Langgam.id - Ramadan di Sumatra Barat (Sumbar) identik dengan takjil dan kuliner. Semua orang yang berpuasa di bulan suci umat Islam itu akan berburu selera jelang masuknya waktu berbuka.
Bahkan, di tengah pandemi covid-19 dan diberlakukannya PSBB pun, masih banyak masyarakat yang berjajal menu pabukuoan. Bedanya, jika di hari berjualan ramai-ramai di bawah tenda, hari ini cukup dari depan rumah masing-masing.
Berbagai jenis takjil berbuka puasa. Salah satunya tentu saja onde-onde. Ya, makanan khas Minangkabau ini tidak pernah absen dari ragam hidangan pabukoan. Selain enak, harga onde-onde juga sangat terjangkau.
Di pasar pabukoan, biasanya onde-onde dijual seharga Rp10.000 dalam tempat yang telah dikemas. Isinya berkisar dari 15 sampai 20. Tergantung besar dan kecilnya ukuran onde-onde yang dijual.
Bentuk onde-onde menyerupai bola pingpong. Rata-rata yang dijual dipasaran onde-onde berwarna hijau. Namun, ada juga sebagian orang yang membuat onde-onde berwarna seperti pulut merah.
Sekilas, onde-onde memang serupa dengan klepon (makanan khas Jawa). Namun, bila dirasakan betul, tektur onde-onde Minangkabau jauh lebih lembut dan aroma pandannya jauh lebih menggoda selera.
Onde-onde terbuat dari tepung ketan yang dicampuri pewarna hijau plus daun pandan. Lalu, adonan dimasak dengan garam dan air secukupnya. Setelah adonan ketan matang, mulailah dibulatkan kecil-kecil.
Lantas, adonan ketan dilubangkan dan di dalamnya dimasukkan gula merah. Setelah itu, adonan bulat kembali dimasak ke dalam dandang agar gula merah yang di dalam adonan tersebut menyatu dengan ketan.
Ketika telah matang, onde diletakkan dalam tempat yang telah disediakan. Dalam kondisi panas itulah ditaburi parutan kelapa yang seperti bunga putih di atas onde-onde berwarna hijau. Dan, onde-onde siap disantap. Hati-hati, kadang gula merahnya muncrat keluar kalau tidak hati-hati menggigit onde-onde.
Dilansir dari berbagai sumber, konon onde-onde sebenarnya makanan yang yang berasal dari Tiongkok yang sudah ada sejak zaman Dinasti Tang. Setelah itu berkembang dibawa pendatang hingga ka Asia Timur dan Tenggara.
Onde-onde pun berkembang ke berbagai daerah Indonesia dengan bentuk, rasa dan nama yang berbeda. Ada yang menamainya kue bola, klepon dan sebagainya. Namun, yang jelas onde-onde asli Minangkabau juga memiliki cita rasa enak dan berbeda dengan daerah lainnya. Sehingga wajar onde-onde pun diklaim menjadi kuliner Minangkabau. (*/ICA)