Komentar Nurani Perempuan Soal Penganiayaan Remaja Perempuan di Padang

Direktur Nurani Perempuan Women’s Crisis Center, Rahmi Merry Yenti (Foto: Irwanda/Langgam.id)

Direktur Nurani Perempuan Women’s Crisis Center, Rahmi Merry Yenti (Foto: Irwanda/Langgam.id)

Langgam.id - Kasus penganiayaan yang dialami seorang remaja perempuan di Kota Padang, Sumatra Barat (Sumbar) terus menjadi sorotan. Sebab, aksi kekerasan ini juga dilakukan oleh sekelompok remaja perempuan lainnya hingga viral di media sosial (medsos).

Apalagi, korban dan pelaku penganiaya merupakan anak-anak yang masih berusia di bawah umur. Aksi penganiayaan ini diketahui terjadi di salah satu lapangan di Kompleks Villa Mega, Kelurahan Mata Air, Kecamatan Padang Selatan, Kota Padang.

Nurani Perempuan Women’s Crisis Center, sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat yang sering menyoroti tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak, menyayangkan terjadinya aksi penganiayaan tersebut.

"Kami sangat sayangkan. Apalagi perempuan sama perempuan. Memang sebetulnya, kenapa penganiayaan bisa terjadi, tentu sepanjang anak itu hidup seperti apa? Apakah kekerasan sering mereka lihat?," ujar Plt Direktur Nurani Perempuan Women’s Crisis Center, Rahmi Merry Yenti kepada langgam.id, Kamis (2/7/2020).

Menurut Merry, peran orang tua dan semua pihak sangat diperlukan agar kasus kekerasan seperti yang terjadi tersebut tidak terulang. Diharapkan, bagaimana ke depan anak muda ini dapat produktif dengan hal-hal yang positif.

"Punya kegiatan positif untuk perubahan ke depan. Oke ada smartphone, tapi gunakan hal yang baik. Kalau smartphone menimbulkan konflik hingga adu domba, tentu sangat disayangkan, apalagi melakukan penganiyaan," katanya.

"Kita berharap semua pihak dengan kasus ini tidak menyalahkan sepenuhnya kepada anak-anak ini. Tapi menjadi refleksi kita bersama, ke depan apa yang harus dilakukan sehingga anak-anak kita tidak mudah melakukan penganiayaan, baik anak perempuan dan laki-laki. Ini yang kita pikirkan bersama," sambung Merry.

Ia mengungkapkan, dalam proses kasus ini korban maupun pelaku harus didampingi oleh pekerja sosial. Karena secara psikologis, mereka merupakan anak-anak yang butuh pendamping.

"Mereka perlu ditangani psikolog. Karena kan, kita tidak ingin setelah menjalani proses hukum, malah menjadi beban baru. Makanya perlu psikolog, karena ini kan perbuatan yang sudah menyimpang," jelasnya.

Merry meminta apabila kasus ini tetap diproses, pihak kepolisian harus mencarikan pekerjaan sosial yang berasal dari dinas sosial. Hingga para anak ini mendapat pemulihan dari psikolog.

"Yang kita takutkan nanti di dalam dirinya tindakan itu merupakan hal biasa, kan kita tidak tahu latar belakang keluarga mereka," kata Merry.

"Bisa saja mereka memang latar belakang dari anak-anak yang hidup melihat kekerasan di keluarga. Tentu harus dikaji lebih dalam, jadi tidak hanya proses hukum yang akan dijalani, tapi dia harus mendapatkan rehabilitasi," tuturnya.

Seperti diketahui, ada tiga video dalam aksi penganiayaan itu hingga viral. Video tersebut dibagikan oleh akun Facebook bernama @Chang May Konter Uniang.

Dari salah satu video yang berdurasi 30 detik, tampak korban yang sepertinya masih remaja mengenakan baju belang-belang mendapatkan aksi kekerasan yang juga dilakukan seorang perempuan.

Rambut korban dijambak dengan seorang perempuan yang mengenakan baju berwarna merah. Tak hanya itu, korban juga beberapa kali mendapat pukulan tepat di kepala bagian belakang.

Meskipun korban telah bersujud karena dihimpit remaja yang melakukan penganiaya, namun aksi pemukulan terus terjadi. Bahkan, salah seorang perempuan lainnya berbaju hitam sempat memegangi korban.

Namun dari rekaman video, si perekam meminta rekannya yang memegangi untuk menjauhi korban dan membiarkan perempuan berbaju merah melakukan aksi pemukulan.

Sementara di video selanjutnya, yang merekam sempat menyorot wajah korban. Serta memperlihatkan beberapa luka goresan akibat aksi kekerasan yang dialami korban. Luka goresan itu terdapat di bagian lengan tangan kanan dan kiri korban. (Irwanda/ICA)

Baca Juga

Bantah Maigus Nasir Pernah Divonis Korupsi, Mantan Pejabat Kejagung: Fitnah
Bantah Maigus Nasir Pernah Divonis Korupsi, Mantan Pejabat Kejagung: Fitnah
Temui Penyandang Disabilitas di Kuranji, Fadly Amran Janjikan Kota Inklusif
Temui Penyandang Disabilitas di Kuranji, Fadly Amran Janjikan Kota Inklusif
Pulihkan Ekonomi Kota Padang, Fadly Amran Bakal Revitalisasi Pasar Raya
Pulihkan Ekonomi Kota Padang, Fadly Amran Bakal Revitalisasi Pasar Raya
Fadly Amran Janji Jadikan Padang Kota Sehat
Fadly Amran Janji Jadikan Padang Kota Sehat
Balanjuang dengan Warga Kuranji, Fadly Amran Berkomitmen Jadi Pemimpin yang Melayani
Balanjuang dengan Warga Kuranji, Fadly Amran Berkomitmen Jadi Pemimpin yang Melayani
Fadly Amran Janjikan UMKM Naik Kelas untuk Sejahterakan Masyarakat Padang
Fadly Amran Janjikan UMKM Naik Kelas untuk Sejahterakan Masyarakat Padang