Langgam.id - Kafilah dari Kalimantan Utara (Kaltara) Musabaqoh Tilawatil Quran (MTQ) Nasional ke 28 Sumatra Barat (Sumbar) datang ke Padang dengan menggunakan sepeda motor. Mereka menggunakan motor karena dampak pandemi covid-19 yang masih berlangsung di Indonesia.
Kafilah cabang Kaligrafi golongan dekorasi putri tersebut bernama Nining R Rusdin Wakiden (29). Nining datang dengan suaminya Hasan CL Bunyu (43) yang sekaligus pelatihnya. Dalam perjalanannya menuju Padang dari Desa Taopa, Kecamatan Taopa, Kabupaten Parigi, Moutong Sulawesi Tengah, ia menghabiskan waktu selama 16 hari.
Ia memulai perjalanan dari Sulteng ke Kaltara, lanjut ke Kaltim, Kalsel, menyebrang Jatim, ke Merak Banten menyebrang ke Lampung hingga sampai ke Sumbar. Dalam perjalanan tersebut ia harus naik kapal laut sebanyak 6 kali dan 15 provinsi.
"Ini perjalanan pertama paling jauh dan ke pulau Sumatera. Untuk panduan jalan kita mengandalkan aplikasi Google Map," katanya saat sampai di Kota Padang, Jumat (13/11/2020).
Baca juga: Peserta MTQ Nasional Naik Sepeda Motor dari Sulawesi Tengah ke Padang
Hasan menambahkan, dalam mengandalkan aplikasi Google Map tersebut, ia seringkali kesasar atau salah jalan. Beberapa kali ia dikerjai map (Google Map) seperti di Serpong, Tangerang, kemudian nyasar dua kali di Tuban, Jawa Timur," ujarnya.
Selama dalam perjalanan, Pasutri ini istirahat di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) dengan mendirikan tenda. Selama perjalanan, ia hanya mengkhawatirkan pecah ban saat tengah malam.
"Itu saja yang dikhawatirkan, namun itu Alhamdulillah tidak pernah terjadi, selama dalam perjalanan ia selalu mendapatkan kemudahan, seperti ditawari makan, dikasih uang dan saat antrian di SPBU dipersilakan untuk duluan," katanya.
Alasan mereka melakukan perjalanan ke Padang naik motor adalah untuk menghindari pandemi covid-19. Sebab jika naik pesawat akan banyak kontak dengan orang lain. Sedangkan naik motor akan sedikit kontak dengan orang.
Ditambah lagi kampung halamannya juga masih daerah hijau sampai saat ini. Belum pernah ada kasus covid-19, sehingga mereka tidak ingin tertular covid-19 apalagi sampai menularkan pada orang di kampungnya.
"Kami memilih naik motor karena memimalkan kontak dengan orang lain, ini resiko pandemi covid-19, naik motor lebih mudah jaga jarak," katanya.
Alasan lainnya ia ingin menunjukkan spirit cinta Alquran, kalau benar-benar cinta alquran, maka ribuan kilo pasti akan ditempuh. Apalagi saat ini banyak anak muda yang tidak lagi mencintai Alquran dalam kehidupannya.
"Jadi dua itu alasannya, kami tunjukkan kepada yang muda, bahwa walaupun kami hampir tua masih punya spirit mencintai alquran," ujarnya.
Ia juga melihat sebagian besar masyarakat masih berjuang untuk menghadapi pandemi covid-19. Banyak daerah yang dilewati sekalipun perkampungan, masyarakatnya tetap pakai masker demi mencegah covid-19.
Sementara Nining, istri Hasan, yang merupakan kafilah MTQ, menambahkan, karena takut untuk naik pesawat terbang di masa pandemi Covid-19 ini, ia bernazar untuk naik sepeda motor. Menggunakan motor meminimalkan kontak dengan orang lain.
"Naik sepeda motor ke Padang sudah nazar saya juga. Jika juara satu tingkat Provinsi Kaltara, saya akan naik motor ke Padang," katanya.
Sebelumnya, Nining juga pernah ikut MTQ Nasional 2018 di Medan dan masuk lima belas besar. "Dulu itu naik pesawat, tapi kan tidak dalam masa pandemi," tuturnya.
Ia juga menikmati perjalanan dengan sepeda motor. Menurutnya perjalanan dengan motor bisa melihat keindahan indonesia, termasuk budaya penduduk yang masih saling menghormati dan memuliakan tamu. Hal ini didapatnya karena banyaknya bantuan yang diberikan orang lain sepanjang perjalanan. (Rahmadi/ABW)