Infolanggam- Universitas Muhammadiyah (UM) Sumatera Barat menggelar seleksi wawancara Program Sekolah Kader Muhammadiyah (PaskaMU) bagi calon mahasiswa baru 2024/2025. Bagi yang lolos PaskaMU, akan mendapatkan beasiswa berupa diskon Uang Kuliah Tunggal (UKT) mencapai 70 persen.
Seleksi PaskaMU berlangsung di Convention Hall Prof. Dr. H. Ahmad Syafi’i Ma’arif, M.A., Kampus I Padang. Turut hadir Wakil Rektor III Ahmad Lahmi, Direktur PaskaMU Mursal serta berbagai stakeholder terkait.
Direktur PaskaMU Mursal, mengatakan Program PaskaMU bertujuan untuk menghasilkan kader-kader, yang dapat mendukung dan mewujudkan cita-cita persyarikatan Muhammadiyah dalam masyarakat.
“Sekolah Muhammadiyah harus berfungsi sebagai pusat pengembangan ilmu pengetahuan serta melahirkan kader unggulan yang dapat memberikan solusi terhadap berbagai persoalan umat manusia," ujarnya
Ia berterima kasih kepada peserta yang antusias dalam mengikuti proses seleksi beasiswa PaskaMU. "Kami berharap program ini dapat membimbing calon kader Muhammadiyah untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Pintar itu penting, namun menjadi pribadi yang baik jauh lebih penting," ujarnya.
Wakil Rektor III UM Sumatera Barat Ahmad Lahmi mengatakan, seleksi tahun ini merupakan angkatan ke-4 dari program tersebut, yang menunjukkan peningkatan peminat setiap tahunnya.
Tahun ini, kata dia, ada sekitar 150 peserta yang mengikuti seleksi dari berbagai wilayah di Sumbar, termasuk Kota Padang, Kabupaten Agam, Kabupaten Pesisir Selatan, Kabupaten Lima Puluh Kota, Kota Bukittinggi, Kota Pariaman, Kepulauan Mentawai, dan lainnya. Selain itu, hampir separuh peserta juga berasal dari Sumatera Utara Utara dan Jambi.
Kata Lahmi, program ini dirancang untuk mengembangkan kader yang tidak hanya menguasai ilmu agama tetapi juga ilmu-ilmu keduniaan. Untuk mendukung hal ini, UM Sumatera Barat memberikan potongan UKT sebesar 70 persen dan memfasilitasi asrama sebagai tempat tinggal selama mengikuti pendidikan di kampus.
"Kita bertujuan mencetak kader-kader yang hebat, yang tidak hanya menguasai ilmu agama, tetapi juga ilmu umum agar mereka dapat bekerja di berbagai sektor. Misalnya, lulusan Farmasi yang dapat berfungsi sebagai apoteker sekaligus ulama, atau ulama yang memahami ilmu kehutanan, akuntansi, dan sebagainya," ujarnya.