Langgam.id - Pemerintah Kota Bukittinggi telah mengucurkan dana sebesar Rp20 miliar selama 4 tahun belakangan untuk membangun masjid dan musala. Dana tersebut juga diperuntukkan untuk menciptakan karakter generasi muda dalam nilai pemahaman agama.
Wali Kota Bukittinggi Ramlan Nurmatias mengatakan, dalam melaksanakan pembangunan tidak hanya dalam bentuk fisik. Namun juga mementingkan pembangunan karakter manusia.
"Bidang keagamaan yang juga merupakan prioritas dalam pencapaian visi dan misi Pemerintah Kota Bukittinggi," kata Ramlan saat membuka secara resmi pelatihan dan pembinaan terhadap guru-guru didikan subuh se-Kota Bukittinggi di Aula Kantor MUI Bukittinggi, Minggu (26/7/2020).
Sejak 2017 hingga 2020, pihaknya telah mengucurkan anggaran senilai Rp20 miliar untuk program keagamaan di Bukittinggi. Anggaran itu dihibahkan guna pembangunan masjid dan musala dan lebihnya dari Rp12 miliar untuk kegiatan non fisik.
"Untuk setiap pembangunan sekolah yang dilakukan juga diharuskan ada musala yang representatif. Begitupun kepada anak-anak yang berada di kelas enam wajib bisa sebagai imam salat minimal untuk teman-temannya sendiri," ujarnya.
Bukittinggi memiliki sekitar 46 masjid dan ratusan musala. Namun, belum maksimal sepenuhnya dalam program didikan subuh. Setidaknya, jumlah didikan subuh yang ada baru mencapai angka 74 kelompok.
Ramlan mendorong agar lembaga terkait mengkaji penyebab minimnya keberadaan kelompok didikan subuh itu. "Saya mendorong lahir dan aktifnya kelompok baru agar fasilitas masjid dan musala yang telah disediakan pemerintah dapat dimanfaatkan seluruhnya," harapnya.
Selain itu, kata Ramlan, peningkatan kualitas didikan subuh sendiri perlu dilakukan penelitian lebih lanjut. Apakah ada yang kurang pada guru dalam penyampaian materi kepada anak, atau anak didik tersebut yang tidak bisa menerima materi dari guru.
"Semua perlu dilakukan penelitian dan dirumuskan solusinya. Perlu juga dipahami, pendidikan informal ini sangat penting dan akan menentukan masa depan anak kemenakan kita," tuturnya. (*/Irwanda/ICA)