Langgam.id - Kunjungan wisatawan asing ke Sumatra Barat (Sumbar) menurun 4,41 persen dari 58.876 kunjungan pada 2017 menjadi 54.369 kunjungan selama 2018.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) Sumbar itu disampaikan Wakil Gubernur Nasrul Abit pada Rapat Koordinasi Peran serta Lembaga dalam Penanggulangan Bencana Tingkat Provinsi Sumatra Barat tahun 2019 di Aula Kantor Gubernur, Kamis (14/2/2019).
"(Ini) dari akibat rasa ketakutan dan kekuatiran akibat ancaman bencana," kata Wagub sebagaimana dilansir siaran pers Humas Pemprov Sumbar.
Wagub mengatakan, Sumbar merupakan supermarketnya bencana. Hal ini menimbulkan semacam rasa ketidakamanan untuk berkunjung.
"Hal ini juga membuat ancaman pertumbuhan industri pariwisata dan ekonomi kreatif serta UMKM yang menjadi salah satu tulang punggung perekonomian di Sumbar," kata Nasrul.
Meski demikian, ujar Wagub, bagaimanapun hal itu harus bisa diantisipasi dengan cara mengurangi risiko yang ditimbulkan bencana. "Karena itu butuh dukungan dari berbagai pihak," ujar Wagub.
Ia mengatakan, Bali yang sudah dikenal sebagai tempat wisata dunia, juga memiliki banyak ancaman bencana, termasuk bencana gempa dan tsunami. Namun desinasi wisata Bali masih diminati oleh manca negara.
"Kita bisa belajar dari Provinsi Bali. Untuk meningkatkan kesiapsiagaan daerahnya, perlu melibatkan sektor swasta dalam hal sertifikasi bangunan, dengan mengfungsikan bangunannya sebagai shelter evakuasi, seperti hotel, mall, gedung perkantoran dan gedung-gedung bertingkat lainya," jelasnya.
Selanjutnya, Wagub berharap, industri pariwisata Sumbar dapat terus tumbuh seiring dengan meningkatnya kesiapsiagaan masyarakat yang menciptakan rasa aman dan kepercayaan bagi wisatawan untuk berkunjung di Sumatera Barat.
Hadir pada acara Rakor tersebut Deputi Pencegahan dan Kesiapsiagaan, Ketua PHRI dan pemilik Hotel dan pengelola restoran, Kepala BPBD Sumbar, Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten dan Kota se Sumbar dan undangan lainnya yang berjumlah 120 orang. (HR)