Langgaminfo -Anggota Dewan Pembina DPP Partai Gerindra, Andre Rosiade menegaskan Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto tidak pernah dendam dengan mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan. Menurut Andre, saat Pilpres 2014, Anies selaku juru bicara (jubir) pasangan Capres-Cawapres Joko Widodo dan Jusuf Kalla atau Jokowi-JK sangat sering menyerang Prabowo. Namun, sebagai seorang negarawan, Prabowo tidak pernah dendam.
"Banyak sekali sindiran, kritik dan serangan dalam tanda kutip yang dilakukan Anies waktu menjadi jubir pasangan capres-cawapres Jokowi-Kalla kepada Prabowo," kata Andre dalam acara Obrolan Malam Fristian bertajuk "Prabowo Siap Hadapi Anies" di BTV beberapa waktu lalu.
Tetapi apa yang terjadi, lanjut Ketua DPD Gerindra Sumbar ini, Prabowo justru sama sekali tidak dendam. Dia merasa hal tersebut merupakan hal yang biasa dalam demokrasi pemilihan. Untuk itu, pada 2016 hingga 2017, Prabowo mendukung Anies Baswedan sebagai calon gubernur DKI Jakarta yang waktu itu berpasangan dengan Sandiaga Uno.
Tak hanya mendukung, katanya, Prabowo bahkan mengusung dan memodali Anies Baswedan untuk menjadi Gubernur DKI. "Jadi jiwa Prabowo telah teruji dan terbukti sebagai negarawan. Buktinya orang yang telah mencaci maki, menyindir dan menghinanya di Pilpres 2014, justru didukung, diusung dan dimodali menjadi gubernur DKI 2017. Kalau politisi lain silakan dinilai ada yang pura-pura sebagai sosok negarawan," ungkap ketua harian DPP Ikatan Keluarga Minang (IKM) ini.
Andre menegaskan dengan jiwa patriot yang dimilikinya, Prabowo selalu mengedepankan kebersamaan sebagai warga negara Indonesia. Untuk itu, inti pertemuan Prabowo dengan Ketua Umum Partai Nasdem, Surya Paloh di Hambalang pada Minggu (5/3/2023) adalah bersepakat menghadapi Pemilu 2024 dengan suasana hati riang gembira dan adanya kebersamaan. "Pilihan boleh berbeda, tetapi tetap satu bangsa Indonesia," tegasnya.
Dikatakan Andre Rosiade, Prabowo mengajak seluruh elemen masyarakat untuk menjaga persatuan Indonesia. Dikatakan, jangan sampai kebersamaan sebagai bangsa Indonesia rusak karena pilihan politik.
"Ini modal sebagai anak bangsa dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Mungkin yang lain boleh pura-pura, tetapi Prabowo berbeda yang sudah menunjukkan jiwa negarawan, patriot dan demokratisnya," kata anggota Komisi VI DPR RI itu. (*/FS/Advertorial)