PalantaLanggam - Ketika kita mau makan, tentunya selalu membawa minum. Tanpa minum maka tenggorokan kita terasa tidak nyaman. Minum adalah kegiatan mengonsumsi cairan melalui mulut. Air, misalnya, diperlukan untuk membantu proses fisiologis kehidupan.
Kelebihan atau kekurangan air dalam tubuh juga berpengaruh terhadap masalah kesehatan manusia. "Minum" juga bisa mengacu pada kegiatan mengonsumsi alkohol, bergantung pada konteks kata tersebut digunakan.
Setiap harinya, manusia memerlukan 1-2 liter air untuk membantu proses fisiologis di dalam tubuhnya. Batas minimumnya adalah sekitar 1,6 liter (600 ml untuk urin, 200 ml untuk feses, dan 800 ml untuk kulit dan paru-paru).
Air yang dibutuhkan termasuk air yang terkandung di dalam makanan. Dehidrasi (kekurangan cairan dalam tubuh) dapat menimbulkan rasa haus. Rasa haus merupakan perasaan ingin minum dan tenggorokan yang kering.
Hal ini diatur oleh hipotalamus untuk menanggapi perubahan kadar elektrolit di dalam tubuh, dan juga sebagai dampak perubahan volume peredaran darah.
Makan adalah kegiatan memasukkan makanan atau sesuatu ke dalam mulut untuk menyediakan nutrisi bagi manusia binatang dan makhluk hidup, dan juga energi untuk bergerak serta pertumbuhan, yaitu dengan memakan organisme.
Berdasarkan jenis pola, Makhluk karnivora memakan binatang, makhluk herbivora memakan tumbuhan, sedangkan omnivora memakan keduanya.
Bahaya minum di sela-sela makan adalah dapat menghambat pencernaan di dalam tubuh. Terhambatnya sistem pencernaan dapat mengakibatkan makanan lebih lama dicerna organ tubuh, sehingga organ-organ di dalam tubuh harus bekerja lebih keras dari yang seharusnya.
Karena itulah air atau jenis minuman apa pun seharusnya tidak diminum ketika sedang makan, melainkan sebelum atau setelah selesai makan. Membuat perut menjadi mulas tidak hanya menghambat pencernaan, minum ketika sedang makan dapat menyebabkan perut menjadi mulas.
Hal ini disebabkan karena meningkatnya kadar asam dalam tubuh . Selain itu, minum ketika sedang makan dapat menambah lemak dalam tubuh.
Secara ilmiah, proses pencernaan sudah dimulai bahkan sebelum kita makan makanan. Ketika mulut memproduksi banyak air liur sebelum makanan masuk ke mulut. Ketika makanan dikunyah, air liur akan membantu menghaluskan makanan sehingga lebih mudah dicerna lambung.
Ketika makanan berada di lambung dan bercampur dengan asam lambung, perut butuh waktu empat jam lamanya untuk mencerna makanan. Sedangkan air, tidak akan bertahan selama itu di dalam perut.
Ketika kamu minum air, hanya butuh 10 menit saja bagi air untuk melalui sistem pencernaan.
Air akan lewat di dalam perut dalam 10 menit dan tidak mengganggu pencernaan air tidak akan bertahan menjadi 'kubangan' di dalam lambung dan mengganggu pencernaan seperti yang dipikirkan banyak orang.
Sebaliknya, air hanya akan lewat di antara makanan, menyisakan sedikit air agar makanan tidak terlalu padat sehingga bisa membantu melancarkan, dan meninggalkan perut dengan segera. Air juga tidak akan menetralkan asam lambung ketika itu terjadi.
Karena ketika merasa tidak mampu mencerna makanan, maka dengan alami lambung akan memproduksi lebih banyak enzim dan meningkatkan keasaman sehingga bisa mencerna makanan dengan baik.
Tujuan minum adalah untuk menghilangkan rasa haus. Tetapi tahukah kamu jika minum sambil berdiri justru rasa haus malah tidak hilang lho.
Hal ini dikarenakan air yang masuk ke dalam tubuh tidak terserap dengan sempurna dan malah menyebar kemana-mana. Karena penyerapan yang tidak sempurna itulah rasa dahaga pun jadi susah hilang.
Mitos seputar makan sambil minum, mungkin kita sering mendengar kalau minuman bakalan menghilangkan enzim yang bisa mencerna makanan. Namun kenyatannya salah besar. Minuman tidak bakalan bisa menghilangkan enzim untuk mencerna makanan. Ini karena lambung kita secara otomatis bakalan memproduksi enzim untuk mencerna makanan terus-menerus, walaupun dihilangkan dengan air.
Dilansir dari Boldsky, perut mengandung asam klorida yang penting untuk memecah makanan yang kita makan. Ketika Anda menelan air bersama dengan makanan Anda, Anda akhirnya menipiskan asam klorida ini.
Hal ini menyebabkan masalah pencernaan seperti makanan tidak hancur dengan benar. Sembelit minum saat makan bisa menimbulkan sembelit. Insufisiensi air dalam tubuh juga dapat menyebabkan kelelahan.
Kembung dan gangguan pencernaan Ini juga dapat mengakibatkan malabsorpsi, kembung dan gangguan pencernaan. Jadi kapan kita harus minum air sehingga makanan dicerna dengan benar? Menurut para ahli, kita harus minum air yang cukup setengah jam sebelum makan dan satu jam setelah makan.
Hal ini memungkinkan asam untuk mencerna makanan dengan baik dan mencegah pembentukan gas, kembung dan keasaman. Juga, sebaiknya air yang Anda minum adalah air hangat yang akan memungkinkan Anda untuk menelan makanan dengan baik.
Minuman memang bisa melunakkan makanan. Namun makanan tetap tidak bakalan bisa keluar dari lambung sebelum waktunya. Dengan kata lain, minuman enggak bisa mempercepat proses pencernaan.
Fakta seputar makan sambil minum, walaupun begitu, sebenarnya ada cara-cara tertentu makan sambil minum yang aman untuk tubuh kita. Meminum air saat makan terkadang penting, biar tenggorokan kita enggak seret ketika makanan masuk.
Namun, kita hanya boleh minum sedikit cairan ketika sedang makan. Kalau kita minum 1-2 gelas hanya untuk makan satu menu, ini bisa membuat pencernaan kita bakalan terganggu.
Selain itu, pastikan kita meminum air hangat, bukan air dingin atau air yang panas. Air yang dingin bakalan membuat pencernaan kita bermasalah, sedangkan air panas akan membuat kerongkongan kita terkikis dan iritasi.
Jadi minumlah setelah makan, agar tubuh kita menjadi sehat dan tidak gampang mendapat penyakit yang berbahaya.
Semua orang pastinya sangat menginginkan hidup sehat. Oleh karena itu mulailah dari hal kecil untuk mengubah pola hidup sehat dan bebas dari penyakit.
*Mahasiswi Sastra Minangkabau, FIB, Universitas Andalas