PalantaLanggam - Pemerintah Kabupaten Solok Selatan Provinsi Sumatera Barat untuk yang kedua kalinya menyelenggarakan Festival Saribu Rumah Gadang pada 22-24 Maret mendatang.
Pada festival yang pertama temanya adalah Manjapuik Nan Tatingga, Mangumpuan Nan Taserak, bagaimana upaya menelusuri, dan mengumpulkan kekayaan budaya yang sudah ditinggalkan.
Nah, pada festival kedua pada tahun 2019 mengambil tema berikutnya yaitu Manyulam Kain Jolong, yang artinya sebuah upaya memperbaiki dan menata kembali budaya yang pernah ada dalam masyarakat agar kembali disenangi dan dicintai.
Menurut pihak penyelenggara kepada PalantaLanggam, Festival Saribu Rumah Gadang bertujuan;
- Untuk menciptakan karakter Kawasan Saribu Rumah Gadang sebagai salah satu daerah tujuan wisata berbasis seni budaya di Kabupaten Solok Selatan.
- Menggali kekayaan seni budaya yang pernah ada atau yang masih hidup dalam masyarakat.
- Sebagai pengetahuan bagi generasi muda tentang sejarah, tatanan adat istiadat, kesenian yang dimiliki dan hidup di masyarakat pada masa lampau.
- Mengajak masyarakat luas untuk menghidupkan kembali budaya dan kesenian di Solok Selatan.
- Menarik wisatawan domestik/lokal dan manca negara untuk berkunjung dan menikmati kekayaan seni budaya Solok Selatan serta keindahannya, guna menciptakan pertumbuhan ekonomi di masyarakat.
Festival akan mengungkap kekayaan seni budaya yang pernah ada atau yang masih ada sejak masa lampau, baik dalam bentuk tata cara upacara adat, prosesi/peristiwa adat, seni pertunjukan, silat, kekayaan sastra tutur dalam bentuk petatah petitih, pasambahan, teks/syair dendang, kekayaan ragam busana adat untuk sebuah peristiwa adat dan untuk seseorang menurut fungsinya, mengembalikan penataan hiasan rumah gadang seperti masa lampau, dan memunculkan benda-benda bersejarah koleksi pribadi/masyarakat.
Seluruh kekayaan materi tersebut akan dikemas dalam bentuk rangkaian peristiwa selama 3 hari:
- Pembukaan, tanggal 22 Maret 2019, pukul 19.45-Selesai di Kawasan Saribu Rumah Gadang Koto Baru. Rangkaian acara mulai dari upacara adat penyambutan kedatangan rombongan tokoh adat Alam Surambi Sungai Pagu, makan bajamba, dan kesenian tradisi Solok Selatan menjadi bagian perhelatan pembukaan.
- Kunjungan siswa-siswi se Solok Selatan, tanggal 23 Maret 2019, pukul 09.00-12.00. Kunjungan TK dan SD ke Koto Baru, SMP dan sederajat akan mengunjungi Rumah Gadang Balun dan Rumah Gadang Rajo Daulat di Pasia Talang. Mereka akan menulis impresi mereka atas kunjungan tadi berupa esai pendek yang dilombakan. Lalu, prosesi adat khas Solok Selatan, pukul 14.00-18.00. Menampilkan 10 Prosesi Adat dengan kostum dan peralatan sebagaimana dulunya. Akan mulai dari Simpang Pasa Baru hingga ke laangan Banca. Seluruh peralatan mereka akan dipamerkan di lapangan Banca. Pameran ini akan menjadi materi lomba essai siswa SMA, SMK dan sederajat.
Panggung Anak Nagari, pukul 16.00-00.00, di Taman Kota Muaro Labuah. Panggung ini akan menggelar karya-karya anak nagari dari sanggar/komunitas berupa tari, musik dan randai serta kuliner dan kerajinan khas Solok Selatan.
- Penutupan tanggal 24 Maret 2019, di Taman Kota Muaro Labuah
Pukul 13.00-17-00 alek pidato di Kawasan Rumah Gadang Pasia Talang.
Pukul 14.00-17.00 Penampilan seni pertunjukan sanggar/komunitas.
Pukul 19.45-selesai Acara penutupan Festival yang dihadiri oleh tokoh-tokoh adat dengan upacara adat dan penampilan kesenian anak nagari.
Acara ini di selenggarakan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Solok Selatan dan didukung oleh Tokoh-tokoh Adat Solok Selatan, sanggar/komunitas seni serta masyarakat se Solok Selatan.
Festival ini juga melibatkan putra daerah Solok Selatan di rantau sebagai Konseptor & Artistic Director Festival yaitu Hartati dari IKJ Jakarta dan Susasrita Loravianti ISI Padang Panjang sebagai sutradara seni pertunjukan.