Langgam.id - Anggota TNI meninggal akibat insiden demonstrasi kerusuhan di Deiyai, Papua bernama Rikson Edi Chandra, ternyata warga asli Sumatra Barat (Sumbar). Kampung prajurit angkatan darat itu di Maninjau, Kabupaten Agam. Namun, kedua orang tua almarhum, merantau ke Provinsi Jambi.
Informasinya, ayah dari alamarhum Serda Rikson Edi Chandra berasal dari Nagari Batagak, Kecamatan Sungai Pua, Kabupaten Agam. Sedangkan ibunya adalah warga asli Maninjau.
Hal ini dibenarkan Wali Nagari Batagak, Kecamatan Sungai Pua, Kabupaten Agam Hendry Dunat. “Kedua orangtuanya merantau ke Jambi. Kalau almarhum lahirnya di Jambi. Memang ayah almarhum asli Batagak dan ibunya Maninjau,” ujar Hendry dihubungi langgam.id, Rabu (4/9/2019).
Hendry mengungkapkan, almarhum masih memiliki saudara di kampung halaman. Kakak kandung ayahnya masih tinggal di Batagak. Biasanya, jika ada acara keluarga, almarhum dan kedua orangtuanya kerap pulang kampung.
“Saya nggak begitu kenal juga sama ayah almarhum. Biasanya, ayah alamarhum ini dipanggil Cudik. Ibunya namanya saya engga tahu,” katanya.
Sementara itu, Kepala Penerangan Korem (Kapenrem) 032 Wirabraja yang dikonfirmasi Mayor Inf Hasanuddin Daulay mengaku, tidak bisa memberikan statement terkait hal ini. Ia mengatakan, tidak memiliki data pasti terkait kampung halaman Serda Rikson Edi Chandra. “No coment. Saya enggak ada data,” singkatnya.
Seperti diketahui, Serda Rikson Edi Chandra meninggal karena luka panah saat rusuh di Deiyai, Papua. Dari pemberitaan media nasional, Kusuma Negara itu diketahui merupakan prajurit TNI dari kesatuan Batalyon Kavaleri (Yonkav) 5 / Dwi Pangga Ceta Karang Endah.
Jenazah almarhum juga telah diterima Kasdam II/Sriwijaya Brigjen TNI Syafrial di Bandara Sutan Mahmud Baddarudin. (Irwanda/RC)