Langgam.id - Selama masa Pembatasan Sosial Skala Besar (PSBB) seluruh orang diminta berdiam diri saja di rumah masing-masing. Selama di rumah tersebut yang juga bertepatan dengan bulan Ramadan, ada tiga hal yang dapat dilakukan untuk memperkuat keluarga dalam Islam.
Hal ini disampaikan oleh Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Padang, Buya Prof. Dr. Duski Samad saat memberikan tausyiah di live streaming program Ceramah Ramadan yang digelar langgam.id dan PT Paragon Technology and Innovation, Jumat (24/4/2020).
Setiap orang saat ini telah dilarang untuk keluar rumah. Hal itu seharusnya dimanfaatkan setiap keluarga untuk memperkuat semua anggota keluarganya. Apalagi saat ini juga bertepatan dengan momen bulan Ramadan.
Dalam Islam, setiap orang beriman diwajibkan untuk memelihara diri dan keluarganya dari sentuhan api neraka. Hal itu sebagaimana dijelaskan dalam Alquran surat At Tahrim ayat 6.
Dalam tausiyahnya Buya Duski menjelaskan ada tiga hal penting yang bisa dimanfaatkan saat masa di rumah saat bulan Ramadan. Pertama yaitu menggerakkan keluarga sebagai basis ketahanan akidah.
"Dalam membangun sebuah keluarga harus memantapkan akidah," kata guru besar UIN Imam Bonjol Padang tersebut.
Hal ini seperti ini sesuai kisah Luqman yang memberikan nasehat kepada anaknya agar jangan melakukan syirik. Jadi orang tua harus memiliki pengetahuan juga terlebih dahulu sehingga bisa memahamkan kepada anak dan keluarganya.
Bila akidah seorang utuh, bahwa Allah maha tahu, menguasai semuanya, dan mencatatkan semua amal baik maupun buruk, maka anak bisa memahamkan kepada anaknya. Seperti saat ini ada musibah covid-19 merupakan kehendak allah, bukan berarti dilarang ke mesjid.
Kedua, yaitu orang tua harus mengajarkan anaknya pendidikan akhlak yang baik. Anak juga harus tumbuh dengan penuh rasa hormatnya kepada orang tua dan sesamanya. Akhlak yang baik harus terus ditingkatkan dan masa berdiam di rumah adalah momen tersebut.
"Madrasah pertama anak adalah keluarganya, maka inilah momennya karena punya waktu cukup panjang di rumah, ini berbeda dari masa Ramadan sebelumnnya," katanya.
Jika gagal membina akhlak anak maka ia akan bisa rusak generasi masa depan. Padahal orang terbaik adalah orang yang paling baik akhlaknya. Itu sesuai dengan tujuan nabi membina akhlak manusia.
Hal penting ke tiga setelah membina akidah, membina akhlah, yaitu membangun sebuah keluarga yang semakin taat. Kalau tidak kuat akidah dan akhlaknya maka dia bisa menjadi generasi sesat seperti mudah saja meninggalkan salat.
Padahal salat tidak boleh diabaikan,orang tua dapat membina anaknya lebih ketat soal salat atau ibadah lainnya. Kalau memang ada yang salah maka bisa dibetulkan.
"Pembiasaan seperti ini yang perlu dilakukan sejak kecil, ketika ibadah tidak lekat di hatinya maka ia mudah berbuat yang salah," katanya.
Contoh anak yang tidak disiplin dalam rumah tangga dan masuk ke dunia yang salah seperti yang suka tawuran, menghisap lem, dan melakukan hal yang tidak bermanfaat lainnya.
Maka tiga hal ini perlu diingat oleh setiap orang tua lalu membuatnya lebih baik. Terutama saat momen berdiam di rumah dan bulan Ramadan ini. Keluarga yang baik dapat mencapai tujuan yang disebut sakinah, mawadah dan warahmah. (*/Rahmadi)