Relawan Rakyat Bantu Rakyat Tempuh Jalur Ekstrem Salurkan Bantuan ke Kampung Terdampak di Batipuh

Relawan Rakyat Bantu Rakyat Tempuh Jalur Ekstrem Salurkan Bantuan ke Kampung Terdampak di Batipuh

Penyaluran bantuan logistik untuk penyintas bencana di Subarang Aia, Jorong Ladang Laweh, Nagari Batipuah Baruah, Kecamatan Batipuh, Kabupaten Tanah Datar, oleh gerakan Rakyat Bantu Rakyat, kemarin. Foto: Yose Hendra

Langgam.id – Sekelompok relawan menyalurkan bantuan logistik yang diperlukan penyintas di Kecamatan Batipuh, Kabupaten Tanah Datar, Kamis (11/12/2025). Relawan yang dikoordinasikan oleh Yefral Kasman dan Afdal Zulka ini menyalurkan bantuan ke lokasi terdampak namun sulit dijangkau akibat bencana hidrometeorologi dan ekologis beberapa waktu lalu.

Misalnya, kampung Subarang Luak, Jorong Ladang Laweh, Nagari Batipuh Baruah. Hingga kemarin, untuk urusan sirkulasi logistik atau hasil bumi di sana masih menggunakan tali sling (pakai katrol) karena terputusnya jembatan akibat banjir bandang sungai Batang Sumpur.

Kepala Jorong Ladang Laweh Arif Rahman, Subarang Luak terisolasi selama 5 lima hari setelah jembatan penghubung satu-satunya ke kampung tersebut putus dihantam banjir bandang pada 27 November 2025.

Di kampung itu, katanya, ada sekitar 50 kk atau 200 jiwa. “Mereka tak terisolir selama lebih kurang 5 hari karena air sungai besar,” ujarnya.

Selain itu, akses ke sana juga susah. Relawan dalam penyaluran kemarin harus memikul logistik dengan berjalan kaki sejauh 1 km. Dan itu pun tak bisa ke titik penyintas, karena putusnya jembatan. Bantuan pun disalurkan pakai sling katrol.

“Sekarang kami dapat bantuan dari Bang Ferry dan kawan-kawan dengan tagline Rakyat Bantu Rakyat, hal yang sangat bermanfaat bagi kami,” ucapnya.

Bantuan logistik yang disebar Yefral dan kawan-kawan merupakan amanah dari pendonor yang mengatasnamakan Rakyat Bantu Rakyat. Gerakan ini diinisiasi oleh Fery Amsari dari Themis Indonesia Law Firm, Auriga Nusantara, Yayasan Bambu Lingkungan Lestari melalui platform donasi Kitabisa.com.

Afdal mengatakan, penyaluran bantuan berbasiskan kebutuhan masyarakat. Artinya, sebelum disalurkan bantuan, maka relawan yang jadi penghubung akan meminta data hal yang sangat dibutuhkan dari daerah sasaran.

Yefral menambahkan, dalam penyaluran bantuan di Kecamatan Batipuh, kemarin, timnya menyebar 58 paket bantuan untuk Subarang Luak, 148 paket untuk Gunung Bungsu, 62 paket untuk Pincuran Tujuh. Ketiga kampung ini berada di wilayah Nagari Batipuh Baruah. Sementara juga disisihkan 32 paket untuk Jorong Padang Kunyik, Nagari Bungo Tanjuang.

Selain di Subarang Aia, lokasi lain juga penuh tantangan. Misal Gunung Bungsu. Bencana longsor di kawasan itu menyulitkan masyarakat untuk pergi atau keluar kampung. Sebab ada beberapa titik longsor di ruas jalan utama ke Kota Padang Panjang. Sehingga untuk ke Padang Panjang mereka harus memutar jalan ke arah Pincuran Tujuh dan selanjutnya ke Ladang Laweh, dengan jalur ektrem, elevasi curam.

“Kalau jalan biasa berjarak 14 km dari Kota Padang Panjang. tapi jalan biasa melalui Tambangan banyak putus, sehingga harus memutar ke Pincuran Tujuah dan Ladang Laweh, menjadikan jarak 20 km,” kata Wali Jorong Gunung Bungsu Armadius.

Ketua Koordinator Satgas Bencana Gunung Bungsu, Hermanto, menambahkan, ada 170 kk terdampak banjir bandang dan longsor, dimana 27 rumah rusak berat. Selain itu, sumber ekonomi seperti persawahan dan perladangan juga 90 persen lumpuh total. Irigasi rusak total.

“Ada 170 kk atau 500 jiwa mengungsi dan bergantung makan sehari-hari pada dapur umum di Masjid Nurul Hidayah. Masjid ini satu-satunya pengungsian dan dapur umum di Jorong Gunung Bungsu. Masyarakat tetap makan bersama di sini, dan sebagian menjemput perbekalan di sini. ada sekitar 400 porsi makan siang dan 400 porsi makan malam,” jelasnya.

Nah, bantuan kemarin seperti cabai merah pun langsung diolah masyarakat untuk dapur umum.

“Bantuan yang digerakkan Feri Amsari dan kawan-kawan dengan tagline Rakyat Bantu Rakyat ini snagat bermanfaat bagi kami, karena masyarakat belum bisa beraktivitas ke ladang atau lahan pertanian, karena masih hujan. Daerah kami ini jauh, sulit dijangkau,” tandas Armadius.

Lampiran Gambar

Dalam penyaluran bantuan kemarin, turut terlibat Rahman Dt Rajo Leman, Rika silvia
Amilia Diana, Melda Dina, Edison, dan Alet damkar.

Selain di Nagari Batipuah Baruah, mereka juga menggerakkan bantuan untuk warga terdampak tanah retak di Jorong Padang Kunyik, Nagari Bungo Tanjung.

Nagari Bungo Tanjuang Yudisthira Anuggraha mengatakan bencana kemarin berdampak pada 59 jiwa warga Padang Kunyik karena adanya rekahan pada tanah sekitar lingkungan mereka, sebagian rumah rusak. Sehingga mereka pun mengungsi.

“Bantuan ini seperti sitawa sidingin (ungkapan adat Minangkabau yang berarti penawar duka, penyejuk hati, atau penghibur lara),” tukasnya.

Sementara Feri salah seorang inisiator Rakyat Bantu Rakyat di platform Kitabisa.com, mengatakan gerakan Rakyat Bantu Rakyat dan kitabisa.com menjadi gambaran bahwa rakyat Indonesia punya kepedulian sesama yang luar biasa.

“Semoga terus menyatukan diri. Paling buruk dari bencana ini adalah bencana pembuat kebijakan. Mereka tidak mampu hadir dalam kemalangan warganya, tapi gelisah dengan sikap sigap warganya yang salin peduli,” pungkas Feri, pakar Hukum Tata Negara dari Universitas Andalas ini. (*/Yh)

Baca Juga

Tim gabungan terus melakukan pencarian terhadap dua warga yang masing hilang akibat banjir bandang yang melanda Padang pada 28 November lalu.
Dua Warga Padang Hilang Akibat Banjir Bandang, Pencarian Masih Terus Dilakukan
Yasmin Napper Jadi Relawan di Padang: Lumpur di Mana-mana, Rumah dan Musala Hancur
Yasmin Napper Jadi Relawan di Padang: Lumpur di Mana-mana, Rumah dan Musala Hancur
Kemenkes antisipasi kenaikanpenyakit di wilayah terdampak bencana banjir dan longsor di Sumbar dengan operasi kedaruratan kesehatan.
Kemenkes Aktifkan Kedaruratan Kesehatan di Sumbar Antisipasi Penyakit Pascabencana
Personil kepolisian membawa jenazah korban galodo di Nagari Salareh Aia Timur.
12 Hari Pasca Galodo Silareh Aia, 68 Orang Masih Hilang
Sekolah Terdampak Banjir, Ujian Semester MTsN 8 Pesisir Selatan Tetap Berjalan 
Sekolah Terdampak Banjir, Ujian Semester MTsN 8 Pesisir Selatan Tetap Berjalan 
Belasan pemuda bergantian meniti batang pohon kelapa sebagai jembatan darurat yang dibentangkan di Sungai Nanggang, Jorong Subarang Aia,
Air Sungai Nanggang Naik, Jembatan Darurat ke Subarang Aia Putus