Anggota DPRD Sumbar: Petani Masih Sulit Dapat Pupuk Bersubsidi dan Bibit

Luas lahan sawah di Sumatra Barat (Sumbar) pada 2022 lalu mencapai 199.988,07 hektare. (Ha). Jumlah meningkat dibandingkan pada 2021

Ilustrasi - lahan sawah. (Foto: pixabay.com)

Langgam.id - Sejumlah petani masih mengeluhkan sulit dapat pupuk bersubsidi dan mahalnya bibit. Kejadian tersebut selalu berulang setiap tahun.

Demikian disampaikan Sekretaris Komisi II DPRD Sumbar Nurkhalis Dt Bijo Dirajo usai turun ke daerah pemilihannya di Kota Payakumbuh-Limapuluh Kota untuk menjemput aspirasi masyarakat.

Nurkhalis mengatakan, saat pertemuan dengan konstituen, salah satu hal yang sangat dikeluhkan adalah, sulitnya kelompok tani dalam mendapatkan pupuk subsidi dan mahalnya bibit.

"Umumnya kelompok tani mengeluhkan masalah pupuk, selain langka, harganya mahal. Begitupun bibit, harganya sulit dijangkau oleh petani, sementara di masa pandemi ini hasil pertanian susah, tidak selancar biasanya," ujar Sekretaris Komisi yang membidangi perekonomian ini, sebagaimana dirilis situs resmi DPRD Sumbar, Minggu (5/7/2020).

Politisi Gerindra ini mengatakan, pupuk untuk kelompok tani ini, bersumber dari pupuk subsidi yang disediakan pemerintah. Setahun sebelum didistribusikan, petani telah mengajukan berapa kebutuhan mereka melalui dinas terkait. Meski telah diajukan sesuai kebutuhan, saat penyalurannya petani masih saja sulit mendapatkan pupuk subsidi sesuai yang dibutuhkan.

"Yang disampaikan petani, persoalan ini terjadi tiap tahun. Pupuk subsidi tersebut tidak sampai ke mereka sesuai kebutuhan, bantuan yang mereka terima umumnya hanya setengah dari yang diajukan," katanya.

Di lain sisi, sambung Nurkhalis, saat rapat kerja Komisi II DPRD Sumbar dengan Biro Perekonomian dan Dinas Pertanian, OPD terkait menyampaikan kalau pupuk subsidi telah didistribusikan sesuai yang diajukan kelompok tani.

"Tidak sesuai antara apa yang disampaikan OPD terkait dengan fakta di lapangan. Dinas mengatakan, pupuk telah disalurkan sesuai banyaknya usulan. Sementara di bawah petani masih menjerit. Kami di DPRD minta permasalahan ini diusut tuntas. OPD terkait harus menelusuri, jangan sampai ada mafia-mafia pupuk yang menyulitkan petani," ujarnya.

Nurkhalis reses pada Senin 29 Juni dan 1 Juli 2020 lalu. Kegiatan berlangsung di Kecamatan Harau, Kabupaten Limapuluh Kota dan Kota Payakumbuh. Selain menyerap aspirasi kelompok tani, Nurkhalis juga menyalurkan bantuan bibit kurma untuk salah satu Masjid yang terletak di Nagari Lubuak Batingkok, Kecamatan Harau. (*/SS)

Baca Juga

Ketua DPRD Sumbar Supardi mengajak masyarakat untuk menghindari berbagai jenis sogokan dalam pemilihan calon kepala daerah. Menurutnya Kota
Ketua DPRD Sumbar Ajak Warga Payakumbuh Bijak dalam Menentukan Sikap dalam Pilkada
Bersama dengan perhatian Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Republik Indonesia dalam menjalankan tugas-tugas dalam menilai dan melakukan pemeriksaan kegiatan kedewanan
Tingkatkan Sinergi Kabupaten/Kota, Forum Bagian Persidangan DPRD se-Sumbar Bakal Dibentuk
Meramaikan masjid dengan berbagai aktivitas kemasyarakatan, merupakan upaya untuk membentengi generasi muda dari maraknya pekat
Ketua DPRD Sumbar: Ramaikan Masjid Agar Bisa Bentengi Generasi Muda dari Pekat
Selama tahun 2023 hingga awal tahun 2024, kegiatan pengelolaan media sosial telah memberikan nuansa baru cara penyampaian informasi.
Kabag Persidangan Ingatkan Tim Kreatif DPRD Sumbar Terus Kembangkan Pemanfaatan IT dalam Pelayanan Publik
Ketua DPRD Sumbar, Supardi mengatakan batung merupakan SDA yang melimpah pada Kelurahan Ampangan Kapalo Koto, Kota Payakumbuh.
Ampangan Kapalo Koto Penghasil Batung Berkualitas, Supardi: Harus Dikelola Agar Jadi Komoditi Ekspor
Pengentasan kemiskinan merupakan persoalan sosial yang masih menjadi pekerjaan rumah untuk pemerintah daerah. Oleh sebab itu,
Ketua DPRD Sumbar: Pengentasan Kemiskinan Masih Jadi Pekerjaan Rumah Pemda