Langgam.id - Kepala Laboratorium Pusat Diagnostik dan Riset Penyakit Infeksi Fakultas Kedokteran Unand, dr Andani Eka Putra memperingatkan bahaya peningkatan kasus positif covid-19 di Sumatra Barat (Sumbar). Andani menyebut peningkatan positivity rate (PR) berpengaruh pada angka kematian pasien positif.
"Positivity rate kita naik sekitar 2-3%., walaupun dibawah standar WHO 5%, kita tetap waspada. Saat ini sedang terjadi ada cepat antara penyebaran dengan testing dan tracing. Jika testing dan tracing menang maka kita bisa atasi, jika kalah PR akan semakin naik. Peningkatan PR akan berkontribusi terhadap kematian," kata Andani dalam keterangan tertulis, Selasa (18/8/2020).
Baca juga: Bagikan Masker, Gubernur Sumbar: Pasang dengan Benar, Jangan di Kepala atau Dagu
Dia mengatakan, tracing dan testing tetap harus dilakukan untuk menekan PR. Jika itu tak dilakukan, maka Sumbar terancam menjadi zona bahaya dan berisiko tinggi pada tenaga kesehatan (nakes).
"Tanpa tracing dan testing masif, secara teori kita akan masuk zona bahaya, dimana PR akan naik lebih dari 15%, saat itu kematian nakes akan banyak terjadi," ungkapnya.
Menurut Andani, penularan di Sumbar banyak berasal dari pendatang yang tiba dari luar daerah. Kedua tempat itu, kata dia, harus diperiksa secara berkala.
"Beberapa kasus positif ditemukan di area wisata dan hotel. Kedua tempat tersebut paling banyak dikunjungi orang luar provinsi yang menjadi sumber utama penyebaran saat ini," pungkasnya. (*/ABW)