InfoLanggam - Anggota Komisi VI DPR RI asal Sumatra Barat (Sumbar), Andre Rosiade mengatakan bahwa program-program yang dilaksanakan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Kemenkop UKM) disusun agar pelaku UMKM di Indonesia dapat terus naik kelas, maju dan berkembang.
Hal tersebut disampaikan Andre secara daring saat membuka sosialisasi jaring aspirasi dan informasi masyarakat yang diselenggarakan Sekretariat Kemenkop UKM Tahun 2024 di Hotel Mercure Padang, Kamis (19/9/2024).
"Kita harapkan program-program yang dijalankan oleh Kemenkop UKM tersebut dapat berjalan dengan baik sehingga nantinya akan membuat ekonomi kita menjadi lebih kuat dari sebelumnya," ucap Andre di hadapan hampir seratusan peserta yang didominasi pelaku UMKM ini.
Andre mengungkapkan bahwa program yang diinisiasi Kemenkop UKM memiliki tujuan untuk memperkuat fondasi ekonomi nasional sebagai upaya dalam meningkatkan ketahanan ekonomi Indonesia, salah satunya ketahanan terhadap krisis.
“Krisis mengajarkan kita bahwa UMKM adalah fondasi ekonomi yang mampu menghadapi krisis," ujar ketua DPD Partai Gerindra Sumbar ini.
Andre mengatakan, berdasarkan data Kemenkop UKM tahun 2018, jumlah pelaku UMKM itu sebanyak 64,2 juta atau 99,9 persen dari pelaku usaha di Indonesia.
Dari jumlah tersebut, daya serap tenaga kerja UMKM adalah 117 juta pekerja atau 97 persen dari daya serap pekerja di Indonesia di dunia nyata.
Ketua Harian DPP Ikatan Keluarga Minang (IKM) menambahkan bahwa potensi UMKM terhadap ekonomi nasional sebesar 61,1 persen. Sisanya 38,9 persen disumbangkan oleh pelaku usaha besar yang jumlahnya hanya 0,01 persen dari jumlah pelaku usaha.
"Artinya, ada disparitas yang tinggi antara pelaku UMKM dengan usaha besar di Indonesia. Padahal UMKM menjadi penyangga lapangan kerja dengan penyerapan 97 persen tenaga kerja," tutur Andre.
Saat ini kata Andre, usaha mikro dapat dikatakan sebagai salah satu bentuk jaring pengaman sosial dan ekonomi. Usaha mikro dapat mencegah penduduk miskin menjadi semakin miskin, membantu mereka untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
"Bahkan usaha mikro yang berkelanjutan dapat membantu meningkatkan taraf hidup masyarakat dan juga memberikan kontribusi mengurangi pengangguran jika mampu berkembang, naik kelas usaha dan merekrut pegawai," sebut Ketua Harian DPP Ikatan Keluarga Minang (IKM) ini.
Berdasar RPJMN 2020-2024 kata Andre lagi, diharapkan jumlah wirausaha di Indonesia mampu tercapai hingga sebanyak 11,2 juta atau sebanyak 4 persen dari jumlah penduduk di Indonesia.
"Di tahun 2023 angkanya baru sebesar 3,47 persen. Angka ini cukup jauh bila dibandingkan dengan jumlah wirausaha di negara ASEAN lainnya seperti Singapura yang 8,76 persen dari jumlah penduduk," ucapnya.
Narasumber sosialisasi yang juga mantan anggota DPRD Sumbar dua periode, Hidayat, ikut memotivasi para pelaku UMKM dapat memaksimalkan keberadaan teknologi agar pelaku UMKM dapat terus eksis dan usahanya bisa naik kelas dan berkembang.
"Kehidupan bangsa kita ini banyak bergerak di sektor ekonomi menengah. Kalau usaha kecil menengah ini pengen eksis ke depan, maka harus dekat dengan teknologi," ujar Hidayat, politisi Partai Gerindra.
Mantan jurnalis ini menyebut, selain harus melek teknologi, pelaku usaha juga harus punya kreatifitas dan inovasi. "Kemudian harus ada kreasi, atau nilai-nilai kreatifitas dan inovatif. Termasuk memanfaatkan jaringan teknologi untuk melakukan pemasaran produk atau marketing digital," terangnya. (*)