Langgam.id - Pelaksanaan Gowes Siti Nurbaya Adventure 2020 tetap berlangsung meski dalam kondisi pandemi covid-19, Minggu (16/8/2020). Bahkan, kegiatan yang diikuti ribuan para pecinta olahraga bersepeda itu juga dihadiri langsung Wali Kota Padang, Mahyeldi Ansharullah.
Selain itu, calon wakil gubernur Sumatra Barat (Sumbar) Audy Joinaldi ikut meramaikan kegiatan tersebut. Pasangan Mahyeldi untuk Pilgub Sumbar ini juga duduk bersebelahan dengan wali kota.
Tidak sedikit para peserta yang melanggar protokol covid-19. Seperti tidak menjaga jarak ketika start dan setelah finish. Meski penyelenggara juga menyediakan tempat cuci tangan di sekitar lokasi finish yang bisa digunakan oleh peserta.
Pemerintah Kota Padang mengklaim pihaknya telah melaksanakan protokol kesehatan penanganan covid-19 dalam acara Gowes Siti Nurbaya Adventure.
"Kami melaksanakan protokoler covid-19 dengan baik. Peserta diwajibkan menggunakan masker dan kami juga sudah menyediakan tempat cuci tangan," tegas Mahyeldi kepada wartawan.
Menurutnya, untuk menjaga jarak juga dilakukan imbauan melalui pengeras suara. Panitia sudah maksimal untuk menjaga agar acara Gowes Siti Nurbaya Adventure tidak menjadi klaster baru dalam penyebaran covid-19.
Menanggapi kegiatan tersebut, Anggota Komisi I DPRD Kota Padang, Budi Syahrial menilai bahwa Pemko telah melanggar prosedur yang telah ditetapkan. Seharusnya, kegiatan yang mengundang keramaian tidak terjadi karena meningkatnya kasus positif corona saat ini.
"Kalau seperti itu artinya Pemko melanggar prosedurnya sendiri yang telah ditetapkan. Seharusnya kan tidak dilakukan, karena adanya peningkatan angka terpapar corona. Keramaian harusnya dicegah, bukan dibiarkan," katanya.
Budi mengungkapkan, Pemko Padang jangan sampai kontraproduktif dengan standar operasional prosedur yang sudah ditetapkan sendiri. Sangat jelas, acara mengumpulkan kerumunan sangat dilanggar. Dia menduga, kegiatan tersebut disusupi kepentingan politik.
"Jadi jangan karena hal-hal yang kepentingan politik lalu SOP yang sudah dibuat dilarang sendiri. Otomatis masyarakat menilai Pemko plin-plan dengan keputusan mereka sendiri. Lalu juga terjadi tebang pilih. Dengan hadirnya Mahyeldi dan Audy jadi kegiatan politik," sesalnya. (Irwanda/ICA)