Langgam.id - Menjabat sebagai direktur salah satu rumah sakit di Kota Padang, tidak menghentikan Kolonel (purn) dr. Farhan Abdullah. Sp THT-KL, atau yang dikenal dengan dr. Farhan untuk menjadi garda terdepan melawan covid-19. Dalam kurun waktu 8 bulan pandemi covid-19, ia telah melakukan lebih dari 6.000 tes swab kepada masyarakat.
Dr. Farhan adalah seorang dokter militer spesialis Telinga, Hidung, Tenggorokan (THT) yang turut menangani pasien covid-19 sejak pandemi mulai mewabah di Kota Padang. Pada awal pandemi, ia menekankan kepada seluruh tenaga kesehatan(nakes) untuk tidak mundur dalam memerangi covid-19.
Ia mengatakan rata-rata per hari ia bisa menangani 70-75 pasien positif untuk menjalani perawatan.
"Sehari saya bisa menangani 70-75 pasien positif. Saya mulai melakukan tes swab sendiri dan sudah melakukan 6.000 tes swab dalam kurun waktu 8 bulan pandemi ini," tutur dr. Farhan dalam siaran podcast bersama Langgam.id, Selasa(24/11/2020).
Ia menyebut, 4 bulan pertama pandemi covid-19 di Kota Padang, Dinas Kesehatan Kota Padang gencar melakukan tracing bersama tim dari puskesmas. Data inilah yang diserahkan kepada rumah sakit tempatnya bekerja, yaitu Semen Padang Hospital untuk kemudian dilakukan tes swab.
Kemudian spesimen tes swab inilah yang diserahkan kepada Laboratorium Universitas Andalas (Unand) di bawah pimpinan dr. Andani. Berbulan-bulan merawat pasien postif covid-19, tak membuatnya kebal dari ancaman virus tersebut.
Ia dinyatakan positf covid-19 pada 18 Oktober 2020 setelah terpapar virus dari ruang rawat inap covid-19 di Semen Padang Hospital. "Saya juga manusia biasa, 9 bulan saya menangani covid-19 ini dan mungkin pada waktu itu saya tidak berhati-hati sehingga saya melepas Alat Pelindung Diri (APD) level III saya sehingga saya terpapar covid-19 di rumah sakit," katanya.
Saat itu, suhu tubuhnya mencapai 38,7 derajat, dan mengalami gejala gatal-gatal pada area kulit atau dalam istilah medis disebut dengan Urtikaria. Karena daya tahan tubuh yang terus menurun dan mulai mengalami sesak napas, ia terpaksa dirawat di ICU RSUP M Djamil selama 7 hari.
Selama 7 hari menjalani isolasi, ia juga sempat mengalami masa kritis. Ia mengaku sempat dipasangkan alat ventilator untuk membantu pernapasan dan telah disuntikkan berbagai macam obat untuk membantu memulihkan daya tahan tubuhnya.
"Selama saya dirawat, sudah 4 pasien di dalam ruangan saya meninggal dunia. Saya tidak takut, tapi merasa sedih karena sebagai dokter saya berharap dapat meringankan beban mereka, tapi saat itu saya sendiri juga dalam keadaan sakit. Saat itu saya berdoa kepada Allah agar segera pulih dan dapat kembali membantu masyarakat melawan covid-19," terangnya.
Ia akhirnya dinyatakan sembuh pada Senin(02/11/2020). Menurutnya, selain dibutuhkan doa dan usaha, suntikan semangat dari orang-orang sekitar sangat berpengaruh bagi kesembuhan pasien covid-19.
Ia terus menghimbau masyarakat untuk tetap menaati protokol kesehatan agar tidak perlu mengalami penderitaan akibat covid-19 ini. "Covid-19 ini nyata dan benar adanya, semoga tidak ada lagi masyarakat yang tidak percaya covid-9," ujarnya.(Farhan/Ela)