Langgam.id - Perantau Minang membangun surau di Sydney, Australia. Upaya ini didukung Tokoh Perantau Arcandra Thahar. Menurut mantan Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) itu, surau bisa jadi tempat mendidik putra-putri para perantau.
Arcandra mengatakan, surau bisa menjadi tempat mendidik seseorang berani dan siap berkompetensi. "Masjid atau surau bisa mendidik putra-putri kita mempunyai sikap yang insya Allah bisa digunakan untuk menjalani hidup," ujarnya dalam dialog interaktif melalui aplikasi Zoom, Rabu (29/4/2020) sore.
Dialog interaktif tersebut digelar Minang Diaspora, Surau Sydney, Minang Saiyo, ACT dan PDT Travel. Turut mengikuti, Prof Ismet Fanani Guru Besar Deakin Unversity asal Koto Panjang, Tanah Datar, Prof Fasli Jalal, mantan Wakil Menteri Pendidikan dan Prof Jurnalis Uddin, mantan Rektor Unand.
Menurutnya dalam menimba ilmu, tak mesti didapat dari sekolah. Juga ada peran masjid atau surau. Kehadiran Surau Sydney Australia diharapkan bisa memulai untuk dijadikan landasan.
"Mempunyai jiwa yang punya skill, ilmu dan pengalaman teknologi. Tentu ini bisa membimbing mereka ke depan menjadi manusia yang diharapkan tidak saja seorang muslim, juga seorang mukmin yang baik," katanya.
Arcandra mengatakan, perlu menonjolkan referensi untuk menjadi pemuda yang kuat dan bisa dipercaya. "Jadi sewaktu masuk kepada sebuah society dan kita untuk mendapat amanah, maka surau bisa mendidik manusia menjadi orang yang kuat. Yang kedua surau bisa mendidik manusia menjadi yang dipercaya," tuturnya.
Surau yang didirikan para perantau Minang di Sydney, Australia masih terus dikebut sejak mulai dibangun pada tahun 2015. Pengurus diaspora setempat menyebut, pembangunannya masih terkendala biaya.
Setidaknya, dana yang dibutuhkan dalam proses pembangunan mencapai Rp20 miliar, sementara yang terkumpul baru Rp5 miliar. Namun para perantau Minang di Sydney, Australia optimis surau tersebut dapat terwujud di tahun 2021 mendatang.
Selain didukung Arcandra, Surau Sidney Australia ini terus mendapat dukungan, seperti dari Sandiaga Salahuddin Uno. (Irwanda/SS)