Alasan Pemkab Limapuluh Kota Tak Cegat 2 Bus Pembawa TKI ke Sumbar

101 TKI dari Malaysia Tiba di Bukittinggi

101 TKI asal Sumbar yang datang dari Malaysia dicegat petugas Check Point PSBB di perbatasan Kota Bukittinggi (Foto: Humas Pemko Bukittinggi)

Langgam.id - Dua bus pembawa 101 orang Tenaga Kerja Indonesia (TKI) dari Malaysia, terpaksa dicegat tim gabungan di lokasi check point saat memasuki Kota Bukittinggi, Sumatra Barat (Sumbar). Mereka kemudian diturunkan dan diwajibkan menjalani karantina di Gedung Diklat Kemendagri di daerah setempat.

Sebelum sampai di Kota Bukittinggi, para TKI asal Sumbar ini diketahui itu berangkat dari Kota Dumai kemudian masuk wilayah perbatasan di Kabupaten Limapuluh Kota. Namun, mereka tidak dicegat saat di perbatasan Limapuluh Kota.

Wakil Bupati Limapuluh Kota Ferizal Ridwan mengatakan dua bus yang membawa ratusan TKI itu telah menjalani pemeriksaan ketat di beberapa check point di wilayah perbatasan. Setidaknya, terdapat empat lokasi pemeriksaan di perbatasan.

"Perlu diketahui, bus yang dari Kota Dumai masuk ke Limapuluh Kota telah beberapa kali menjalani pemeriksaan. Jadi protap secara nasional kan sama," ujar Ferizal dihubungi Langgam.id, Kamis (23/4/2020) sore.

Menurutnya, dalam situasi saat ini juga perlu mengedepankan rasa kemanusiaan. Para TKI yang pulang ke daerah masing-masing tidak mungkin dipulangkan kembali.

"Kita harus kedepankan kemanusiaan tanpa mengabaikan protap. Kalau kita usir kembali ke Malaysia, tentu tidak mungkin secara kemanusiaan. Padahal kadang mereka pulang tidak pakai biaya," katanya.

Selain itu, kata Ferizal, bus yang membawa penumpang TKI tidak turun di Limapuluh Kota. Pihaknya sebelumnya telah melakukan pengawasan ketat dengan melakukan pemeriksaan dan mencatat keseluruhan penumpang.

"Makanya dibiarkan lewat, lagian perbatasan bukan kewenangan pemerintah kabupaten, tapi provinsi. Sebenarnya ini tidak jadi persoalan, kita kedepankan kemanusiaan tanpa mengabaikan protap," tegasnya.

Ferizal mengakui di luar dua bus, juga datang 20 TKI lainnya yang berasal dari Limapuluh Kota. Mereka langsung difasilitasi pemerintah kabupaten serta menjalani karantina secara mandiri di rumah masing-masing.

"Yang beda bus sampai di Limapuluh Kota kami antar ke rumah masing-masing. Bagi kami penanganan warga Limapuluh Kota sebanyak 20 orang yang pulang dari Malaysia kita fasilitasi semuanya," tuturnya.

Sebelumnya, dari data yang diperoleh Pemerintah Kota Bukittinggi, para TKI akan transit di Terminal Aur Kuning kemudian dijemput kembali untuk melanjutkan perjalanan. Mereka ada menuju ke Kota Padang, Pariaman serta Kabupaten Pasaman, Tanah Datar hingga Pesisir Selatan.

Diketahui, Sumbar telah memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang dimulai sejak 22 April hingga 5 Mei 2020. Berbagai aturan telah diterapkan, salah satunya mengurangi kapasitas penumpang di angkutan umum hingga membatasi aktivitas masyarakat. (Irwanda/ICA)

Baca Juga

Debat publik pertama calon Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Limapuluh Kota tahun 2024 berlangsung di Gedung Lubuak Simato Convention Center
Debat Publik Calon Bupati Limapuluh Kota Sigi Kepentingan Negara dan Masyarakat Adat yang Sering Berbenturan
M. FAJAR RILLAH VESKY
Kado Mahkamah Agung untuk DPRD: Dari Lumpsump Kembali  At Cost
Asysyfa Maisarah, Anak Buruh Tani Asal Limapuluh Kota Merajut Mimpi di UGM
Asysyfa Maisarah, Anak Buruh Tani Asal Limapuluh Kota Merajut Mimpi di UGM
Ramly Syarif Dt. Gindak Simano, warga Koto Alam, Kecamatan Pangkalan Koto Baru, Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatra Barat (Sumbar) kecewa dan
Truk Dirampas Debt Collector Tanpa Prosedur, Warga Limapuluh Kota Lapor Polisi
Aku berjalan kaki sepanjang jalan Koto Gadang, Nagari Maek, suatu pagi ketika udara terasa sejuk di kulit dan wajah Bukik Posuak masih
Rumah Gadang Terakhir di Maek: Sepasang Tingkap Menanti Anak-anak Pulang
Bupati Limapuluh Kota Salurkan Bantuan Rp100 Juta untuk Korban Galodo Tanah Datar
Bupati Limapuluh Kota Salurkan Bantuan Rp100 Juta untuk Korban Galodo Tanah Datar