Ada Gema Penolakan IKN di Bukittinggi, Pengamat: Biasa Saja, Negara Demokrasi Begitu

Kekalahan Prabowo Subianto dalam Pilpres di Sumatera Barat menarik perhatian. Pasalnya, kedigdayaan Prabowo pada dua Pilpres sebelumnya

Asrinaldi, Pengamat Politik dari Universitas Andalas (Unand) Padang. (Foto: Zulfikar/Langgam.id)

Berita Sumbar terbaru dan terkini hari ini: Harusnya, kata Asrinaldi, penolakan IKN itu hasur dibarengi alasan yang rasional. Jadi, tidak asal menolak.

Langgam.id - Pengamat Politik dari Universitas Andalas (Unand) Padang, Asrinaldi menilai adanya penolakan terhadap Ibu Kota Negara (IKN) baru di gedung Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Bukittinggi, bahkan videonya telah beredar di media sosial merupakan hal yang biasa saja.

Meskipun sekelompok orang itu mengatasnamakan ulama, tokoh dan aktivis Sumatra Barat (Sumbar), menurut Asrinaldi hal itu belum atau bukan mewakili masyarakat Sumbar.

Sebagai warga negara, kata Asrinaldi, tentu bebas menyatakan pendapat. Namun, dalam konteks bernegara, tentu ada aturan dalam hal pemindahan ibu kota negara serta dasar undang-undangnya.

Pemerintah, lanjut Asrinaldi, sudah melakukan sejumlah kajian, sehingga memutuskan ibu kota layak dipindahkan.

"Jadi, saya kira sebagai warga negara tentu harus ikut undang-undang, karena itu aturan dalam bernegara, kalau ada kelompok masyarakat yang berpendapat lain, itu wajar saja, biasa saja, negara demokrasi begitu," ujar Asrinaldi kepada Langgam.id, Selasa (1/2/2022).

Meskipun ada masyarakat yang merasa tidak puas ibu kota negara dipindahkan, Asrinaldi menilai itu biasa saja, setiap orang memiliki pendapat masing-masing.

Ditegaskan Asrinaldi, apa yang disampaikan sekelompok orang di Bukittinggi dan videonya telah beredar di media sosial, itu tidak dapat dikatakan mewakili masyarakat Sumbar.

Harusnya, kata Asrinaldi, apa saja yang tidak sependapat dengan pemerintah, seharusnya ada rasionalisasi, kenapa itu ditolak. Misalnya, soal penolakan ibu kota negara, tentu harus dilakukan kajian, benar atau tidak, keputusan itu tetap atau tidak.

Sementara, ucap Asrinaldi, pemerintah memiliki sumber daya dan punya para pakar yang bisa mengkaji pemindahan ibu kota itu. Jadi, tidak hanya sekadar menyampaikan pendapat menolak saja, tapi tidak ada solusinya. Kalau memang Jakarta layak dipertahankan, lalu apa solusinya dengan semua permasalahannya sekarang?

"Jadi, kita harus mengajak masyarakat rasional juga, menolak itu harus ada solusinya. Jakarta itu punya persoalan kompleks, kalau tidak layak apa solusinya. Jadi ini bukan masyarakat yang di Bukittinggi saja, tapi juga kelompok masyarakat lain yang menolak," paparnya.

Harusnya, kata Asrinaldi, penolakan harus punya konsep solusi yang bisa dijadikan perbandingan. Dan bukan hanya sekadar menolak.

"Jangan sampai apa yang dikerjakan pemerintah salah semua, karena tidak begitu juga cara bernegara. Jadi pernyataan yang kemaren itu tidak bisa disebut mewakili Sumbar," jelas Asrinaldi.

Lalu, soal pemindahan ibu kota yang dinilai memberatkan APBN, menurut Asrinaldi, hal itu karena memang telah menjadi kewajiban dari undang-undang. Kalau memberatkan APBN, tentu bisa dicarikan jalan lain, seperti pembiayaan swasta.

Baca juga: Penolakan IKN Bergema dari Gedung MUI Kota Bukittinggi

"Pembangunan ibukota juga merupakan solusi yang sudah dibicarakan sejak zaman Presiden Soekarno. Bukan hanya hari ini," katanya.

Dapatkan update berita Sumbar terbaru dan terkini hari ini dari Langgam.id. Mari bergabung di Grup Telegram Langgam.id News Update, caranya klik https://t.me/langgamid, kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca Juga

Langgam.id-Asrinaldi
PKS Cabut Dukungan di Pilkada Dharmasraya, Pengamat: Bentuk Pragmatisme Politik
Menakar Kekuatan Calon Wali Kota Padang
Menakar Kekuatan Calon Wali Kota Padang
Bupati Agam Bahas Pembangunan Berkelanjutan dengan Presiden di IKN
Bupati Agam Bahas Pembangunan Berkelanjutan dengan Presiden di IKN
Paling tidak kita dapat mengetahui partai politik mana yang memiliki mesin politik yang tangguh di akar rumput.
Pilgub: Kotak Kosong atau Head to Head?
Sejumlah Kampus Ternama Mulai Tancapkan Fondasi di IKN
Sejumlah Kampus Ternama Mulai Tancapkan Fondasi di IKN
Langgam.id-Asrinaldi
Mengembalikan Otonomi ke Daerah