Langgam.id – Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi Ansharullah, menerima audiensi dengan Direktur PT MNC Asset Management, Dimas Aditya Ariadi, di kediamannya pada Selasa (9/9/2025).
Pertemuan ini membahas penjajakan kerjasama investasi di Sumbar, terutama di tengah kondisi fiskal daerah yang semakin menyempit. Turut mendampingi Asisten Perekonomian dan Pembangunan, Adib Alfikri, serta Kepala Biro Perekonomian, Kuartini Deti Putri dan Sekretaris Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu, Yudi.
Dalam pertemuan itu, Mahyeldi menekankan pentingnya mencari alternatif pembiayaan pembangunan di tengah keterbatasan anggaran. Ia menyebutkan, transfer pusat ke daerah diperkirakan kembali berkurang, sementara belanja daerah untuk pegawai, infrastruktur, dan pendidikan tetap tinggi.
“Kalau tidak ada dukungan anggaran dari pusat, tentu tugas pembangunan akan sulit tercapai. Karena itu kita perlu mencari solusi lain, salah satunya sukuk daerah,” jelasnya.
Gubernur mengungkapkan, sejak 2022 Sumbar sudah mempersiapkan penerbitan sukuk daerah, meski masih terkendala regulasi di OJK. Ia mengaku telah bersurat sejak Februari 2025 dan tetap optimistis solusi akan segera ditemukan. “Sukuk daerah bisa menjadi ruang baru untuk menggerakkan pembangunan di Sumbar,” tambahnya.
Selain sukuk, Pemprov Sumbar juga tengah mendorong konsep Green Province dengan memanfaatkan potensi pendanaan lingkungan. Mahyeldi menyebut sudah ada dana sekitar 3,5 juta dolar AS yang masuk, dan ke depan diupayakan tambahan hingga 20 juta euro dari Jerman.
Tak hanya itu, Pemprov Sumbar juga menyiapkan seminar internasional wakaf pada November mendatang. Potensi wakaf di Indonesia yang mencapai lebih dari Rp500 triliun, menurutnya, dapat menjadi sumber pembiayaan alternatif. Narasumber yang dihadirkan berasal dari Mesir, Arab Saudi, Qatar, Kuwait, Malaysia, serta Indonesia.
Gubernur juga menegaskan pentingnya optimalisasi aset daerah. Beberapa kantor pemerintahan akan diintegrasikan, sementara gedung lain bisa dimanfaatkan untuk pihak ketiga. Ia juga menginstruksikan kepala OPD yang bertugas ke Jakarta agar selalu menyempatkan bertemu kementerian terkait.
Selain itu, Mahyeldi menyoroti potensi besar perantau Minang yang mampu mengalirkan hingga Rp25 triliun per tahun untuk mendukung perekonomian daerah. “Ini juga harus kita kelola dengan baik,” ujarnya.
Dari sisi investasi, Dimas Aditya Ariadi menyebut PT MNC Asset Management siap menjajaki kerjasama dengan Pemprov Sumbar dan BUMD, seperti Bank Nagari dan Jamkrida Sumbar. Menurutnya, potensi investasi di Sumbar cukup luas, mulai dari hilirisasi pertanian, perkebunan, energi panas bumi, hingga sektor lainnya.
“Kami berterima kasih bisa bersilaturahmi dan berdiskusi dengan Gubernur Sumbar. Banyak hal yang bisa diinisiasi, baik dengan BUMD maupun Pemprov bersama Kadin Indonesia,” kata Dimas.