Langgam.id - Pemerintah Kabupaten Sijunjung berinovasi membuat stiker untuk truk-truk yang masuk dan keluar di Sijunjung. Hal ini mempermudah pemantauan arus kendaraan dalam mencegah penyebaran virus corona (covid-19).
Bupati Sijunjung Yuswir Arifin mengatakan sejak Pemkab Sijunjung dan Pemprov Sumbar melakukan pengetatan di setiap pintu masuk dan keluar Sumbar, pihaknya setiap hari memantau ribuan kendaraan masuk dan keluar dari Sijunjung.
Dari sekian banyak kendaraan yang melintas di Sijunjung, katanya, terdapat beberapa kendaraan yang berulang kali keluar masuk. Seperti truk-truk angkutan barang dari Jambi, Sumbar, menuju Riau dan sebaliknya.
"Supaya petugas kami tak terlalu repot memantau truk yang bolak balik. Jadi truk tersebut kami tempelkan stiker. Jadi kalau truknya sudah ada stiker, tidak perlu lagi diperiksa," katanya melalui video conference yang difasilitasi IJTI Sumbar bersama awak media, Senin (6/4/2020).
Menurut Yuswir, truk yang sudah ditempelkan stiker tidak diperbolehkan membawa penumpang dan mengganti sopir. Pihak Pemkab Sijunjung juga sudah membuat komitmen dengan perusahaan truk supaya tidak mengganti sopir untuk satu truk yang beroperasi.
Pemkab Sijunjung sudah mencetak 500 stiker untuk tahap pertama. Sejauh ini yang sudah terpakai sebanyak 286 stiker. Ia juga sempat memeragakan stiker khusus truk tersebut kepada awak media.
Stiker itu berbentuk lingkaran dan bertuliskan Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Sijunjung. Di situ tertera nomor stiker dan lambang kabupaten Sijunjung. Sementara untuk kendaraan lain selain truk, petugas gugus tugas penanganan covid-19 Sijunjung tetap akan melakukan pengecekan suhu, pendataan dan penyemprotan disinfektan buat masing-masing kendaraan.
Sijunjung merupakan lintasan jalan nasional yang menghubungkan Sumbar dan Riau. Selain kendaraan dari dan ke Sumbar, kendaraan yang melintas di Sijunjung juga datang dari Jambi, dan Bengkulu.
Sejak 24 Maret lalu, kata Yuswir, tercatat 2.952 orang masuk ke Sumbar melalui Sijunjung. 2.952 ini ada yang masuk untuk menetap di Sumbar dan ada yang sementara waktu saja.
Namun, mayoritas warga yang masuk ke Sumbar via Sijunjung lebih banyak yang menetap sampai bulan puasa dan Hari Raya Idul Fitri. Sebab, warga yang masuk seperti dari Riau, Kepulauan Riau bahkan dar Malaysia ini merupakan perantau asal Sumbar yang datang dari daerah rantaunya. (Rahmadi/ICA)