Langgam.id - Pekan depan masyarakat akan memasuki liburan panjang dari 28 hingga 31 Oktober 2020 sebagai libur nasional dalam rangka Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Hal ini dikhawatirkan akan memicu meningkatnya kasus covid-19 di Sumbar.
Sumatra Barat (Sumbar) merupakan salah satu tujuan wisata bagi daerah tetangga seperti Riau, Jambi dan Bengkulu. Pandemi dinilai tidak akan menyurutkan sejumlah masyarakat daerah tetangga itu berkunjung.
Namun situasi itu berbarengan dengan peningkatan angka positif Covid-19 di Sumbar. Tentunya diharapkan tidak ada wisatawan ke Sumbar terpapar covid-19, begitu juga sebaliknya mereka yang berkunjung ke Sumbar tidak membawa virus tersebut.
Epidemolog Universitas Andalas Defriman Jafri mengatakan dalam menghadapi libur panjang ke depan dapat dilaksanakan antisipasi penyebaran covid-19 kalau pengelola pariwisata semuanya sudah siap. Pengelola harus memiliki SOP protokol kesehatan.
"Pengelola mereka punya SOP, tetapi bagaimana dengan masyarakat, mengubah prilaku ini tidak mudah, ini perlu diperhatikan oleh pemerintah," katanya saat webinar Harian Singgalang, Rabu (21/10/2020).
Ia mengingatkan agar kondisi saat selesai Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dulu tak terulang. Waktu itu pemerintah mengajak masyarakat berlibur ke Sumbar pada momen Idul Adha. Setelah itu penyebaran covid-19 di Sumbar terus meningkat hingga saat ini.
Ke depan tidak hanya momen liburan saja yang mesti diwaspadai tetapi terus ke yang lain ke depannya. Saat ini jumlah testing di Sumbar memang tinggi, tetapi jumlah positif juga tinggi.
"Jumlah testing yang tinggi juga tapi jumlah positif juga naik, tentu belum pasti memutuskan mata rantai penyebaran, harusnya jumlah testing tinggi dan jumlah positif menurun," katanya.
Dia menyebut, saat libur panjang nantinya pemerintah harus memastikan semua dalam kontrol. Kalau tidak maka akan beresiko menyebarkan penularan.
"Nantinya paling agak ruwet mana yang import case mana yang transmisi lokal, klaster berikutnya bisa terjadi, bisa kejar kejaran antara testing dan penyebaran covid," ujarnya.
Menurutnya, liburan bisa aman kalau pemerintah dapat mengontrol itu. Apalagi kesulitan lainnnya banyak masyarakat yang tidak percaya covid-19 yang mencapai 39 persen dari hasil survei. Pemerintah harus dapat mengontrol orangnya, virusnya, dan lingkungan untuk mencegah penyebaran.
"Kita mendorong juga pariwisata berjalan, tetapi benar benar diharapkan kontrol juga bisa pada diri masing-masing, intervensi pemerintah juga diperlukan, kalau dibatasi jumlah orang itu juga bagus, perilaku mengingatkan memakai masker tidak hanya dibebankan pada pemerintah, tetapi juga bagaimana sesama mengedukasi masyarakat," katanya.
Sementara itu, Juru Bicara Covid-19 Jasman Rizal mengatakan pariwisata adalah salah satu penggerak perekonomian masyarakat. Selain itu, sudah banyak masyarakat yang juga ingin berwisata.
"Salah satu tujuan wisata karena masyarakat sudah jenuh, persoalan akan lebih banyak, pemerintah juga tetap lakukan pengontrolan, kalau tidak dilakukan pengontrolan, membludak pandemi ini," katanya.
Pemerintah juga melakukan tes swab di rumah makan, restoran, hotel dan lainnya sebagai bentuk pencegahan covid-19 dan memberikan kenyamanan kepada wisatawan. Hotel yang telah melakukan tes swab dan ditemukan kasus positif bisa dikatakan aman dari penularan karena telah ditindaklanjuti.
"Hotel yang telah menemukan yang positif maka mereka aman, justru yang tidak melakukan tes swab yang bisa menularkan," katanya.
Karena itu juga keluar juga edaran gubernur agar rumah makan dan restoran wajib melaksanakan tes swab biar yang datang aman. Hal ini juga memberikan kenyamananan kepada masyarakat, sebab yang melayani yang telah bebas covid-19.
"Ini mungkin latar belakang pak gubernur, menyuruh tes swab, Kota Padang setiap hari 200 orang yang terkena, mari kita melakukan wisataw dengan aman," katanya.
Menurutnya penanggulangan covid tetap jalan dan, roda ekonomi tetap jalan. Semua pihak harus menjalankan protokol kesehatan.
"Saya minta kalau kita sayang diri kita dan orang lain maka patuhi lah protokol kesehatan, Silakan berwisata tapi tetap jaga protokol kesehatan," ujarnya. (Rahmadi/ABW)