Langgam.id – Situasi di Nagari Malalak Timur kian kritis setelah banjir bandang melanda Jorong Toboh. Akses menuju lokasi bencana sepenuhnya terputus, membuat evakuasi korban dan distribusi logistik semakin sulit. Hingga Kamis malam (27/11/2025), total delapan korban ditemukan meninggal, sementara tujuh orang lainnya masih hilang dan dalam pencarian.
Seorang jurnalis, Andri, yang berada di lokasi mengatakan kondisi terisolir ini membuat operasi SAR berjalan sangat lambat.
“Selain kekurangan personel, akses keluar-masuk putus total. Ada dua titik jalan yang terban. Bahkan saya sendiri pun sulit lewat, jangankan mobil, motor pun tidak bisa,” ujarnya, Jumat (28/11/2025).
Evakuasi Sistem “Transit” Darurat
Karena jalan amblas di dua titik, proses evakuasi terpaksa dilakukan dengan sistem transit. Jembatan darurat sudah dibuat di satu titik pada Rabu sore untuk memindahkan ibu-ibu dan lansia, tetapi itu hanya menolong sebagian kecil warga.
“Dari lokasi terban pertama, pasien diturunkan dulu, baru dibawa lagi ke rumah sakit. Tapi setelah itu ada lagi jalan yang terban. Dua-duanya putus,” jelasnya.
Situasi ini membuat ambulans tidak dapat keluar-masuk ke Jorong Toboh. Jika korban selamat membutuhkan perawatan medis, jalur darat hampir mustahil digunakan.
“Kalau jenazah ditemukan dan keluarganya ada di kampung, bisa langsung dibawa ke rumah duka. Tapi kalau keluarga korban juga terdampak atau tidak ada di lokasi, otomatis harus dibawa ke rumah sakit. Lalu bagaimana caranya? Ambulans tidak bisa lewat,” katanya.
Warga dan relawan meminta pemerintah daerah serta instansi terkait segera mengerahkan alat berat dan membuat akses darurat yang lebih aman dan stabil.
“Ini harus sesegera mungkin diperbaiki apa pun caranya. Masih ada tujuh korban yang dicari. Kalau aksesnya tidak dibuka, proses pencarian dan evakuasi akan makin sulit,” tegas Andri.
Kondisi cuaca yang masih tidak stabil serta jalur logistik yang terkendala membuat Malalak Timur kini benar-benar bergantung pada bantuan dari luar. Tanpa akses darurat, operasi SAR, evakuasi warga, dan penyaluran bantuan bisa terhenti sewaktu-waktu. (*/Yh)




