PalantaLanggam - Era globalisasi dapat menimbulkan perubahan pola hidup masyarakat yang lebih modern. Akibatnya masyarakat cenderung untuk memilih kebudayaan baru yang dinilai lebih praktis dibandingkan dengan budaya lokal. Salah satu faktor yang menyebabkan budaya lokal dilupakan di masa sekarang adalah kurangnya generasi penerus yang memiliki minat untuk belajar dan mewarisi kebudayaannya sendiri
Globalisasi adalah berasal dari kata Globalization. Global artinya dunia sedangkan lization artinya adalah proses. Secara bahasa arti Globalisasi adalah Suatu proses yang mendunia, suatu proses yang membuat manusia saling terbuka dan bergantung satu sama lainnya tanpa batas waktu dan jarak.
Di era globalisasi yang didukung perkembangan teknologi, alat transportasi dan ilmu pengetahuan seseorang di suatu wilayah dapat mengetahui segala jenis informasi yang tersebar di dunia luar dengan cepat dan mudah. Globalisasi dimaknai sebagai dunia satu atap atau dunia batas.
Kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat Minangkabau dan berkembang di seluruh kawasan berikut daerah perantauan Minangkabau. Budaya ini merupakan salah satu dari dua kebudayaan besar di Nusantara yang sangat menonjol dan berpengaruh.
Budaya ini memiliki sifat egaliter, demokratis, dan sintetik, yang menjadi anti-tesis bagi kebudayaan besar lainnya, yakni budaya Jawa yang bersifat feodal dan sinkretik.
Bendi adalah kendaraan tradisional yang banyak digunakan pada masa lampau, dengan kuda sebagai penarik utamanya. Di jaman sekarang kendaraan serupa bisa ditemukan pada delman yang biasa digunakan di beberapa tempat di Minangkabau.
Kusir, atau pengemudi Bendi ini akan mengantarkan para pengunjung yang ingin berkeliling kota yang ada di Minangkabau dan menikmatinya keindahan kota dengan santai.
Bendi pernah menjadi transportasi primadona di Minangkabau. Pada masa Kolonial Belanda, bendi sering digunakan oleh saudagar kaya, para penghulu, ataupun petinggi pangrehpraja, seperti controleur, demang, asisten demang, dan lain sebagainya.
Bendi juga sering mangkal di Stasiun Simpang Haru untuk menunggu para penumpang yang pulang. Dalam sebuah lagu Minang yang mengiringi tari payung, terdapat lirik “Babendi-bendi ka sungai tanang, singgahlah mamatiak bungo lambayuang”.
Lirik tersebut mengisyarakatkan bahwa bendi dulunya merupakan kendaraan tradisional populer masyarakat Minangkabau.
Pola hidup masyarakat masa kini dengan masa dahulu sangatlah berbeda hal ini juga dampak arus globalisasi sehingga perlu penanganan yang lebih baik. Dampak lain dari globalisasi yaitu berkembangnya teknologi-teknologi canggih yang sangat membantu manusia namun juga dapat merusak mental dan moral generasi muda.
Sebagai contoh pada masyarakat Minangkabau dulunya menggunakan kendaraan bendi untuk berpergian ke luar. Dulu bendi sangatlah gampang dan mudah untuk ditemui, tetapi sekarang semua itu sulit untuk kita temui.
Sekarang bendi hanya berada di tempat-tempat tertentu seperti di pasar-pasar. Semenjak adanya gojek atau kendaraan lain posisi bendi pun semakin menurun kebelakang.
Karena zaman sekarang hidup sangat mudah, untuk berpergian kemana saja bisa memakai hp yang di mana dapat meminta orang untuk mengantar kita kemana pun yaitu dengan menggunakan app gojek.
Kebudayaan dan masyarakat adalah ibarat dua sisi mata uang, satu sama lain tidak dapat dipisahkan. Di samping itu, Minangkabau merupakan kaya akan berbagai macam budaya sosial masyarakat yang unik dan indah serta sangat cocok bagi orang luar yang ingin melihat pesona sosial budaya Minangkabau.
Kesadaran masyarakat untuk menjaga budaya lokal sekarang ini terbilang masih sangat minim.
Masyarakat lebih memilih budaya asing yang lebih praktis dan sesuai dengan perkembangan zaman. Hal ini bukan berarti bahwa tidak boleh mengadopsi budaya asing, namun banyak budaya asing yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa.
Seperti masuknya budaya asing yaitu budaya berpakaian yang lebih mini dan terbuka yang sering dikenal istilah” you can see” dimana tidak sesuai dengan budaya Minang yang menganut nilai sopan santun dan ditunjang dengan mayoritas penduduknya beragama Islam yag menjunjung tinggi cara berpakaian yang dapat menutup aurat.
Minangkabau merupakan daerah yang mempunyai banyak sekali kebudayaan, yang terdiri dari kumpulan kebudayaan yang ada di seluruh daerah yang ada di Minangkabau
Budaya asing terus masuk dengan tidak terbendung ke Minangkabau yang dapat mengikis ataupun melunturkan budaya lokal yang dimiliki oleh Minangkabau, untuk itu perlunya upaya-upaya penting terus dilakukan dalam menanggulangi permasalahan tersebut sehingga budaya Minangkabau dapat tetap eksis dalam keasliannya walaupun diterpa arus globalisasi.
Berbagai cara dapat dilakukan dalam melestarikan budaya, namun yang paling penting yang harus pertama dimiliki adalah menumbuhkan kesadaran serta rasa memiliki akan budaya tersebut, sehingga dengan rasa memiliki serta mencintai budaya sendiri, orang akan termotivasi untuk mempelajarinya sehingga budaya akan tetap ada karena pewaris kebudayaannya akan tetap terus ada.
Ada berbagai upaya yang dapat dilakukan untuk melestarikan budaya Minangkabau diantaranya:
- Menumbuhkan kesadaran tentang pentingnya budaya sebagai jati diri daerah.
- Ikut melestarikan budaya dengan cara berpartisipasi dalam pelestarian dan pelaksanaannya.
- Mempelajarinya dan ikut mensosialisasikan kepada orang lain sehingga mereka tertarik untuk ikut menjaga atau melestarikannya bahkan mempertahankannya.
Maka perlu untuk masyarakat Minangkabau untuk melestarikan dan mempertahankan kebudayaan tradiasional Minang seperti transportasi bendi yang dulu banyak ditemui dimana-mana dan sekarang hanya beberapa yang kita temui.
Generasi penurus kebudayaan Minangkabau sangatlah berperan penting dalam mempertahankan masalah ini. Kalau bukan kita sebagai generasi penerus, siapa lagi yang akan mempertahankan kebudayaan yang kita miliki.
.*Mahasiswi Sastra Minangkabau, FIB, Universitas Andalas