Waspada Banjir Bandang, WALHI Peringatkan Dua Nagari di Maninjau dalam Status Risiko Tinggi

Waspada Banjir Bandang, WALHI Peringatkan Dua Nagari di Maninjau dalam Status Risiko Tinggi

Masyarakat Jorong Balai Belo Kenagarian Koto Kaciak Kecamatan Tanjung Raya Kabupaten Agam masih berjibaku dan bergotong royong memulihkan kondisi rumah masyarakat yang terdampak cukup parah akibat dihantam galodo pada 24 November 2025. Foto: Doni Marlizon

Langgam.id – Warga di Koto Kaciak dan Koto Gadang, kawasan pesisir Danau Maninjau, diminta meningkatkan kewaspadaan menyusul potensi banjir bandang yang masih tinggi akibat hujan lebat yang terus mengguyur sejak beberapa hari terakhir. Peringatan ini disampaikan WALHI Sumatera Barat setelah melakukan pemantauan lapangan dan analisis risiko di dua nagari tersebut.

Menurut WALHI, kombinasi curah hujan ekstrem, kontur perbukitan yang curam, serta keberadaan material longsoran lama yang belum stabil dapat memicu banjir bandang secara tiba-tiba. Ancaman ini dinilai dapat membahayakan keselamatan warga, merusak pemukiman, serta memutus akses jalan keluar masuk nagari.

“Dua wilayah ini berada pada zona merah risiko banjir bandang, terutama bagian pemukiman yang dekat dengan aliran sungai,” ujar WALHI Sumbar dalam keterangannya, Sabtu (6/12).

WALHI meminta warga yang tinggal di bantaran sungai, lereng terjal, maupun jalur aliran air untuk meningkatkan kewaspadaan. Beberapa tanda bahaya yang harus direspons cepat antara lain meningkatnya debit sungai, perubahan warna air menjadi keruh, atau terdengarnya suara gemuruh dari arah hulu.

Warga juga diminta segera menghubungi pihak nagari, BPBD, maupun relawan apabila melihat kondisi tidak normal. Kelompok rentan seperti lansia, anak-anak, dan ibu hamil diimbau diprioritaskan apabila evakuasi harus dilakukan.

Selain memperingatkan warga, WALHI juga mendesak Pemerintah Kabupaten Agam dan BPBD untuk memperkuat kesiapsiagaan dengan menempatkan tim di titik rawan, menyiapkan jalur serta lokasi evakuasi, dan melakukan peringatan dini secara berkala.

“Keselamatan warga harus menjadi prioritas utama. Langkah cepat dan antisipatif sangat dibutuhkan dalam situasi seperti ini,” tegas WALHI.

WALHI menutup imbauannya dengan pesan: “Untuk keselamatan manusia dan keselamatan ruang hidup.” (*/Yh)

Baca Juga

Dua hari setelah jasad ibunya ditemukan, Erika Desra (33) kembali datang ke puing-puing kediaman ibunya di Jorong Subarang Aia, Nagari Salareh
Kisah Erik Temukan Al-Qur’an Milik Ibunya yang Meninggal Akibat Galodo di Agam
Banjir Bandang Sumatera: Antara Bencana Alam atau Ekologis
Banjir Bandang Sumatera: Antara Bencana Alam atau Ekologis
Warga Subarang Aia Agam Gali Empat Kuburan Massal untuk Pemakaman Korban Galodo
Warga Subarang Aia Agam Gali Empat Kuburan Massal untuk Pemakaman Korban Galodo
Gerilya Konten Kreator Lokal Merespons Bencana Besar di Sumbar, Himpun Donasi dari Medsos Lalu Salurkan ke Daerah Terisolir
Gerilya Konten Kreator Lokal Merespons Bencana Besar di Sumbar, Himpun Donasi dari Medsos Lalu Salurkan ke Daerah Terisolir
Banjir bandang dan longsor yang terjadi pada 26–28 November 2025 menerjang kawasan Batu Busuk, Kecamatan Pauh, Kota Padang.
Cerita Warga Batu Busuk saat Rumahnya Hanyut Dibawa Banjir Bandang
Tim gabungan pencari korban banjir bandang atau galado masih terkendala dengan medan yang masih ditimbun lumpur yang cukup tinggi.
Pencarian Korban Galodo di Salareh Aia Agam, Petugas Terhadang Lumpur Setinggi Bahu