Langgam.id - Seekor beruang madu mengubrak-abrik dua rumah warga di daerah Jorong Lubuk Selasih, Nagari Batang Barus, Kecamatan Gunung Talang, Kabupaten Solok, Sumatra Barat (Sumbar). Hewan itu melakukan aksinya diduga karena mencari makanan di rumah tersebut.
Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Solok Afrilius mengatakan, kronologis konflik hewan dengan nama latin Helarctos Malayanus itu berawal pada Rabu (30/3/2021) sekitar pukul 23.30 WIB. Beruang sedang berusaha membobol dapur rumah milik Hendra.
"Mendengar suara kayu patah di dapur Pak Hendra menengok, namun karena hari sudah malam listrik mati serta hujan turun lebat, pak Hendra kembali ke ruang tengah rumahnya dan mengambil lampu senter," katanya, Jumat (2/4/2021).
Kemudian terangnya, warga bernama Hendra tersebut kembali menengok suara bunyi gemeretak kayu patah yang berasal dari dapur miliknya. Setelah sampai ternyata seekor beruang besar yang sedang mengobrak-abrik dapurnya.
Beruang tampak sedang memakan nasi yang sudah tinggal kerak di dalam periuknya. Melihat itu, Hendra dengan rasa takut, lalu istrinya menarik Hendra masuk ke dalam dan mengunci rumahnya. Kemudian ia lari ke depan rumah sambil menyenter atau menerangkan dengan lampu dari depan rumah.
"Ternyata beruang tersebut sudah lari dari rumah berselang satu jam sesudah itu satwa tersebut kembali masuk ke dalam dapur rumah pak Hendra, kemudian kembali dihalau oleh pak Hendra," katanya.
Afrilius melanjutkan, saat itu masih dalam suasana hari hujan lebat dan lampu mati karena ada angin badai. Sekitar pukul 01.00 WIB dini hari, beruang madu tersebut sempat membunuh seekor anjing warga yang berjarak sekitar 300 meter dari rumah Hendra.
Anjing itu ungkapnya, merupakan anjing yang diikat dengan rantai untuk menjaga rumah. Kemudian pada pukul 04.00 WIB dini hari beruang madu tersebut kembali ke arah rumah Hendra, namun yang dimasukinya kali ini rumah warga lainnya, yaitu rumah milik Safrudin.
Saat di rumah Safrudin katanya, beruang madu tersebut juga merusak dan membobol dapurnya yang terbuat dari papan dan mengobrak-abrik dapurnya. Beruang itu juga merusak satu magic com yang di dalamnya ada kerak nasi yang sebelumnya sudah dimakan.
"Ada juga bekas-bekas darah tangan beruang, diduga bekas darah anjing yang habis dicakar oleh beruang tersebut," katanya.
Kemudian terangnya, akibat merasa takut dan khawatir, malam itu juga dari pemerintahan nagari maupun bamus serta warga menghubungi BKSDA Solok. Namun karena suasana juga hujan lebat, paginya nya tim BKSDA lansung meninjau lokasi dan melaporkan kepada Kepala SKW III Sumbar, serta minta petunjuk dan arahan untuk tindakan selanjutnya.
"Identifikasi kita lakukan siang hingga sore kemaren, dan malam kita lakukan penghalauan hingga dini hari tadi, Kepala SKW III memerintakan untuk melakukan penanganan konflik ini 4 hari kedepan sesuai aturan yang berlaku," katanya.
Pihaknya tidak melakukan pemasangan perangkap di lokasi, sebab berdasarkan identifikasi dan verifikasi lapangan lokasi penampakan beruang tersebut masih berada di pinggir dan dikelilingi oleh kawasan suaka margasatwa Bukit Barisan dan Suaka Margasatwa Tarusan Arau Hilir.
Siang ini pihaknya tidak melakukan pengusiran, karena biasanya siang ini dian masuk hutan menyelamatkan diri.
Menurutnya, dari hasil dari lapangan diduga satwa beruang tersebut datang ke rumah warga karena adanya bau minyak goreng bekas yang masih terbuka di dapur-dapur warga.
"Baunya sangat amis, kepada warga sudah disampaikan agar selalu menyimpan minyak bekas yang jumlahnya sangat banyak tersebut ke dalam kaleng atau botol yang tertutup, jangan biarkan terbuka di dapur begitu saja," katanya. (Rahmadi/yki)