Langgam.id – Konferensi Wakaf Internasional (KWI) resmi dibuka pada Sabtu (15/11/2025) di Ballroom Hotel Truntum Padang.
Pembukaan KWI ditandai dengan pemukulan gendang secara bersama-sama oleh Menteri Agama RI KH Nasaruddin Umar, Ketua DPR RI Ahmad Muzani, Gubernur Sumbar Mahyeldi.
Selain itu, juga ada Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor, KH Hasan Abdullah Sahal, perwakilan Al Azhar Sheikh Dr Mahmoud Al Hawary, Ketua Badan Wakaf Indonesia Kamaruddin Amin dan Wakil Gubernur Sumbar Vasko Ruseimy.
Kegiatan ini menghadirkan tokoh-tokoh penting nasional dan internasional, termasuk kehadiran Wakil Presiden RI ke-13, Prof Dr KH Ma’ruf Amin.
Gubernur Sumbar Mahyeldi Ansharullah mengapresiasi kontribusi seluruh pihak atas diselenggarakannya konferensi yang sangat penting untuk upaya konstruksi kebangkitan ekonomi bangsa.
Ia menyebutkan bahwa potensi wakaf produktif di tanah air sangat besar dan belum optimal pengelolaannya.
Mahyeldi mengharapkan dari konferensi ini akan lahir rekomendasi-rekomendasi dan risalah wakaf produktif di Indonesia.
Ketua Dewan Pertimbangan MUI, Prof Dr KH Ma’ruf Amin mengungkapkan bahwa wakaf telah menjadi menjadi penopang peradaban sejak awal kelahiran Islam.
Ia mengatakan, dari 57 ribu hektare potensi lahan wakaf, hanya 4 persen yang produktif, mayoritas untuk sarana ibadah, pendidikan dan sosial.
“Kita tentu bersyukur, tapi kita juga harus jadikan aset ini bukan hanya memperkuat sisi spriritual tapi juga harus bisa untuk ekonomi umat,” beber Ma’ruf.
Menteri Agama RI KH Nasaruddin Umar mengatakan konferensi ini menjadi momentum strategis bagi Sumbar, yang memiliki sejarah panjang dalam tradisi wakaf dan pendidikan Islam, untuk berkontribusi dalam peradaban ekonomi umat melalui pengelolaan wakaf yang modern, transparan, dan produktif.
“Mudah-mudahan Sumbar bisa jadi barometer pemberdayaan wakaf di Indonesia. Pembangkitnya dari Sumatra Barat,” ujar Nasaruddin.
Ia menambahkan bahwa potensi dana umat sangat besar. Mulai dari zakat, infak, sedekah, kurban hingga potensi perantau Sumbar juga sangat besar.
“Jika dikelola dengan optimal, Sumbar bisa menjadi contoh pengelolaan dana umat,” ucap Nasaruddin.
Pada hari pertama konferensi digelar beberapa agenda penting yaitu Penandatanganan MoU Pemprov dengan BPKH, Penandatanganan Komitmen bersama Bank Nagari dan Wakaf Warrior, serta Launching Wakaf Uang.
Pada sisi siang, konferensi memasuki sesi-sesi ilmiah yang fokus pada isu-isu wakaf kontemporer. Dimulai dengan pembahasan wakaf untuk pembangunan berkelanjutan yang menampilkan pembicara ahli, termasuk Keynote Speech oleh Dr. Phil. H. Kamaruddin Amin (Ketua Badan Wakaf Indonesia), Dr Perry Warjiyo (Gubernur BI), dan Dr Triang Astarduddin.
Pada sesi 2 dibahas tema Zakat dan Wakaf untuk Kesejahteraan Sosial: Konsep dan Strategi. Sesi ini menghadirkan lima pakar.
Termasuk di dalamnya adalah Keynote Speech dari Prof Dr Nizar Ali MAg (Direktur Jenderal Kemenag RI), Prof Dr Noor Achmad MA (Ketua Baznas RI), dan Prof Dr Ahmad Wira MA (Management Eksekutif KDEKS Sumbar).
Terakhir di Sesi 3 dibahas “Best Practice Wakaf untuk Pendidikan: Strategi Pemberdayaan Wakaf untuk Pengembangan SDM dan Pendidikan Berkelanjutan. (*)






