Langgam.id - Di sela derasnya hujan di Kota Padang, para qori dan qoriah finalis Musabaqah Tilawatil Qur'an (MTQ) Nasional ke-28 tetap bersemangat melantunkan ayat suci Al-Quran di bumi ranah Minang.
Pelaksanaan final cabang tilawah dewasa terlihat semarak di Masjid Raya Sumbar, Kamis (19/11/2020. Ratusan masyarakat ikut serta menyaksikan hari terakhir perlombaan MTQ Nasional tersebut.
Salah satu peserta cabang tilawah dewasa, Dasrizal yang mewakili Sumatra Barat (Sumbar). Dia berasal dari Sijunjung.
Pria kelahiran 1985 itu juga dikenal seorang Dosen Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Ia merasa terpanggil ingin mengharumkan nama Sumbar di kancah nasional.
Dasrizal pernah menjuarai MTQ Internasional di Malaysia pada 2013 silam. Namun sebelum itu dia lebih dulu mengikuti MTQ Nasional 2012 di Ambon dan berhasil meraih juara ketiga.
"Biasanya kan nanti ada kelanjutan di tingkat internasional gitu ya. Itu Juara satu nya sudah diberangkatkan saat itu ke Malaysia tahun itu. Yang keduanya kalau tidak salah diberangkatkan ke Tunisia," katanya saat berbincang dengan langgam.id.
Dia menambabkan, saat itu selain MTQ Internasional, Seleksi Tilawatil Qur'an (STQ) tingkat nasional juga diadakan. Desrizal sendiri sedang dipersiapkan untuk STQ nasional tersebut.
Namun, karena STQ diundur dan MTQ tetap pada jadwalnya, akhirnya dia diutus karena juara satu dan dua tidak bisa mengikuti MTQ Internasional tersebut.
"Alhamdulillah Qadarallah, saya menjadi juara 1. Dan memang dalam aturannya tidak ada bahwa meskipun sudah juara Internasional tidak boleh ikut," ungkapnya.
Dasrizal menceritakan bahwa dia sudah ikut lomba MTQ antar masjid saat masih sekolah dasar. Dan pertama kalinya ikut MTQ Nasional pada tahun 2000 di Palu, Sulawesi Tengah untuk cabang tilawah anak-anak.
Sejak itu, Dasrizal sudah sering merasakan kekalahan serta kemenangan silih berganti selama MTQ. Tetapi, dia tidak mau merasa cukup dan tetap ingin terus mengasah kemampuan tilawahnya melalui perlombaan MTQ tersebut.
"Jangan berhenti latihan, jangan pernah puas, jangan putus asa. Kadang-kadang kan ada orang yang belajar, begitu juara, terus merasa puas padahal belum seberapa. Ada juga yang tidak juara, dia merasa down, tidak mau lagi belajar. Jadi juara dan tidak juara itu bukan tujuan akhir. kemampuan itulah yang penting. Jadi istiqamah juga," tuturnya.
Saat ini Dasrizal sudah mempunyai istri dan memiliki empat orang anak, 2 putra dan 2 putri. Sebelumnya dia tinggal di Jakarta dan menjadi dosen di salah satu perguruan tinggi Islam. Tetapi sejak pandemi dia memutuskan untuk pulang kampung bersama keluarga kecilnya. (Dian/ABW)