Langgam.id - Salah satu kritik yang sering diarahkan ke PLTU Ombilin adalah banyaknya tumpukan abu bekas pembakaran batubara yang digunakan sebagai bahan baku utama pembangkit. Untuk mengatasi keluhan itu, PLN mengaku sudah melakukan sejumlah langkah dan berkomitmen menyelesaikan efek negatif.
"Selain fly ash (abu terbang) yang saat ini banyak dikeluhkan adalah bottom ash (abu dasar) yang bertebaran di jalan-jalan desa Sijantang," sebut siaran pers PLN Wilayah Sumatra Barat yang diterima Langgam.id, Kamis (27/6/2019).
Terkait hal tersebut, menurut siaran pers itu, pihak PLTU Ombilin sudah meminta izin untuk membuang bottom ash ke lokasi milik PT. Guguak Tinggi Coal (GTC). "Paling lambat Juni 2019 sesuai izin Pemanfaatan LB3 FABA sebagai penetralisir asam tambang."
Izin tersebut dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KemenLHK) sesuai Surat Keputusan (SK) MenLHK Nomor SK.197/ Menlhk/ Setjen/ PLB.3/ 3/ 2019 Tanggal 6 Maret 2019.
Dalam siran pers itu, PLN juga mengutip pernyataan Kepala Dinas Perumahan, Kawasan Pemukiman, Pertanahan dan Lingkungan Hidup Kota Sawahlunto Adrius Putra.
“Penelitian terkait abu itu dilakukan secara bertahap oleh PLTU Ombilin melalui uji coba pemanfaatan abu sebagai pupuk tanaman. Kegiatan ini bekerjasama dengan BPTP Kementrian Pertanian Provinsi Sumatera Barat. Kesimpulan kerjasama itu, abu PLTU Ombilin mampu memperbaiki sifat kimia tanah dan tidak berpengaruh terhadap peningkatan kadar logam tanah,” kata Adrius, sebagaimana dilansir siaran pers PLN.
Menurut Adrius, pihaknya telah melaksanakan fungsi pengawasan terhadap Pengendalian Pencemaran Udara (PPU) pada industry PLTU Ombilin, secara maksimal.
“Sebagai salah satu objek pengawasan PPU dari sumber tidak bergerak, PLTU Ombilin diwajibkan memantau emisi cerobong asapnya. Pemantauan secara harian menggunakan CEMS (Continius Emission Monitoring System) dan memantau kualitas udara ambien disekitar lokasi usaha setiap 1 kali dalam 3 bulan. Laporan itu disampaikan oleh PLTU Ombilin sesuai jadwal tersebut,” katanya.
Dalam siaran pers itu, PLN menyebut, tim PLTU Ombilin mengaku ke rumah-rumah warga dan mendapatkan hasil positif terkait keberadaan pembangkit listrik tersebut.
"Nursyahrial, perangkat desa Sijantang mengatakan, keberadaan PLTU Ombilin mampu membuka lapangan kerja bagi masyarakat sekitar."
Soal keluhan ISPA, tim PLN juga mengutip warga yang sama. "Ketika dikonfirmasi apakah ada keluhan atau aduan masyarakat terkait penyakit ISPA, Nursyahrial mengaku bahwa hingga saat ini belum ada aduan yang diterimanya," sebut rilis itu.
“Kalau untuk ISPA, sepengetahuan saja belum ada. Tapi yang sering dikeluhkan masyarakat adalah abu yang terletak di pinggir-pinggir jalan,” lanjutnya, sebagaimana dilansir siaran pers itu.
Senada dengan itu, PLN juga merilis pernyataan warga Sijantang, Gusnaneli. Menurutnya, belum ada tetangga atau warga sekitarnya yang mengeluh terkena ISPA akibat terpapar abu PLTU. “Selama ini, saya belum mendengar adanya ISPA yang dialami masyarakat, apalagi asap beracun, tidak ada,” kata Gusnaneli.
Menanggapi keluhan sebagian warga tentang abu yang banyak bertebaran di jalan, menurut PLN, PLTU Ombilin berkomitmen untuk menyelesaikan efek negatiF tersebut.
"Manajemen senantiasa berusaha untuk cepat tanggap meminimalisir dampak negatif tersebut. Contohnya abu bekas pembakaran selalu ditutup terpal dan disiram air agar tidak beterbangan dan mengganggu kenyamanan warga di sekitar PLTU."
Manager Komunikasi PLN UIW Sumbar Remialis menambahkan, selama ini program CSR PLTU Ombilin telah berjalan baik. “Manajemen PLTU Ombilin selalu berkomitmen untuk menjalankan program tanggung jawab sosial ke masyarakat sekitar. Hal ini bisa dilihat dari adanya bantuan ke beberapa kelompok tani yang ada di desa. Serta, pemeriksaan kesehatan masyarakat rutin yang dilakukan PLTU bekerja sama dengan Dinas Kesehatan setempat."
Sebelumnya, Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Padang meminta pengoperasian Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Ombilin di Kota Sawahlunto dihentikan sementara. Hal ini menyusul dugaan asap beracun dan limbah PLTU yang mengalir ke sungai Ombilin mengancam kesehatan masyarakat sekitar. (Baca: Darurat Asap Beracun, LBH Padang Desak PLTU Ombilin Berhenti Beroperasi.) (*/SS)