Anak Belum Divaksin Tak Bisa Belajar Tatap Muka, Ombudsman: SE Itu Prematur, Tak Bisa Diterapkan

Berita Padang - berita Sumbar terbaru dan terkini hari ini: Jemaah haji juga wajib Vaksin Miningitis sebelum diberangkatkan ke Tanah Suci.

Ilustrasi Vaksin. (Foto: KitzD66/pixabay.com)

Berita Padang – berita Sumbar terbaru dan terkini hari ini: SE anak yang belum divaksin tak bisa belajar tatap muka dinilai bertentangan dengan regulasi yang lebih tinggi.

Langgam.id – Ombudsman RI Perwakilan Sumatra Barat (Sumbar) menyorot poin sanksi dalam Surat Edaran (SE) yang diterbitkan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Padang, terkait anak yang belum divaksin tidak bisa ikut Proses Belajar Mengajar (PBM) tatap muka.

Asisten Ombudsman RI Perwakilan Sumbar, Adel Wahidi mengatakan, SE Disdikbud Kota Padang itu berpotensi maladministrasi dan tidak bisa diberlakukan. Sebab, SE itu memuat aturan yang bertentangan dengan regulasi yang lebih tinggi.

Dikatakan Adel, adanya poin sanksi anak tidak bisa ikut belajar tatap muka dalam SE itu, memperlihatkan bahwa pemerintah enggan melayani masyarakat yang belum divaksin.

Padahal, kata Adel, berdasarkan UU Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah, pendidikan merupakan urusan wajib yang harus diurus pemerintah.

“Layanan pendidikan juga layanan dasar. Jadi, pemerintah tidak bisa menolak untuk tidak memberikan layanan pendidikan kendati ada yang belum divaksin,” ujar Adel kepada Langgam.id, melalui sambungan telepon, Selasa (8/2/2022).

Adel menilai, sosialisasi vaksinasi untuk anak usia 6-11 tahun sebelum SE diterbitkan belum maksimal. Lalu, tiba-tiba saja ada SE dengan sanksi seperti itu, dan masyarakat terkaget-kaget. “Tiba-tiba orang yang belum divaksinasi diberi sanksi, dan tidak bisa mengakses layanan pendidikan,” ungkapnya.

Ditambah lagi, sebut Adel, adanya ketentuan dalam edaran yang melangkahi regulasi yang lebih tinggi. Tidak memberi layanan pendidikan, kata dia, tidak termasuk sanksi yang diatur dalam Perpres Nomor 14/2021 tentang Pengadaan Vaksin.

Dalam Pasal 13A disebutkan, bahwa masyarakat yang tidak ikut vaksin akan dikenakan sanksi. Sanksi itu berupa penundaan/penghentian bantuan sosial atau layanan administrasi pemerintahan.

“Surat edaran ini jelas sangat prematur dan terburu-buru,” kata Adel.

Selain Perpres tentang Pengadaan Vaksin, Adel mengatakan, surat ederan Didiknas Kota Padang juga melabrak aturan lain seperti UU Nomor 25/2009 tentang Pelayanan Publik.

Dalam UU Pelayanan Publik, jelas Adel, terdapat tiga bentuk pelayanan publik: layanan jasa publik, layanan barang, dan layanan administrasi. “Pendidikan ini tergolong layanan jasa, bukan layanan administrasi seperti yang disebut dalam Perpres tadi,” tegasnya.

Baca juga: Ombudsman Pantau Pelaksanaan Sekolah Tatap Muka di Kota Padang

Sebelum mengeluarkan kebijakan, Adel meminta agar Pemko Padang merujuk pada aturan yang ada. “Untuk pembelajaran tatap muka atau daring, rujuk saja aturan PPKM. Sekolah dengan sistem daring hanya untuk PPKM level empat saja, misalnya,” katanya.

Dapatkan update berita Padang – berita Sumbar terbaru dan terkini hari ini dari Langgam.id. Mari bergabung di Grup Telegram Langgam.id News Update, caranya klik https://t.me/langgamid, kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

You May Also Like

Jadi Ketua DPW PSI, PKS Sumbar Cek Keanggotaan Taufiqur Rahman
Jadi Ketua DPW PSI, PKS Sumbar Cek Keanggotaan Taufiqur Rahman
PSI menunjuk Taufiqur Rahman anak dari Gubernur Sumatra Barat Mahyeldi sebagai Ketua Dewan Pimpinan Wilayah atau DPW PSI Sumbar. 
Kaesang Tunjuk Taufiqur Rahman Anak Gubernur Mahyeldi Jadi Ketua DPW PSI Sumbar
Nestapa Makam Pahlawan Limapuluh Kota, Fraksi Golkar Soroti Anggaran Hanya Rp.30 Juta Setahun
Nestapa Makam Pahlawan Limapuluh Kota, Fraksi Golkar Soroti Anggaran Hanya Rp.30 Juta Setahun
Gunung Marapi di Sumatra Barat (Sumbar) kembali mengalami erupsi pada Sabtu (8/2/2025) pukul 04.30 WIB. Dilansir dari situs Magma Indonesia
Gunung Marapi Erupsi Pagi Tadi, Abu Vulkanik Terpantau di Wilayah Batu Palano
'Glamping Maut' di Alahan Panjang yang Tewaskan Pengantin Baru Ternyata Tak Berizin
‘Glamping Maut’ di Alahan Panjang yang Tewaskan Pengantin Baru Ternyata Tak Berizin
Cindy Desta Nanda (28), korban meninggal diduga akibat keracunan karbon monoksida saat glamping di Alahan Panjang, Kabupaten Solok,
Bulan Madu Berujung Tragis: Suami Kritis, Istri Tewas saat Glamping di Alahan Panjang