DataLanggam - Sejumlah literatur mencatat tanggal 23 Agustus dalam sejarah Sumatra Barat. Pada tanggal tersebut, terjadi peristiwa yang bertempat atau terkait dengan Sumbar di masa lalu. Berikut catatan sejarah itu:
23 Agustus 1833
Van den Bosch ke Padang
.
Batavia - Gubernur Jenderal Hindia Belanda Van den Bosch berangkat ke Padang untuk mengecek persiapan militer melawan pasukan Padri. Kepada Jenderal Riesz dan Kolonel Elout, Bosch meminta agar pasukan Belanda segera menyerang Bonjol.
.
Sumber: Muhamad Radjab dalam "Perang Paderi di Sumatera Barat, 1803-1838" (1964) hlm 247
23 Agustus 1903
Muhammad Yamin Lahir di Talawi
.
Sawahlunto - Prof. Mr. Muhammad Yamin, salah seorang perumus UUD 1945, lahir di Talawi, Sawahlunto, Sumatra Barat. Ayahnya Usman Bagindo Khatib adalah seorang demang dan ibunya Siti Sa'adah, asal Padang Panjang. Selain ahli hukum, Yamin juga dikenal sebagai sastrawan dan sejarawan. Saudara seayahnya, Djamaluddin Adi Negoro adalah salah satu wartawan legendaris Indonesia. Di masa Presiden Sukarno, Yamin sempat menjabat menteri kehakiman dan menteri pendidikan. Yamin wafat pada 17 Oktober 1962 dan diangkat jadi pahlawan nasional pada 1973.
.
Sumber:
- Julinar Said dkk dalam "Ensiklopedi Pahlawan Nasional" (1995) hlm 26
- Sutrisno Kutoyo dalam "Prof. H. Muhammad Yamin, S.H." (1985) hlm 1
- Pusat Pengkajian Islam dan Minangkabau dalam "Ensiklopedi Minangkabau" (2005) hlm 291-294
23 Agustus 1915
Abdullah Ahmad Dirikan HIS Adabiah
.
Padang - Syekh Dr. Abdullah Ahmad, salah seorang ulama besar Minangkabau mendirikan Hollandsch-Inlandsche School (HIS) Adabiah. HIS merupakan sekolah dasar untuk orang Indonesia di zaman Pemerintah Hindia Belanda. Sekolah yang dirikan Abdullah Ahmad adalah HIS pertama di Minangkabau yang memasukkan pelajaran agama ke dalam kurikulumnya.
.
Sumber:
- Azyumardi Azra dalam "Surau: Pendidikan Islam Tradisi dalam Transisi dan Modernisasi" (2017) hlm XXXI
23 Agustus 1946
Serangan Besar-Besaran Sekutu
.
Padang - Dari pusat Kota Padang, Tentara Sekutu memulai operasi militer besar-besaran untuk menghancurkan pertahanan tentara RI di Gunung Pangilun. Tentara dibawa dengan truk dan mortir ditembakkan. Namun, Sekutu hanya sampai ke Alai karena ditahan para pejuang.
.
Sumber: Siti Fatimah dalam "Bgd. Azizchan, 1910-1947: Pahlawan Nasional dari Kota Padang" (2007) hlm 110