Langgam.id - Kisah pembantaian di hari raya kurban (Idul Adha) 1441 H di Masjid Raya Sumatra Barat, diwarnai sedikit drama. Sapi bantuan Presiden Jokowi cukup jinak saat hendak disembelih, sementara sapi bantuan Gubernur Sumbar agak manggaletang (susah ditenangkan atau agak melawan).
"Sapi Presiden Jokowi tidak panjang galetangnya, sapi gubernur agak payah," ujar Kabag Bina Mental Biro Bina Mental Pemprov Sumbar Sanra Eka Putra, kepada Langgam.id, Sabtu (1/8).
Pembantaian di Masjid Raya Sumbar, terangnya, hanya dua ekor sapi. Keduanya merupakan sumbangan Presiden Jokowi dan Gubernur Sumbar Irwan Prayitno. Pihaknya mengaku, seperti sebelum-sebelumnya, di tahun ini pun tak menerima pendaftaran untuk berkurban.
Sehingga hanya sapi bantuan dari Presiden dan Gubernur saja yang dieksekusi.
Untuk sapi Jokowi, sebut Eka, berjenis limosin dengan berat 1,2 ton. Sapi tersebut, sambungnya, dibelii seharga Rp.65 juta dari peternak di Kabupaten Solok. Sementara sapi bantuan gubernur, berjenis sumental dengan berat 150 kg.
Baca Juga: Turun Dibanding Tahun Lalu, Hewan Kurban di Padang Hanya 7.053 Ekor
"Sapi itu diserahkan Gubernur Sumbar pukul 07.00 WIB. Dan kami mulai membantainya pukul 07.30 WIB," bilangnya.
Daging kurban di Masjid Raya dipecah menjadi 800 kupon, diperuntukkan bagi keluarga di kampung yang tak ada aktivitas kurban. Kampung itu tersebar di Kota Padang.
Antara lain, sekitar Ulak Karang, Belanti, Flamboyan, Alai Parak Kopi, Guo Balimbing Kuranji, Kampung Hilalang Balimbing, Bungus, dan lainnya.
"Kriterianya daerah yang tidak ada kurban di sana," tukas Eka.
Pemotongan kurban sendiri dilakukan oleh tenaga ahli dari UPTD Pemotongan Hewan di Bukittinggi dan Payakumbuh. (Osh)