) termasuk sayur Kapau di dalam panic, bertenggek di atas bain marie. Setidaknya ada 6 macam gulai per hari tersaji di atas bain marie.

“Ada dua keuntungan menerapkan bain marie, yaitu meminalisir basi dan menyajikan gulai hangat,” ujar Marchellinus.

Lampiran Gambar
Marchellinus Hanjaya, Co Founder Kapau Rayo sekaligus Perancang Menu Kapau memperlihatkan inovasi pengelolaan masakan nasi Kapau Rayo dengan konsep
bain marie. Foto: Yose Hendra

Inovasi lain, kata Marchellinus, menu ayam kecuali rendang ayam, juga disiapkan dengan konsep A La Minute, yakni ketika dipesan, baru dimasak.

“Kita menjunjung tinggi nilai tradisional, rasa tetap dijaga, tanpa meninggalkan nilai tradisional,” Marchellinus menambahkan.

Menurut Marchellinus, hal yang membedakan Kapau Rayo dengan yang lain adalah keautentikan. Orang mencari Kapau autentik di Jabodetabek ini susah. Sehingga tagline Kapau Rayo adalah Taragak jo Kampuang.

“Kita ingin memajukan kuliner Indonesia yang asli se aslinya. Ketika ingin mengenalkan kuliner Indonesia dalam hal ini masakan khas Kapau, kita tidak boleh melupakan masalah higienis. Ini perhatian kami. Jadi selain keaslian rasa dan juga higienis.

Naik Kelas (Perusahaan)

Reza mengaku tak setengah-tengah untuk masuk ke gelanggang bisnis rumah makan. Dia ingin Kapau Rayo adalah benar-benar nasi Kapau sebagaimana yang ada di ranah Minang. Dia ingin konsumen yang mencicipi nasi Kapau Rayo benar-benar merayakannya.

“Saya mengajak mereka yang mau merasakan cita rasa asli masakan Minang. Di sini tempatnya. Merasakan baru tahu,” ujar Reza yang terlahir dari pasangan, ibu asal Koto Gadang, pinggiran Bukittinggi dan bapak dari Jawa.

Konsumen maupun pelanggan yang datang, Reza pun ingin terpuaskan dari segi pelayanan. Untuk semua ini, maka usaha kuliner nasi Kapau ini dikelola secara professional. Maka dibentuklah Perusahaan Terbatas (PT) untuk menaunginya. Reza sendiri menjadi Direktur Utama di perusahaan tersebut. Sejumlah nama seperti Nofrins Napilus, selain Co-Founder juga sekaligus Project Manager Kapau Rayo. Lalu Marchellinus, Co Founder Kapau Rayo, memainkan peran sebagai Perancang Menu Kapau.

Lampiran Gambar
Para pendiri dan pengelola Restoran Nasi Kapau Rayo berpose di depan kedai
disela peresmian Jumat (24/2/2023). Foto: Yose Hendra

Sosok penting lainnya adalah Ardina Atles. Ialah yang mencipta logo Kapau Rayo. Ardina juga tercatat Co-Founder, dan bertanggung jawab untuk pemasaran Kapau Rayo. Sosok lainnya tentu saja Mama Ret, sebagai tukang dapur dan memastikan kualitas rasa Kapau Rayo.

Mereka lah pada akhirnya menjadi pengelola, dan menjalankannya dengan roda profesionalitas. Mulai dari langgam pelayanan, hingga branding lewat penampilan kedai yang berkelas restoran bernuansa klasik Minang.

“Kita berbadan hukum, kita serius, kita mau besar. Kita ingin matang. Kapau Rayo dalam proses dipatenkan,” bilang Reza.

Menurut Nofrins Napilus, Reza pengusaha yang percaya dengan proses. Konsep bisnisnya dimulai dari kecil untuk terus bertumbuh menjadi besar. Itulah kenapa dimulai dari satu unit ruko dulu.

“Mencari lokasi yang dianggap sesuai, juga tidak mudah,” katanya.

Untuk interior, Kapau Rayo melibatkan beberapa tenaga ahli dibidangnya masing-masing. Pendekatan konsepnya menggunakan prinsip Eklektik, dimana dibuat sedemikian rupa dari berbagai unsur tradisional  seperti pemajangan ukiran-ukiran khas Minang yang biasanya menempel di rumah gadang, dan dengan unsur modern, sehingga semua elemen disatukan secara unik.

Sehingga hampir semua sudut di Kapau Rayo akan sangat instagramable.

Melalui rumah makan, Reza ingin ikut melestarikan kekayaan kuliner Minangkabau dan sekaligus ikut mendorong promosi Pariwisata Sumatra Barat.

Restoran Kapau Rayo buka dari pukul 11.00 WIB hingga pukul 22.00 WIB. Kapau Rayo sangat gampang di akses karena berada di posisi strategis. Ruko yang mereka tempati berada di seberang Darmawangsa Square. Lokasinya di di daerah selatan (Jakarta), persilangan perumahan dan area bisnis.

“Kita optimis bisa besar. Karena memanajemeni restoran ini yang profesional di bidangnya masing-masing. Dengan sengaja kita bikin restoran ini didesign senyaman mungkin. Makan di sini dengan berbagai kepentingan, dengan pergaulan, ada juga private room. Kenyaman kita jaga," ujarnya.

Optimisme Reza bukan hanya didasari rasa yang autentik, tapi juga Di samping itu, tentu saja harga yang sangat rasional.

 “Dapat rasa, dapat tempat. Ini yang kita sediakan di Kapau Rayo,” bilang Reza yang menjadi Ketua Umum Gamami (Gerakan Anak Muda Minang) ini.

Ke depan, ia ingin Kapau Rayo segera berekspansi ke luar negeri. “Ini baru titik awal. Brand Kapau Rayo, saya mau ini aja, tidak mau waralaba. Supaya kepegang semuanya. Terjaga kualitas makanan, manajemen. Saya mau ekspansi ke luar negeri. Saya kebayang buka di Eropa. Orang Indonesia ke sana, cari masakan Indonesia susah,” tandas Reza.

Sebenarnya, keunikan nasi Kapau ini pernah disuarakan kebanyakan orang Kapau agar
dipatenkan. Suara masyarakat itu direspons Wali Nagari Kapau Zulkarnaini dengan mencoba mengurus patennya di awal tahun 2018. Ia menbawa serta camat dan perangkat pemerintahan Agam, mendatangi Kantor Wilayah Kemenkumham Sumatra Barat di Padang.

“Tanya bagaimana branding nasi kapau, bisa dipatenkan gak? Jawaban mereka, Kapau kan nagari? Tidak bisa nyiak (panggilan walinagari di Agam). Tapi segi indikasi geografis, mulai dari cara masak, penyajiannya, wilayahnya, bisa saja. Kalau nasi Kapau tidak bisa. Kecuali misalnya ditambah nasi kapau A (mereknya),” terang Zulkarnaini.

Sementara Wamenag Zainut berharap pengelola Kapau Rayo segera mengurus sertifikasi halal untuk produk yang dijual. “Saya juga minta ke pemilik agar restoran ini juga sudah tersertifikasi halal. Tahun 2024 sudah berjalan maksimal untuk halal ini. Kami beri kemudahan untuk pengurusan produk halal untuk pelaku usaha. Dengan label halal, maka itu memberi kepercayaan ke public untuk rasa aman mengkonsumsi produknya,” pungkas Zainut.

Baca Juga

IKPS Riau Dirikan Posko Kemanusian Galang Bantuan ke Warga Terdampak Banjir dan Longsor di Pesisir Selatan
IKPS Riau Dirikan Posko Kemanusian Galang Bantuan ke Warga Terdampak Banjir dan Longsor di Pesisir Selatan
Penutur Kuliner
Penutur Kuliner
Militer indonesia terkuat asean
3 Putra Minang Kini Pegang Pangdam
Masyarakat Minang di Singapura
Masyarakat Minang di Singapura
Mengawal Rumah Makan Padang
Mengawal Rumah Makan Padang
Festival Marandang Meriahkan Rangkaian Festival Muaro Padang
Festival Marandang Meriahkan Rangkaian Festival Muaro Padang