Langgam.id - Kondisi positivity rate covid-19 atau rasio jumlah kasus positif di Sumatra Barat (Sumbar) mencapai 16 persen. Pada kondisi saat ini, rumah sakit yang menjadi rujukan pasien positif juga kewalahan.
Salah satunya adalah Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) M Djamil Padang yang kekurangan alat kesehatan dan tenaga kesehatan. Apalagi para pasien positif covid-19 yang dirujuk rata-rata dalam kondisi berat.
"Dan ini tadi yang menyulitkan bagi kami karena keterbatasan dari tenaga yang ada," kata Direktur Umum SDM dan Pendidikan RSUP M Djamil Padang, Dovi Djanas dalam diskusi online yang diinisiasi Grup WhatsApp Kawal Covid-19 Sumbar, Minggu (18/4/2021) malam.
Dovy mengakui tiga bulan belakangan pihaknya masih bisa mengkontrol kondisi darurat ini dengan peralihan tenaga kesehatan untuk merawat pasien positif. Hanya saja, dalam beberapa hari ini pasien rujukan terus berdatangan.
"Sekarang dengan trend naiknya pasien-pasien covid-19 karena kita bicara kepada rumah sakit rujukan, kami terus menerima rujukan yang dalam satu sampai dua hari ini kami terpaksa memposisikan ruangan-ruangan dengan keadaan memang tidak ideal," jelasnya.
"Dan karena keterbatasan alat kesehatan dan tenaga, ini yang akan inysaallah besok terutama mengadakan pertemuan dengan PERSI (Persatuan Rumah Sakit Swasta Indonesia) Sumbar bagaimana membahas kondisi saat ini," sambung Dovy.
Untuk saat ini, kata dia, kondisi rumah sakit lainya juga mengalami keterbatasan yang sama. Maka itu perlu koordinasi semua pihak membicarakan permalasahan ini dari hulunya.
"Bagaimana mungkin menyiapkan lagi isolasi mandiri atau menyiapkan rumah sakit lainnya sebelum dirujuk ke Rumah Sakit M Djamil. Dan ini perlu kerja sama nanti karena kita pada fase saat ini sepertinya kita sudah overload," ujarnya.
Diakuinya saat ini untuk jumlah tempat tidur yang tersedia masih tersedia. Namun hal ini juga akan susah jika alat dan tenaga kesehatan terbatas.
"Sekarang ventilator sudah terpakai saat ini. Sangat penuh dan terpakai saat ini. Karena ini fase sangat meningkat, ini yang kita takutkan. Kita berharap bagaimana bersama bisa melakukan koordinasi bagaimana pengelola covid-19 ini," tuturnya. (Irwanda/ABW)