Langgam.id - Tahun baru 2021 tinggal menghitung hari. Hampir semua sektor di Sumatra Barat (Sumbar) punya kejadian-kejadian besar dan mengejutkan sepanjang tahun 2020 ini termasuk dalam hal satwa.
Beberapa kali sempat diberitakan kejadian penyerangan terhadap warga oleh satwa liar, mulai dari buaya hingga beruang. Baru-baru ini, sempat ada warga yang digigit buaya ketika sedang mencari ikan.
Berikut beberapa peristiwa konflik satwa dengan warga di Sumbar selama 2020 yang dirangkum oleh langgam.id.
1. 'Baruak Gadang' Tertangkap di Sitinjau Lauik
Awal tahun 2020, tim Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatra Barat (Sumbar) menangkap "Baruak Gadang" atau beruk ekor babi yang diduga meresahkan akibat menyerang pengendara yang melewati jalur Sitinjau Lauik.
Baca juga: “Baruak Gadang” Sitinjau Lauik Direhabilitasi ke Yayasan Kalaweit Solok
Diketahui, BKSDA telah memasang perangkap sejak 19 Desember 2019, dan baru tertangkap pada 6 Januari 2020.
Bahkan pada 13 Agustus lalu sebuah vidio yang beredar dari instagram @picko_channel menunjukan penyerangan satwa dengan nama ilmiah Macaca Nemestrina ini menyerang pengendara di Sitinjau Lauik.
2. Harimau Terkam Ternak di Agam
Pada 22 Januari 2020, di Kampung Melayu, Jorong Balai Ahad, Nagari Lubuk Basung, berdasarkan identifikasi lapangan yang ditemukan, terdapat tanda-tanda jejak satwa yang diduga harimau Sumatra. Diketahui juga, seekor sapi milik warga diterkam oleh satwa tersebut.
Pada bulan Juni, 2 ekor kerbau warga kembali diterkam oleh satwa diduga harimau di Nagari Sungai Pua, Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam. Serangan ini mengakibatkan bekas luka cakar di tubuh kerbau.
BKSDA pun menghimbau masyarakat untuk tidak beternak di dekat area hutan cagar alam, demi mengantisipasi kejadian lainnya.
3. Warga Digigit Buaya
Seorang warga di Koto Marapak, Nagari Silareh Aia, Kecamatan Palembayan, Agam bernama Muhammad Taher (37th) diserang oleh buaya ketika sedang mencari ikan di Sungai Batabg Nanggang.
Taher menceritakan pejuangannya mengeluarkan kaki kirinya yang sempat digigit buaya, ia menaham mulut buaya dengan tangannya. Seketika terlepas, ia langsung berusaha melarikan diri dengan sepeda motor, meskipun kakinya sudah berdarah dan terasa sakit.
BKSDA menginformasikan buaya ini menyerang Taher dengan jarak sekitar 2 kilometer dari rumahnya. Korban akhidnya dirawat di RSUD Lubuk Basung.
4. Kemunculan Beruang Madu
Warga Solok Selatan diserang beruang madu pada 22 Okrober 2020 lalu. Penyerangan ini terjadi ketika sedang berada di kawasan ladang mencari sayur paku atau tumbuhan pakis.
Menurut BKSDA, beruang ini juga pernah dilihat masyarakat sekitar 7 hingga 10 Oktober. Akibat penyerangan tersebut, korban yang bernama Basrial (59) mengalami luka cakar di bagian bahu kiri.
Sementara pada bulan November, kemunculan beruang madu kembali ditemukan di kelok 44, tepatnya di Kubuak, Nagari Matur Mudiak, Kabupaten Agam. Warga mengaku melihat beruang sedang berada di atas pohon durian yang sedang berbuah kala itu.
BKSDA beranggapan beruang ini merupakan beruang yang sama dengan yang ada di Solok Selatan. BKSD pun memasang perangkap untuk menangkap satwa tersebut.
"Himbauan bagi masyarakat apabila bertemu beruang, sebaiknya segera menjauhi lokasi tersebut, meskipun sebenarnya beruang itu juga takut. Atau bisa dengan menciptakan bunyi-bunyian, beruang akan lari kalau ada hal semacam itu," jelas tim BKDSA dalam wawancara bersama langgam.id pada (23/10/20).
5. Harimau di Alahan Panjang Solok
Warga di Alahan Panjang Kabupaten Solok dikagetkan oleh kemunculan harimau pada awal Desember lalu. Video kemunculan seekor harimau tersebut juga viral di media sosial Instagram dan diunggah akun @infopadang_ pada Rabu (2/12/2020). Harimau tersebut menarik perhatian penggunan jalan.
Baca juga: Awal Mula Harimau di Alahan Panjang Keluar Masuk Kampung Warga
Tak hanya muncul di jalan, harimau itu ternyata juga keluar masuk kampung dan memangsa ternak warga di Nagari Simpang Tanjuang Nan Ampek, Kecamatan Danau Kembar, Kabupaten Solok, Sumatra Barat (Sumbar). Warga di kampung itu cemas sehingga tim BKSDA memasang perangkap di lokasi itu.
“Personel kani masih di sana untuk melakukan penanganan. Kami memasang perangkap untuk melakukan penanganan,” kata Pelaksana Harian Kepala BKSDA Sumbar, Wawan Sukawan kepada wartawan, Jumat (4/12/2020).
Dua hari kemudian harimau tersebut masuk perangkap. Harimau yang masuk perangkap di daeah itu berjumlah dua ekor. (Tasya/ABW)