Langgam.id - WhatsApp Group (WAG) TOP100 akan menggelar dialog tokoh Sumatra Barat (Sumbar). Jika tidak ada aral melintang, dialog bertema “Seratus Tokoh Bicara untuk Sumbar ke Depan” itu dijadwalkan digelar pada Minggu (29/9/2019), di Pangeran Beach Hotel, Kota Padang.
WAG TOP100 ini berisikan tokoh dari berbagai latar belakang. Mulai dari pejabat Sumbar, pebisnis, bankir, seniman, budayawan, sastrawan hingga jurnalis asal Sumbar.
“Ini positif, di tengah anomali media sosial yang sering memutuskan tali silaturrahmi karena perbedaan pandangan, justru admin WAG TOP100 memertemukan anggotanya di satu ruang dialog,” ujar salah satu anggota grup, Abdullah Khusairi dalam keterangan tertulis yang diterima langgam.id, Minggu (22/9/2019).
Doktor yang mengajar di UIN Imam Bonjol itu mengatakan, dirinya didapuk menjadi moderator dalam dialog tokoh Sumbar tersebut. Dialog para tokoh akan dibagi berbagai segmen. Seperti pariwisata, digitalisasi, pembangunan ekonomi daerah, pemerintahan nagari, penegakan hukum dan lainnya.
“WAG TOP100 sangat dinamis dan lingkup pembicaraannya luas dengan suasana yang kadang-kadang juga memanas, sering pula sejuk dan penuh tawa, “ kata mantan jurnalis itu.
“Begitu banyak yang expert dalam bidang masing-masing anggota WAG TOP100. Sayang sekali, ide-ide itu tidak terkonsep,” katanya.
“Tapi kemudian admin TOP100 mengambil kesempatan ini. Rencananya akan disiarkan ke berbagai kanal media, juga dibukukan. Seingat saya, ini sudah beberapa kali digelar, sejak 2015. Hanya saja, yang sekarang digelar lebih meriah,” sambungnya.
Lelaki yang karib disapa Badul itu mengatakan, esensi diskusi seperti ini perlu digalakkan oleh banyak WAG agar produktif. Sehingga, WAG tidak hanya menjadi ajang menyebarnya hoaks tetapi berbagi gagasan kemaslahatan ummat.
“Teknologi Informasi harusnya menjadi alat yang membantu kemajuan suatu bangsa bukan untuk meruntuhkan suatu bangsa," jelasnya.
Fenomena di banyak WAG, sejak politik identitas mengemuka, Pilgub, Pilpres, Pileg, yang mengemuka adalah egoisme, propaganda, bahkan perang kata-kata yang tak berkesudahan dari pagi hingga petang. Malahan lebih buruk, putusnya silaturrahmi. Malahan untuk satu dua kasus, ada yang sampai ke kantor polisi.
Kesadaran terhadap keterbatasan watak platform media sosial dan groups chat WAG dalam berdiskusi sangat rendah. Ini bisa dimaklumi, karena ketidakmampuan mengirim pesan secara utuh. Hal yang berbeda jika berdikusi, berdialektika, di suatu meja sebagaimana kehidupan kita di Ranah Minang dengan budaya lapaunya.
Admin WAG TOP100 hanya tiga orang saja tak pernah bertambah; Jasman Rizal, Prof. Werry Darta Taifur, dan Khairul Jasmi. Jasman Rizal, yang tercatat sebagai Kabiro Humas Pemprov Sumbar dan selalu sering menyatakan di WAG TOP100 hanyalah seorang admin, tidak ada sangkut paut dengan jabatannya di Pemprov Sumbar. Begitu pula Werry Darta Taifur, guru besar Universitas Andalas dan Khairul Jasmi, Pemimpin Redaksi Singgalang.
"Dunia kini sudah begitu pesat maju dengan memanfaatkan dunia digital, masyarakat Sumbar kita dorong untuk itu. Mari kita mulai, semua belum terlambat," ujar Doni Oscaria salah seorang yang mengusulkan dialog tokoh, dalam komentarnya di dalam WAG TOP100. (*/Irwanda)