Langgam.id - Koordinator Tim Pakar Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menegaskan, masyarakat harus memikirkan dengan matang keputusan untuk keluar rumah saat libur panjang pekan depan. Jika ada keperluan mendesak keluar rumah, protokol kesehatan 3M harus diterapkan.
“Bagi masyarakat yang mendesak harus melakukan kegiatan di rumah selam periode libur panjang tersebut, kami ingatkan untuk selalu patuhi protokol kesehatan 3M,” kata Wiku saat rilis pers di Media Center Satgas Covid-19, Selasa (20/10/2020).
Tidak hanya untuk masyarakat yang keluar rumah, protokol 3M juga harus diterapkan bagi masyarakat yang menerima tamu di rumah. Menurut Wiku, penularan virus bisa terjadi kapan saja dan dimana saja.
“Satgas mendorong agar masyrakat yang menerima kunjungan dari keluarga, untuk tetap menerapkan protokol kesehatan 3M selama berada di dalam rumah. Meskipun tamu merupakan bagian dari keluarga, kita tidak tahu dengan siapa sebelumnya keluarga tadi berinteraksi,” ujarnya.
Sementara itu, bagi perusahaan atau perkantoran, Satgas Covid-19 mendorong untuk melakukan langkah antisipatif bagi karyawan yang melakukan perjalanan saat libur panjang nanti. Karyawan yang ke luar kota, terutama ke zona merah atau oranye, harus melapor agar didata.
“Perusahaan didorong untuk mewajibkan karyawannya yang bepergian ke luar kota untuk melapor agar dapat didata oleh kantor, terutama kepada karyawan yang bepergian ke zona oranye atau merah,” kata Wiku.
Wiku menegaskan, baiknya masyarakat tidak berpergian saat libur panjang. Karena resiko penularan virus corona sangat tinggi. Ditakutkan klaster baru akan muncul jika masyarakat nekat, terlebih dengan tidak mematuhi protokol kesehatan.
“Mari kita belajar dan berkaca pada pengalman sebelumnya, libur panjang telah terbukti berdampak pada penambahan kasus positif di tingkat nasional,” ujarnya.
Sementara itu, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian meminta masyarakat yang akan berlibur memastikan tubuhnya tidak tertular covid-19. Tito menjelaskan, mobilitas orang selama liburan berpotensi menyebabkan peningkatan penularan virus corona. Hal demikian terjadi pada libur panjang akhir Agustus 2020 lalu.
"Sehingga yakin bahwa dalam keadaan negatif covid-19. Jangan sampai terjadi penularan bagi saudara-saudara kita, orang tua kita, dan lain-lain yang ada di daerah," kata Tito.
"Pengalaman kita sebelumnya, libur-libur terjadi mobilitas yang tinggi. Masyarakat bergerak dari suatu tempat ke tempat lain dan pergerakan masyarakat ini bisa menimbulkan penularan," imbuhnya.
Kondisi tersebut disebabkan banyaknya masyarakat yang tidak mematuhi protokol saat berlibur. Tito tidak ingin hal tersebut terjadi kembali pada libur panjang pekan depan.
"Nah bagi masyarakat, libur panjang ini biasanya sebelum covid-19 ini akan melakukan perjalanan, biasanya pulang kampung, kumpul bersama keluarga atau ke tempat liburan, berekreasi dan lainnya," ujarnya. (Fath/ABW)