PalantaLanggam - Lima orang dosen Universitas Andalas dari Fakultas Keperawatan, Fakultas Ilmu Budaya, Fakultas Ekonomi, dan Fakultas Teknologi Informasi memberikan pelatihan tentang “Metode Pembelajaran Video Modelling” kepada guru SD Negeri 3 Kampung Ulo, Padang.
Kelima orang tersebut ialah Boby Febri Krisdianto, Arif Rohman Mansur, Ria Febrina, Meza Silvana, dan Ika Sri Wahyuni TD.
Pelatihan yang akan diadakan pada Kamis, 17 Desember 2020 ini merupakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang didukung oleh Lembaga Pengembangan dan Penjaminan Mutu (LPPM) Universitas Andalas, khususnya dalam rangka membantu nagari membangun.
Boby Febri Krisdianto, Ketua Pengabdian kepada Masyarakat, menyatakan bahwa pelatihan metode pembelajaran video modelling ini diberikan untuk membantu guru dalam menyiapkan video edukasi tentang perilaku hidup bersih dan sehat.
“Mulai semester genap tahun ajaran 2020/2021, sekolah akan dibuka kembali. Kepala sekolah dan para guru harus mempersiapkan strategi pembukaan sekolah yang tepat. Salah satu hal yang dapat dipersiapkan guru ialah video edukasi tentang penerapan protokol kesehatan Covid-19, khususnya mengenai Perilaku Hidup Sehat dan Bersih (PHBS),” ujar Boby Febri Krisdianto.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa sekolah harus menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat kepada siswa, seperti mencuci tangan dengan sabun dan air setidaknya 20 detik, menggunakan hand sanitizer, mandi atau mencuci muka sesampai di rumah. Oleh karena itu, dalam pengabdian ini, Universitas Andalas menghadirkan Ira mulyasari. Keperawatan Anak untuk memberikan materi tentang PHBS dan protokol kesehatan di sekolah.
Sebagai ketua pengabdian, Boby Febri Krisdianto mengungkapkan bahwa ada sejumlah masyarakat yang abai terhadap kebersihan diri, seperti tidak mencuci tangan setelah membersihkan kotoran hidung, batuk, dan bersin; serta tidak mencuci tangan sebelum makan atau mengantarkan makanan. Aktivitas tersebut mencerminkan perilaku hidup kotor. Sementara itu, pada masa pandemi, hal-hal tersebut harus diperhatikan.
Tak hanya tidak mencuci tangan, Boby Febri Krisdianto juga mengungkapkan bahwa setiap orang harus menghindari menyentuh mata, hidung, dan mulut dengan tangan yang belum dicuci. Bahkan, dilarang berjabat tangan dan harus mengindari interaksi fisik dengan orang yang memiliki gejala sakit.
“Tutupi mulut saat batuk atau bersin dengan lengan atas atau dengan tisu, kemudian langsung buang tisu ke tempat sampah, dan segera mencuci tangan,” ungkapnya.
Ketika hal tersebut dilaksanakan, Boby Febri Krisdianto mengungkapkan bahwa seseorang sudah menerapkan perilaku hidup sehat. Bahkan, nanti saat sekolah dibuka kembali, Boby Febri Krisdianto menghimbau kepala sekolah dan guru agar rajin membersihkan dan menggunakan disinfektan secara berkala di daerah yang sering disentuh anak didik, seperti alat tulis, meja, dan kursi di sekolah.
Selain itu, pengabdian kepada masyarakat ini tidak hanya mensosialisasikan perilaku hidup bersih dan sehat, tetapi juga memberikan pelatihan kepada guru untuk membuat video perilaku hidup sehat yang dapat disaksikan oleh siswa.
“Guru harus menjadi agen of change perilaku hidup bersih dan sehat bagi anak didik mereka. Video yang diciptakan langsung oleh guru dianggap efektif untuk mengedukasi anak-anak agar mereka dapat meniru perilaku guru.”
Terkait pembuatan video tersebut, Boby Febri Krisdianto dan tim mengundang secara khusus, conten creator Indonesia asal Sumatera Barat, Sulung Siti Hanum. Ia akan menjelaskan teknik pengambilan gambar melalui smartphone dan teknik memanfaatkan semua fitur pada handphone agar dapat menghasilkan video dengan gambar yang jelas, suara yang jernih, dan cahaya yang cukup.
“Para guru SDN 3 Kampung Olo akan dibimbing langsung untuk mempraktikkan pembuatan video modelling tentang perilaku hidup bersih dan sehat. Guru juga langsung menjadi role model agar siswa meniru perilaku protokol kesehatan yang dilakukan oleh guru mereka.”
Rismanilur, S.Pd., Kepala SDN 03 Kampung Olo mendukung terlaksananya pelatihan metode pembelajaran video modelling yang diberikan kepada para guru. Ia secara khusus sudah meminta semua guru untuk mengikuti pelatihan yang diharapkan dapat menjadi bekal bagi guru dalam membuat video pembelajaran yang kreatif.
Menurut Boby Febri Krisdianto, pembuatan video yang kreatif ini juga merupakan salah satu tujuan pengabdian kepada masyarakat.
“Dengan praktik pembuatan video yang langsung didampingi oleh ahli, diharapkan guru dapat membuat video pembelajaran yang lain sehingga siswa juga dapat menikmati pengalaman belajar dengan menyaksikan video kreatif yang dihasilkan oleh guru mereka sendiri.” (Osh)