Langgam.id - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI imbau para siswa SMA atau SMK sederajat yang akan lulus sekolah serta berencana melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi dan berasal dari keluarga miskin atau kurang mampu agar segera mengurus Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah.
“Kami berharap adik-adik semuanya yang berminat untuk kuliah jangan berhenti hanya karena tidak ada dana. Bapak Presiden melalui Menteri Pendidikan dan Kebudayaan sudah menyiapkan sekitar 400 ribu untuk KIP Kuliah baik itu KIP Kuliah reguler maupun untuk KIP Kuliah afirmasi,” ujar Sesditjen Pendidikan Tinggi Kemendikbud, Paristiyanti melalui rilis yang diterima Langgam.id, Senin (2/3/2020).
2020, katanya, Kemendikbud memperluas sasaran beasiswa pendidikan tinggi dengan diberikan kepada 818 ribu mahasiswa melalui KIP Kuliah, termasuk penerima bidikmisi on going sampai masa studi selesai.
“Pemerintah akan mentargetkan penerima KIP Kuliah sejumlah 400 ribu penerima baru. Selain itu KIP Kuliah juga akan memberi akses kepada pendidikan vokasi,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Pusat Layanan Pembiayaan Pendidikan, Abdul Kahar mengatakan, program KIP Kuliah merupakan salah satu program prioritas pemerintah.
“Akses sampai ke perguruan tinggi. Bukan hanya bagaimana dia bisa meningkatkan kompetensi akademik tapi paling tidak harapannya ke depan apalagi menjadi prioritas adalah program vokasi, tentunya hal ini niat pemerintah bagaimana anak-anak yang berasal dari keluarga miskin bisa terangkat dan memutus mata rantai apa yang menjadi masalah dalam keluarganya selama ini,” ujarnya.
Terkait persyaratan penerima KIP Kuliah, kata Kahar, merupakan siswa SMA atau sederajat yang akan lulus pada tahun berjalan atau lulus 2 (dua) tahun sebelumnya.
Baca juga : 3 PTN di Sumbar yang Terima Mahasiswa melalui Jalur SNMPTN 2020
Lalu, mereka memiliki potensi akademik yang baik, tapi memiliki keterbatasan ekonomi yang dibuktikan dengan kepemilikan program bantuan pendidikan nasional dalam bentuk KIP atau berasal dari keluarga peserta Program Keluarga Harapan (PKH), keluarga pemegang Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) serta mahasiswa dari panti sosial/panti asuhan.
Kemudian, Lulus seleksi penerimaan mahasiswa baru, dan diterima di PTN atau PTS pada Prodi dengan Akreditasi A atau B, serta dimungkinkan dengan pertimbangan tertentu pada Prodi dengan Akreditasi C.
Dari 3,7 juta siswa SMA sederajat di Indonesia yang akan lulus tahun ini, jumlah yang akan disasar Kemendikbud tahun 2020 yaitu 1,1 juta penerima program Indonesia Pintar. “Meskipun dari 1,1 juta itu belum bisa dipastikan akan kuliah, paling tidak itu sudah menjadi sasaran utama,” ungkapnya.
Kahar menegaskan, bahwa program Kartu Indonesia Pintar jangan sampai menjadi isu negatif bagi penerima Bidikmisi sebelumnya, karena ini justru menjadi jaminan bahwa uang mereka tidak ada yang terpisah.
Sehingga, katanya, bagi mereka yang menerima KIP kuliah menganggap dirinya tidak melanjutkan program Bidikmisi, tetapi tetap menjadi kelanjutan dan menjadi perhatian pemerintah sampai selesai studinya.
“Hadirnya program ini bukan berarti menggantikan dalam arti mengabaikan yang lama tetapi justru tetap meneruskan yang lama dan memperluas akses yang baru,” katanya.
Lalu, Ketua Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT), Mohammad Nasih menjelaskan, pendaftaran Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) yang semula pendaftaran akan ditutup pada tanggal 27 Februari 2020 pukul 23.50, tetapi khusus bagi calon mahasiswa dari keluarga tidak mampu yang membutuhkan KIP Kuliah, disediakan perpanjangan waktu yang menyesuaikan pendaftaran KIP Kuliah, yaitu tanggal 2 hingga 31 Maret 2020.
“Untuk pendaftaran SNMPTN tahun 2020 terdapat 561.512 siswa yang eligible untuk mendaftar di SNMPTN, ini sesuai dengan kuota untuk masing-masing aplikasi di setiap SMA,” ujarnya.
Tahun ini, kata Nasih, SNMPTN menggunakan model baru dalam proses seleksi bagi siswa yang berhak mendaftar SNMPTN.
“Kalau tahun yang lalu kita menggunakan rangking sebagai alat untuk memperingkatkan atau cut off, tahun ini kita menggunakan jumlah orang sebagai cut off untuk mereka yang eligible,” jelasnya.
Dengan demikian, kuota yang sebelumnya hanya 40 persen akan tetap, tidak seperti tahun lalu yang bisa menjadi 60 atau 80 persen.
Data dari LTMPT, hinga saat ini, terdapat 103 ribu siswa yang belum mendaftar dan sebanyak 143 ribu siswa yang belum melakukan proses finalisasi.
“Berkaitan dengan KIP, kami mengimbau pendaftaran SNMPTN yang berakhir pada tanggal 27 Februari 2020 pukul 23:59, semua yang di eligible kita harap untuk segera mendaftar,” katanya. (*/ZE)