Langgam.id - Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Republik Indonesia menggelar seminar internasional bertema 'Indo-Pacific Connectivity Outlook', di Auditorium UNP, Padang, Senin, (11/3/2019).
Acara kerja sama dengan Pusat Kajian Indo-Pacific Universitas Negeri Padang (UNP) itu mengumpulkan pakar dari 11 negara Indo-Pacific. Yakni, Australia, Prancis, Jerman, India, Jepang, Russia, Singapura, Korea Selatan, Thailand, Amerika Serikat, dan Indonesia sebagai tuan rumah.
Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan Luar Negeri Kemlu, Siswo Pramono, mengatakan, acara tersebut bentuk kongkrit Kemlu membangun potensi politik luar negeri ke daerah-daerah. Sebelumnya, Kemenlu mengadakan Diplo Fest di Padang.
Acara tersebut, menurutnya, mengumpulkan pakar-pakar dalam bidang konektivitas antar negara. Hasil seminar diharapkan dapat merangkum masukan mengenai infrastruktur dan konektivitas antar negara, seperti pelabuhan negara, dan pelabuhan laut.
Masukan dari pakar, menurutnya, akan disampaikan kepada para menteri luar negeri. Para menlu tersebut akan hadir pada acara, High Level Dialog on Indo-Pacific Cooperation, yang dilakukan 20 Maret mendatang di Jakarta.
"Pada pertemuan itu akan dirembukkan bagaimana kerja sama selanjutnya di kawasan Samudera Hindia dan Samudera Pasifik," katanya.
Ia mengatakan, pakar yang mengenal daerahnya sangat dibutuhkan. Seperti adanya pakar dari Padang, kalau ada potensi investasi dibawa ke sini sudah ada pakar yang bisa menuntun.
"Kita akan memproyeksikan 10 tahun ke depan perkembangan di negara sekitar samudra Hindia dan Samudra Pasifik seperti apa," kata Siswono kepada wartawan.
Ia juga berharap dengan adanya konektivitas yang lebih baik dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Ia juga ingin perusahaan di Indonesia dapat berpartisipasi dalam membangun.
Apalagi, sudah banyak perusahaan Indonesia yang masuk ke Afrika, asia selatan, dan asia tenggara, sehingga diperlukan konektivitas yang lebih baik. Menurutnya ekonomi nasional berada di daerah-daerah.
Wakil Rektor 4 UNP, Syahrial Bahktiar mengatakan dengan adanya seminar tersebut, diharapkan mahasiswa dan dosen dimudahkan mendapat informasi dari Kemlu. Sehingga dapat menjadi pembicaraan yang aktual.
"Kita bisa mendapatkan informasi yang lebih update dari Kemlu karena lebih dekat sumber informasi dan adanya ilmuwan disini," katanya.
Gubernur Sumatra Barat, Irwan Prayitno, yang membuka acara mengatakan dari hasil seminar diharapkan dapat membawa kebijakan yang berdampak kepada meningkatnya kesejahteraan masyarakat.
Selain itu secara khusus ia menilai adanya even internasional di Sumbar dapat membawa dampak baik ekonomi dan wisata. Selain itu juga membawa dampak pada pendidikan terutama bagi mahasiswa karena adanya forum berbahasa Inggris dan berkumpulnya banyak ilmuwan.
"Kita sangat senang, dengan adanya acara dapat menggerakkan ekonomi karena orang bawa uang, jalan-jalan, dan bawa oleh-oleh, hotel-hote, dan restoran tumbuh," kata Irwan. (Rahmadi/HM)