Agustus 2020: Sumbar Inflasi 0,06 Persen Didorong Naiknya Harga Emas

Agustus 2020: Sumbar Inflasi 0,06 Persen Didorong Naiknya Harga Emas

Ilustrasi laju inflasi. Foto: ist

Langgam.id - Naiknya harga emas di pasaran selama sebulan terakhir memicu terjadinya inflasi di Sumatra Barat, setelah beberapa bulan sebelumnya dihantam deflasi menyusul penurunan harga komoditas pokok dan rendahnya daya beli masyarakat.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) Sumbar per Agustus 2020, mencatatkan terjadi inflasi 0,06 persen, di mana Kota Padang mengalami inflasi 0,09 persen dan Kota Bukittinggi kembali deflasi 0,17 persen.

Kepala BPS Sumbar Pitono mengatakan sejumlah komoditas yang mendorong inflasi daerah itu adalah naiknya harga emas di pasaran, kemudian udang basah, dan telur ayam ras.

"Kota Padang mengalami inflasi 0,09 persen dan Bukittinggi deflasi 0,17 persen. Sehingga, dari gabungan dua kota itu, Sumbar per Agustus 2020 mengalami inflasi 0,06 persen," katanya, Selasa (1/9/2020).

Ia merinci harga emas di Padang mengalami kenaikan 8,87 persen dan memberikan andil inflasi sebesar 0,12 persen. Sementara di Kota Bukittinggi harga emas naik 10,97 persen dengan andil terhadap inflasi daerah itu sebesar 0,09 persen.

Selain kenaikan harga emas, inflasi Sumbar juga disebabkan naiknya harga komoditas udang basah, telur ayam ras, petai, minyak goreng, rokok kretek, jengkol dan komoditas lainnya.

Sedangkan beberapa komoditas lainnya justru mengalami penurunan seperti daging ayam ras, bawang merah, ikan tongkol, tomat, jeruk, gula pasir, beras, tarif angkutan udara, dan wartel.

Adapun, inflasi tahun kalender Sumbar dari Januari hingga Agustus sebesar 0,36 persen, dan inflasi year on year (yoy) jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 0,28 persen.

Sementara itu, nilai tukar petani (NTP) Sumbar bulan lalu naik sedikit 1,04 poin dari 98,39 poin menjadi 99,41 poin.

Peningkatan itu terjadi pada subsektor tanaman perkebunan rakyat (NTPR) yang mengalami kenaikan 4,27 poin menyusul naiknya harga komoditas sawit di pasaran.

Sedangkan NTP subsektor lainnya, seperti tanaman pangan, hortikultura, peternakan dan perikanan (nelayan dan pembudidaya ikan) mengalami penurunan. (*/HFS)

Baca Juga

Nilai ekspor yang berasal dari Sumatra Barat (Sumbar) pada Februari 2024 sebesar US$159,43 juta. Terjadi kenaikan sebesar 19,16 persen
Ekspor Sumatra Barat pada Februari 2024 Naik 19,16 Persen
Jumlah wisatawan mancanegara yang tercatat datang ke Sumatra Barat (Sumbar) melaluipintu masuk Bandara Internasional Minangkabau pada Februari
Jumlah Wisman ke Sumbar di Februari 2024 Naik, Turis Brunei Alami Peningkatan Tertinggi
Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Wahyu Wibawa mengungkap beberapa alasan yang menentukan tingkat adopsi varietas padi di
Tahun Lalu Ekonomi Sumbar Hanya 4,62 Persen, BI Sarankan 3 Kunci Dongkrak Pertumbuhan
Berita Sumbar terbaru dan terkini hari ini: BI mencatat, terjadi perlambatan pertumbuhan perekonomian Sumbar selama delapan tahun terakhir.
BI Proyeksikan Ekonomi Sumbar Bisa Tumbuh 5,31 Persen Tahun Ini
Bandara Internasional Minangkabau (BIM) mencatat terjadinya kenaikan penumpang pada arus balik Lebaran 2024 pada 13 April 2024 (H+2) dan
Kunjungan Wisatawan Mancanegara ke Sumbar Turun di Januari 2024
Bandara Internasional Minangkabau (BIM) mencatat terjadinya kenaikan penumpang pada arus balik Lebaran 2024 pada 13 April 2024 (H+2) dan
Berikut 10 Negara Asal Turis Asing yang Paling Banyak Berkunjung ke Sumbar