DataLanggam - Sejumlah literatur mencatat tanggal 17 Januari dalam sejarah Sumatra Barat. Pada tanggal tersebut, terjadi peristiwa yang bertempat atau terkait dengan Sumbar di masa lalu. Berikut catatan sejarah itu:
17 Januari 1906
Kaharoeddin Dt Rangkayo Basa Lahir
.
Agam - Kaharoeddin Datuk Rangkayo Basa lahir di Bayur, Maninjau, Agam pada 17 Januari 1906. Ia adalah gubernur pertama Sumatra Barat dalam bentuk provinsi. Kaharoeddin menjabat mulai 17 Mei 1958, saat Sumbar masih berada dalam gejolak pergolakan PRRI hingga 5 Juli 1965. Sebelumnya, Kaharoeddin menjabat kepala kepolisian di Sumatra Tengah.
.
Sumber: Hasril Chaniago dan Khairul Jasmi dalam "Brigadir Jenderal Polisi Kaharoeddin Datuk Rangkayo Basa: Gubernur di Tengah Pergolakan
" (1998) hlm 4.
17 Januari 1946
Sekolah Opsir Divisi Banteng Diresmikan
.
Bukittinggi - Komandan Divisi III Banteng Kolonel Dahlan Djambek meresmikan dibukanya Sekolah Opsir di Bukittinggi pada 17 Januari 1946. Sekolah ini didirikan untuk mencetak calon perwira yang akan memimpin kompi dan pleton untuk diterjunkan ke berbagai front pertempuran. Pada 16 Februari 1946, sekolah ini mulai mendidik 96 calon perwira di asrama Bukik Apik, Bukittinggi.
.
Sumber: Mestika Zed dan Hasril Chaniago dalam "Ahmad Husein: Perlawanan Seorang Pejuang" (2001) hlm 93
17 Januari 1948
Perjanjian Renville, Garis Demarkasi Persempit Sumbar
Jakarta - Perjanjian Renville yang berlangsung sejak 8 Desember 1947, ditandatangani Pemerintah Indonesia-Belanda pada 17 Januari 1948. Perjanjian ini membuat wilayah Belanda makin luas. Garis demarkasi makin jauh masuk ke daerah Republik, termasuk di Sumbar. Dari utara Padang, garis demarkasi hasil perjanjian Renville tak jauh dari Lubuk Alung, di timur Padang sampai ke batas Indarung dan di selatan hingga Siguntur.
.
Sumber: Departemen Penerangan dalam "Propinsi Sumatera Tengah" (1953)